19. Amarah > Revisi✔

4.9K 169 3
                                    


|UNTUK CERITA PADA PART INI SUDAH DILAKUKAN REVISI BESAR-BERASAN, UNTUK BEBERAPA BAGIAN DIHILANGKAN NAMUN INTI CERITA MASIH SAMA SEPERTI SEBELUMNYA. REVISI INI BERTUJUAN AGAR CERITA DAPAT LEBIH MUDAH DI PAHAMI|

☆▪︎▪︎☆


David memperhatikan wajah adik nya, ia paham pasti terjadi sesuatu sampai semua adiknya terlihat tegang.

"Kalian kenapa?" Tanya David.

"Adek ga ada" Jawab Mark dengan pasrah ia siap jika ditampar oleh David saat ini juga.

"Apa lagi ini" Ucap David mengucap wajahnya gusar. "Gw baru pulang kerja loh! Kalian cuma jaga anak kecil aja bodoh sekali!!" Sambung David membuat semua semakin mencekam.

"Cari Rista sampai ketemu!" Perintah David ke pada seluruh Bodyguard nya. "SINI KALIAN!!!" Sarkas David tanpa bertele-tele seluruh adik nya maju berbaris kehadapan nya.

David berjalan ke depan Ray. "Tugas kamu apa Ray?" Tanya David persis di depan wajah Ray.

"TUGAS KAMU APA!"

"Jaga Rista selama di Sekolah" Ucap Ray dengan suara yang terdengar sangat ketakutan.

"Sekarang, kamu gagal ngejalanin tugas kamu bukan?"

"Iya Kak"

Plak

PLAK

"Bodoh" ucap David sambil menampar Ray sampai tersungkur ke Lantai.

"Kalian lalai sekali!! Apa kejadian 16tahun lalu akan terulang lagi?! Bodoh!! Tolol kalian semua!! Luh, Luh, Luh, Luh, Luh, Idiot kalian!" Ucap David memberikan pukul dan tamparan sangat keras kepada adik-adiknya satu persatu.

Semua diam....

Tak ada yang berani melawan Kakaknya...

"Telfon Rista sekarang" Perintah David.

"Telfon nya mati Kak" Ucap Mark.

"Aghh!!! ANAK ITU!" Geram David membuat semua bergidik ngeri.

"Permisi, saya dapat Laporan Nona Rista terakhir dilihat berada di Mall bersama ketiga teman nya dan seperti mereka sedang berjalan kembali untuk pulang" Ucap salah Satu Bodyguard suruhan David.

Tak lama Rista sampai, ia masih diam di depan pintu besar itu. Ia tak siap harus berhadapan dengan David dan Abang lainnya

Rista masuk dengan keadaan hati campur aduk, ketika membuka pintu ia melihat kelima abangnya berdiri dan ada beberapa memar di wajah mereka.

Kini tatapan nya beralih ke Kakak tertuanya 'DAVID' laki-laki itu menatap Rista dengan tajam, seperti nya dirinya sudah benar-benar dikuasai dengan emosi.

Rista melangkah dengan lambat ia tak mau mendekati sang Kakak tapi kakinya terus maju secara perlahan.

"Masih ingat pulang?" Tanya David dengan dingin.

Tak ada jawaban....

"KAMU MASIH INGAT PULANG?!!" sarkas David berjalan kearah Rista.

David menarik rambut sang adik sampai membuat adiknya meringis kesakitan. "Saya pikir kamu akan kabur lagi seperti 16 tahun lalu"

"Awww! Sakit bang! Lepasin" Ucap Rista mencoba melepaskan tarikan David di rambutnya.

"Kemana saja kamu?" Tanya David dengan tenang tapi terasa dingin.

"Main sama temen" Jawab Rista sambik menahan rasa sakit di rambutnya.

"Dengan cara Bolos seperti ini?!?!!!" Ucap David sambil menarik rambut Rista dengan kecang.

"Awwww! Aku Gak bolos"

"Terus kabur?"

Rista tak menjawab tebakan David benar ia tak punya jawaban lain.

"Kamu diam berarti benar"

David melempar Rista ke dekat Abang yang lain berdiri, ia bangkit dan ikut berdiri disana. Ia hanya menunduk sambil membayangkan nasip nya setelah ini.

Ia tak menyangka David sekeras ini, dia benar-benar tak memandang gender.

"Kamu minta maaf sama abang-abang mu" Ucap David.

Dengan cepat Rista menghapus air matanya dan berjalan memeluk Abang nya satu persatu. Ia merasa bersalah karna dirinya semua Abangnya harus kena omelan dan pukulan dari David.

"Abang Aku minta maaf" Ucap Rista didalam pelukan Ray.

Semua yang mendapatkan pelukan dari Rista dapat merasakan gemetaran dan rasa takut di tubuh Rista sangatlah besar.

Rista menunduk tak berani menatap ke depan, air matanya terus menerus turun tak ada hentinya tubuhnya juga bergetar hebat karna rasa takut.

"Duduk kamu" Ucap David sambil menepuk bagian sofa yang kosong disampingnya.

Rista menggelangkan kepala.

"Saya gak terima penolakan, cepat duduk disini" Ucap David dengan terpaksa Rista duduk Disampingnya.

"Abang denger nilai kamu kurang dalam pelajaran Matematika dan Bahasa" Ucap David dan Rista menggeleng cepat.

"Nggak!"

"Abang dengar dari wali kelas mu"

"Nilai Metematika aku 95 diatas rata-rata"

"Zeo nilai kamu berapa?" Tanya David.

"99.5" Ucap Zeo dengan cepat.

"95 memang tinggi dikelas mu tapi gak untuk kelas 10 unggulan A"

"Tapi 95 saja sudah diatas KKM bang" Ucap Rista.

"Ray nilai Matematika kamu kelas 10 berapa?"

"99.8 Kak"

"Kamu dengar? Kamu tertinggal jauh" Ucap David membuat Rista semakin down.

"Kamu harus les" Ucap David.

"Abang... aku sudah banyak Les, bahkan ga ada hari libur untuk aku istirahat" Ucap Rista yang memang sudah tau poin dari pembicaraan abang nya.

"Kamu masih ada hari minggu untuk istirahat"

"Abang aku mohon, aku mohon"

"Abang aku mohon, aku mohon"

"Gak, biar kamu ga terus menerus main seperti tadi"

"Aku bahkan baru sekali main" Ucap Rista mencoba membela diri nya.

Rista mulai mukul-mukul kepala nya lagi dengan kencang dan mengulang kata-kata secara terus menerus.

Mereka yang kembali melihat sang adik seperti itu dengan cepat menahan tangan agar sang adik tak melukai dirinya sendiri.

"Aku bodoh"

"Aku bodoh"

"Aku bodoh"

Kaliamat itu yang terus menerus keluar dari mulut Rista, Azim yang melihat sang adik seperti itu mengambil obat penenang yang mememang ia sedia kan jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Tenang, adik tenang adek pinter adek keren" Ucap David memeluk Rista agar sang adik tenang.

"Adek Bodoh"

"Nggak, adek pinter adek bisa dapat 95 itu keren" Ucap David berbisik ditelinga Rista.

Semakin lama tak ada perlawanan dari sang adik, Rista semakin tenang.

"Abang, maafin adek. Adek ga bisa kontrol diri adek" Ucap Rista dalam pelukan David.

"Gak kamu sudah berhasil kontrol diri kamu, kamu ke kamar ya sama Leon kamu perlu istirahat" Ucap David melepas pelukan nya dari Rista.

TBC

Jangan lupa Vote ya Kakak
☆☆☆☆☆


PENULISAN
Rabu, 22 Maret 2020
03.52
Bekasi-Babelan

REVISI
Minggu, 08 Januari 2023
03.41

RistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang