[Bloom | 4]

1.3K 98 8
                                    

ᵖˢˢᵗ ᵖˢˢᵗ ⁱ ᵍᵘᵉˢˢ ᵗʰⁱˢ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ ᵏⁱⁿᵈᵃ.. ¹⁷⁺ ˢᵒ .. ⁱᶠ ʸᵒᵘ'ʳᵉ ᵘⁿᵈᵉʳᵃᵍᵉ, ʷᵃⁱᵗ ᶠᵒʳ ᵗʰᵉ ⁿᵉˣᵗ ᶜʰᵃᵖᵗᵉʳ, ⁱ'ˡˡ ᵐᵃᵏᵉ ᵃⁿᵒᵗʰᵉʳ ᵛᵉʳˢⁱᵒⁿ ᶠᵒʳ ʸᵒᵘ 👉🏻👈🏻























Playlist recommendation while reading this chapter:

Flower - Chen
I'll be there - Chen
Love Words - Chen
I Miss you - Soyou

i present to you this long ass chapter, happy reading ❤️












Mukanya bengkak, matanya sembab.

Ah, dia melihat ke cermin dan pantulan dirinya terlihat benar-benar mengenaskan.

Kepalanya pening dari kebanyakan nangis. Matanya terasa kering dan rasanya.. melelahkan.

Dia membaringkan tubuhnya, kembali meringkuk diatas kasur. Memeluk gulingnya, membenamkan dirinya diantara bantal, melenyapkan dirinya dibalik selimut.

Kejadian itu dua hari yang lalu.

Dua hari yang lalu dan dia masih merasa begitu tersakiti, terlebih karena kalimatnya.

Sebenarnya, dia belum siap, jika Mark memutuskan untuk menghentikan semuanya. Menghapus semua diantara mereka, berjalan menjauh satu sama lain dan berlagak layaknya orang yang tidak pernah kenal sebelumnya.

Ketika kemarin Ibunya mengajaknya makan siang, dia pastikan dirinya terlihat baik-baik saja dan turun menuju dapur. Dia tidak ingin membuat Ibunya khawatir. Namun, ternyata dia tidak bisa. Tanpa sadar dia menangis setelah makan, mengingat hal yang mereka lakukan pertama kali adalah makan bersama dengan tim panahan, merayakan kemenangan. Dia bahkan lupa betapa bahagianya dia saat itu.

Selesai makan, dia biasanya akan berbincang sebentar dengan Ibunya, namun saat itu dia langsung kabur ke kamar sebelum tangisnya yang pecah makin parah.

Sejak makan malam kemarin, sampai sore hari ini, dia memutuskan untuk tidak keluar sama sekali. Ibunya sedang pergi, menitipkan dia untuk makan siang sendiri—yang mana tidak dia lakukan.

Dia tidak merasa lapar sama sekali.

Dia hanya menenggak air mineral dan rasanya begitu kenyang.

Pintu utama terbuka, artinya Ibunya sudah pulang.

Mina melirik jam dindinnya.

Tentu saja, ini sudah jam lima.

"Mina, mau makan malam apa?" Ibunya berada dibalik pintu kamarnya, mengetuk kamarnya, bertanya padanya untuk rekomendasi menu malam ini.

Dia tidak menjawab.

Sampai Ibunya mengintip kedalam kamar.

"Ah, Mina masih tidur?"

Dia memutuskan untuk pura-pura tidur sampai Ibunya pergi dari depan kamarnya.

Mina menghapus air matanya yang kering di pipinya. Nafasnya yang masih sesenggukkan dia atur agar nanti suaranya tidak bergetar ketika dia turun untuk makan malam.

Ah, rasanya dia tidak ingin keluar, melihat betapa mengerikannya dia didepan cermin. Matanya kia bengkak, rambutnya berantakan.

Mina memutuskan untuk ke kamar mandi. Membasuh wajahnya yang terasa begitu lengket. Setidaknya, dia merasa lumayan segar setelah kena air dingin, walaupun matanya masih terlihat sangat bengkak. Sekeluarnya dia dari kamar mandi, rambutnya dia sisir dengan rapi, bajunya dia ganti, dia harap dengan dirinya yang lebih 'baru' terlihat lebih baik—walaupun sebenarnya, tidak, dimatanya dia terlihat sama saja, mengenaskan.

HONEY CHERRY | Mark Lee X Kang MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang