14

1K 128 17
                                    

Dia menenggak minumnya, sebelum kembali duduk diatas sofa untuk menghabiskan waktu kosongnya.

Tangannya menarik salah satu buku yang berjajar di rak buku markasnya. Dia perlu memenuhi markas—tempat dia lari untuk malas-malasan— dengan tumpukan buku, selain untuk mengingatkan dia bahwa seharusnya dia ke sekolah untuk belajar bukan malas-malasan, juga beberapa novel disana dia letakkan untuk menjadi bahan hiburannya sambil menunggu waktu kosongnya selesai.

Seperti yang kini tengah dia lakukan.

Sebelum naik keatas panggung dan menjadi pembawa acara, lagi.

Sebelum memasang topengnya yang kian hari kian berat.

"Kamu kenapa?"

Tanpa dia sadar, dia tidak sendiri lagi. Taeyong duduk di kursi komputer hitam yang berjarak tidak jauh darinya.

"Tidak apa-apa"

"Tapi dari kemarin kamu kelihatan... punya masalah" ucap Taeyong ragu, lelaki itu menatapnya sebentar, sebelum kemudian sepenuhnya menghadap kearah komputer didepannya dengan serius.

"Tidak" balasnya singkat. Dia meletakkan buku yang tengah terbuka itu untuk menutup wajahnya, "Aku hanya merasa lelah"

"Ck, selelah itukah menjadi pembawa acara?"

Mark terkekeh, "Kamu perlu mencobanya sendiri"

Dia tidak pernah selelah itu kalau hanya sekedar menjadi pembawa acara.

Hanya saja, kali ini lebih berat dibandingkan sebelumnya.

"Bagaimana kabar kekasihmu?"

Dia mengernyit, wajahnya masih dibawah buku yang semula dia letakkan secara sengaja.

"Siapa?"

Didalam sana dia mengernyit.

"Siapa? Mina bukan namanya?"

Ah.

"Mereka baru putus"

Dia menegakkan tubuhnya, membuat buku yang semula menutupi wajahnya itu terjatuh.

Yuta tengah berdiri didepannya.

"Itulah kenapa dari kemarin dia galau"

Dia memutar matanya melihat Yuta tengah bersandar di tembok markas mereka. Mark menatap Yuta dengan tajam, dia tidak siap mendapat ledekan lainnya bahkan ceramah panjang dari Taeyong setelah apa yang dia lakukan.

"Putus?"

"Dia bukan kekasihku" Mark menghela nafasnya, "Ck, aku saja tidak pernah menyukainya"

Benarkah.

Bernarkah demikian.

Dia akui, dia tidak pernah mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia menyukai seseorang.

Dia akui juga, dia tidak pernah tahu apa arti dari suka itu sendiri.

"Benarkah?"

Taeyong bergumam, membuat dia kembali mempertanyakan hal itu pada dirinya sendiri.

Mengapa dia begitu ragu.

Dia benci ketika dia tidak tahu perasaan apa yang dia rasakan. Terlalu baru, dia gagal mengidentifikasi semua rasa yang menjalar ditubuhnya.

"Dia tidak akan pernah mengakui kalau dia menyukainya" Yuta kembali menelusup diantara percakapannya dengan Taeyong, "Apa yang membuatmu denial seperti itu?"

Dia juga bertanya pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri.

"Aku tidak tahu apa yang sedang aku rasakan"

HONEY CHERRY | Mark Lee X Kang MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang