"Sampai sini dulu pertemuan kita kali ini. Tolong tugasnya dikerjakan, dikumpulkan minggu depan"
Mina menutup bukunya, meregangkan bahunya yang terasa pegal karena sedari tadi menulis.
Dia meloloskan nguapnya sekali lagi, setelah sebelumnya dia loloskan tanpa sepengetahuan Pak Kim, gurunya.
"Kamu tidur telat ya?"
Sejeong memutar badannya ke belakang, menghadap kearahnya yang terlihat tidak seperti biasanya.
Oh, jelas.
Dia tidak bisa tidur semalam. Kepalanya diisi dengan segala hal yang dia rasakan sejak semalam. Melekat begitu erat dikepalanya. Bahagia, juga penyesalan yang terus menghantuinya.
Tubuhnya masih ingat dengan jelas ketika lengan Mark membungkus bahunya, meletakkan jaket dipunggungnya, menggenggam tangannya yang berukuran lebih kecil di telapak tangan lelaki itu.
Bagaimana dia meminta Mark mengambil gambarnya, kemudian memaksa untuk mengambil gambar lelaki itu juga walaupun dia sudah menolaknya. Mark menurutinya dan benar-benar memposting foto yang dia ambil untuk lelaki itu—dengan angle foto yang sangat buruk dan ekspresi tidak siap lelaki itu—sesuai yang ia minta.
Tangannya mengepakkan buku-buku yang berserakan dimejanya, "Ayo kita makan" memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan Sejeong.
Dia belum siap menceritakan kenapa dia tidur telat, yang mana pastinya akan mengalir ke pembicaraan 'apa saja yang dia lakukan semalam'.
Dia memasukkan buku-bukunya ke dalam loker sebelum menggandeng lengan Sejeong dan berjalan menuju kantin.
Ruangan kantin sekolah sudah mulai dipenuhi teman-teman sekolahnya. Mereka baris berjajar dengan tangan memegang nampan untuk makanan mereka. Di depan mereka, dibalik etalase kaca, Bibi kantin akan membagikan makan siang kepada mereka. Setelahnya, mereka diberikan kebebasan untuk mengambil minuman di pitcher yang berada di samping etalase, pilihan lainnya mereka bisa memilih minuman kotak atau botol yang ada di lemari es.
Setelahnya, mereka bisa bebas memilih tempat duduk. Kantin itu memiliki kapasitas yang luas, untuk lima ratus orang. Seharusnya, mampu menampung seluruh siswa untuk makan disana.
Kalau, mereka tidak terlalu pemilih dalam memilih tempat duduk.
Sayangnya, begitulah adanya.
Siapa terlambat, kemungkinan mereka tidak dapat tempat duduk untuk menyantap makan siang.
Dia dan Sejeong duduk di tempat yang biasanya mereka tempati. Di bagian sharing table. Mereka hanya berdua, pantat mereka tidak akan memakan banyak tempat.
Sejeong duduk diseberangnya. Gadis itu langsung terlihat bahagia ketika mendapati makanan dengan aroma begitu sedap berada dihadapannya.
Mereka menyantap makan siang mereka dengan damai.
Walaupun tidak sedamai kepala dan hati Mina saat ini, tentu saja.
"Ah ya, Mina"
"Hm?"
"Seung Woo Oppa mengontakku"
Dia hampir tersedak.
"Seung Woo?!"
Sejeong menganggukkan kepalanya, "Seharusnya kamu bilang dulu kalau mau ngasi kontakku padanya"
Mina meloloskan helaan nafasnya, "I dont expect him to be this annoying" desisnya pelan. Dia menelan makanannya, "Dia yang ngambil sendiri. Aish, aku bahkan tidak ingat kapan dia mengambil ponselku"
KAMU SEDANG MEMBACA
HONEY CHERRY | Mark Lee X Kang Mina
Fanfiction[Kang Mina X Mark Lee] [COMPLETE] "As much as I wanted to tell you how I love you, I just-can't." -Kang Mina, trying to free herself from her ego and tell Mark if she loves him is such an uneasy thing to do. On the other side, Mark, he'll wait for...