Kucuran air dari showernya terasa berbeda. Dengan air dingin yang sama, jantungnya berdebar kian cepat setiap kali dia menggosok tubuhnya.
Tangannya segera meraih handuk setelah dia rasa tubuhnya sudah cukup bersih. Mengeringkan tubuhnya sebelum keluar dari kamar mandi.
Matanya mengerjap beberapa kali, dia masih tidak percaya bahwa dia benar-benar akan menjalankan lomba terakhirnya hari ini. Setelah tiga tahun setia bergelut di ekskul panahan, dia terpilih menjadi salah satu anggota untuk merebut piagam emas ditahun terakhirnya.
Mina semakin gugup ketika dia melihat diatas kasurnya terletak kostum yang akan dia gunakan untuk lomba. Dia segera mengenakannya, merias wajahnya, mengikat rambutnya, kemudian turun untuk sarapan.
"Oppa akan menontonku juga?" tanyanya seraya menarik kursi disamping Seung Woo yang sedang membantu Ibu menyiapkan sarapan.
"Tentu"
"Ayah?"
"Ayah dan Ibu juga nonton. Tenang" Seung Woo menepuk bahu mina yang tegang. Sejak semalam adiknya itu tidak tenang mengingat hari ini adalah perlombaan yang paling penting dalam hidupnya.
Mina meraih sandwich nya, mengunyahnya dengan pelan dan menenangkan dirinya. Kemudian, dia meraih segelas susu yang telah Ibunya siapkan sebelum akhirnya mereka semua berangkat.
Masih pukul delapan dan lomba dimulai pukul sepuluh. Mereka perlu melakukan latihan satu jam sebelum lomba untuk mempersiapkan semuanya.
Stadion olahraga masih sepi dan dia bisa melihat Ibu, Ayah, dan kakaknya sudah duduk di bangku penonton.
Dia berlari menuju satu tempat yang diarahkan panitia, dimana pelatihnya telah duduk disana menunggu anak-anak tim lainnya.
"Mina! Selamat datang" Pria itu menyapanya, dengan beberapa lembar kertas ditangannya yang sedang dia baca, kemungkinan peraturan selama perlombaan berlangsung.
Dia hanya melihat Hyunjin dan Joohyun disana. Mereka tengah memasang atribut, bersiap untuk melakukan latihan seraya menunggu kehadiran yang lain.
Mina meletakkan barangnya di bagian kosong yang tersedia dan turut memasang atribut keselamatan yang harus dia kenakan.
"Gugup?" Joohyun menyenggolnya, gadis itu tersenyum dengan begitu bersahabat dan cukup membuat dia merasa jauh lebih baik dari sebelumnya, "Kamu pasti bisa!"
"Ssaem! Kita harus makan-makan kalau menang!" seru Hyunjin
"Kalau menang" ulang pelatih mereka seraya terkekeh mendengar Hyunjin. Pria itu berdiri, menepuk punggung anak didiknya itu, "Kamu harus menang"
"Siap, Ssaem!"
"Langsung ke tempat latihan kalau sudah siap"
Kalimat itu menjadi panggilan untuk mereka mengekori pelatih mereka menuju bagian latihan panahan, sebelum mereka menginjakkan kaki ke bagian tengah stadion dan berlomba disana.
Ditangan mereka yang menggendong busur dan anak panah menggantung di punggung mereka.
"Mina, tenang. Kita pasti bisa"
Joohyun, seraya mencetak poin sempurna berbicara dengannya.
Sekolah mereka telah menjunjung gelar sebagai sekolah dengan tim panahan terkuat dan tak terkalahkan; walau akhirnya sekolah mereka perlu merasakan peringkat tiga karena kesalahan yang Mina perbuat, itulah mengapa mengajak Mina masuk dalam tim cukup membuat anggota yang lain merasa traumatis.
Joohyun, walaupun dia terus tersenyum kearah Mina, gadis itu juga sebenarnya sedikit ragu dan merasa khawatir apabila Mina melakukan kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HONEY CHERRY | Mark Lee X Kang Mina
Fanfiction[Kang Mina X Mark Lee] [COMPLETE] "As much as I wanted to tell you how I love you, I just-can't." -Kang Mina, trying to free herself from her ego and tell Mark if she loves him is such an uneasy thing to do. On the other side, Mark, he'll wait for...