Tanpa pikir panjang, lelaki itu membantu Mina untuk berdiri, membiarkan Mina melingkarkan sebelah tangannya di lehernya.
"Permisi" bisiknya saat lelaki itu ingin menahan tubuh Mina dengan melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu untuk memudahkan Mina bergerak.
Setelah ia mendudukkan Mina di kursi teras depan rumahnya, ia membawa masuk sepedah Mina—yang untungnya tidak apa-apa—beserta karung makanan kucingnya.
Mark berjalan ke gadis itu setelah memasukan sepedah berwarna putih polos itu kedalam garasinya, "Masuk dulu, ya?" ucapnya seraya membuka pintu rumahnya.
Mark membantu Mina untuk duduk di sofanya. Gadis itu berulang kali minta maaf, salah satunya karena membuat sofa Mark basah karena tubuhnya.
Lelaki itu dengan segera membongkar rumahnya, mengambilkan handuk baru untuk Mina dan kotak P3K untuk menyembuhkan luka gadis itu.
"Ah-ehm, s-sepertinya kamu mending ganti baju dulu kemudian kita obati lukanya"
"Aku tidak punya baju lain"
"Ah, benar juga"
Mark mondar-mandir di depan Mina, kemudian seakan ia mendapatkan ide, dia berlari ke sisi rumahnya yang lain, dan kembali dengan setumpuk baju hangat ditangannya.
"Kita obati lukanya dulu saja ya?"
Mina terkekeh, "Ok"
Sementara Mark mengernyitkan keningnya, "Sakitnya sudah hilang?" seraya lelaki itu menempelkan kapas yang telah ia basahi dengan alkohol kentangan gadis itu yang tergores jalanan.
"Akh-tidak" Mina menahan perih ditangannya.
"Lalu..?"
"Lucu saja, kamu bertanya pada dirimu sendiri kemudian menjawabnya sendiri"
Mina memamerkan tawanya sekali lagi, mata gadis itu meyipit membentuk bulan sabit. wajahnya yang basah tidak membuat gadis itu kehilangan sinar wajahnya.
Yang mana di detik selanjutnya membuat Mark tidak sanggup melihat wajah Mina karena jantungnya menggila didalam sana.
Lelaki itu dengan telaten membersihkan luka Mina. Ini adalah pertama kalinya bagi lelaki itu membersihkan luka seseorang. Ia harap ia tidak menyakiti Mina.
Ia mengingat Mamanya pernah membersihkan lukanya dengan alkohol kemudian dengan obat merah, yang mana kemudian dia lakukan.
"Maaf kalau sakit, ini pertama kalinya aku melakukan ini" ucap Mark untuk memecahkan hening dianatara mereka berdua.
"Mana ada luka yang tidak sakit"
"Apakah aku melakukannya dengan benar?"
Mark lupa bahwa seharusnya ia tidak melihat wajah Mina. Namun, ia lakukan dengan memasang ekspresi bertanya pada gadis itu.
Kemudian, ia rasa ia tidak ingin melepaskan pandangannya dari Mina.
Tentu tidak ia lakukan, ia tidak ingin Mina tidak nyaman karena ia tatapi terus-terusan.
"Haha, benar kok benar"
Gadis itu tertawa.
Tawanya mulai menjadi lantunan melodi yang masuk dalam top 5 tone di hidupnya.
Mungkin malah berada pada peringkat pertama.
"Kau- ganti baju dulu. Itu baju mamaku, maaf kalau kebesaran. Nanti bajumu biar kukeringkan dulu, biar bisa kamu pakai lagi untuk pulang"
Mina menatap Mark dengan ragu, "Memang tidak apa-apa kalau kupakai?"
Mark mengangguk, meyakinkan Mina, "Tidak apa-apa, pakai saja. Kamar mandinya tinggal lurus, nanti sebelah kanan"
KAMU SEDANG MEMBACA
HONEY CHERRY | Mark Lee X Kang Mina
Fanfiction[Kang Mina X Mark Lee] [COMPLETE] "As much as I wanted to tell you how I love you, I just-can't." -Kang Mina, trying to free herself from her ego and tell Mark if she loves him is such an uneasy thing to do. On the other side, Mark, he'll wait for...