Lisa masuk kedalam kelasnya dan penghuni kelas langsung menatap Lisa membuat Lisa menundukkan kepalanya, enggan melihat teman-temannya. Bukan karena marah atau kesal, ia hanya malu karena insiden Jungkook tadi.
"Lisa, lo gak papa?" tanya Rose yang langsung menghampirinya.
"Gapapa" katanya, ia masih menundukan kepalanya. Bambam yang sudah berteman sejak kecil dengan Lisa itu paham betul apa yang sedang gadis itu rasakan. Ia berjalan mendekati Lisa yang kini semakin menundukan kepalanya.
"Lis, gue Bambam bukan setan. Gak usah takut" katanya, tangannya menarik dagu Lisa. Ia menatap dalam mata Lisa.
"Maaf, gue minta maaf karena sikap Jungkook tadi" katanya, ia menundukan kepalanya.
"Sa, apa yang dibilang Jungkook itu bener Sa. Menurut gue kita ini temen yang buruk buat lo karena nyeret lo jadi orang yang gak bener, harusnya kita gak gitu" kata Eunha, ia berjalan mendekati Lisa lalu memeluk Lisa.
"Tapi gue gak suka Lisa pacaran sama si ketos itu. Udah putusin aja sih sa pacar lo, udah romantis kaga, perhatian juga kaga, suka ngatur-ngatur lagi. Mending sama salah satu dari kita" kata Bobby, Mina yang berada disamping Bobby pun langsung memukul punggung Bobby.
"Pacaran sama kalian itu madesu. Gak ada masa depannya. Udah baik sama Jungkook" timpal Jihyo yang mendapat anggukan dari anak-anak perempuan dikelas tersebut.
"Gue setuju sama Bobby Lis, lo coba aja pacaran sama salah satu dari kita. Kalo gak cocok lo putusin terus ganti yang lain" kata June yang mendapat hadiah pukulan dari Rose.
"Lo pikir pacaran kaya gosok ale-ale, coba-coba berhadiah!" kata Rose.
"Emang udah pada gila anak laki-laki dikelas kita ini" kata Jihyo sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anak laki-laki dikelasnya.
"Maaf ya sayang. Coba waktu itu aku nembak duluan pasti kamu sama aku. Sini abang peluk" kata Yugyeom, ia menelentangkan tangannya bersiap memeluk Lisa tapi malah mendapat hadiah sikutan dari Bambam.
"Gue sunat dua kali lu baru tau rasa. Udah Lis, gak usah ngerasa gak enakan gitu sama kita. Oke?" Lisa menganggukan kepalanya.
Beruntungnya Lisa memiliki teman-teman yang memahaminya dan sebagian dari temannya juga memahami maksud baik dibalik sikap Jungkook tadi.
🌼🌼🌼
Lisa dan Rose kini berada di cafe tempat mereka biasa menghabiskan waktu mereka selepas pulang sekolah. Rose yang masih fokus berkirim pesan dengan kekasihnya itu sesekali tersenyum berbeda jauh dengan Lisa yang sedang menunggu pesan dari laki-laki yang sejak tadi belum membalas pesannya.
"Jimin udah mau nyampe. Abis dihukum dia" kata Rose. Ia mengantongi ponselnya dan memakan spageti yang ia pesan tadi.
"Jungkook ikut gak?" tanya Lisa, Rose mengankat kedua bahunya.
"Ayang!" seru Rose yang langsung menjadi pusat perhatian dari pengunjung cafe. Laki-laki yang baru saja memasuki cafe itu langsung melambaikan tangannya dan berjalan mendekat ke kedua gadis yang duduk dipojok dekat jendela cafe itu.
"Lis, kata Jungkook nitip tas sama hp nya di elo. Dia lagi dipanggil sama guru buat mewakili sekolah kita olimpiade di singapura" kata Jimin, Lisa langsung mendengus kesal.
"Lagi? Ya Tuhan, gue jadian sama Jungkook udah 3 bulan tapi gue baru jalan sama dia 3 kali. Itupun dia ngajak gue ke perpustakaan daerah. Rosee.. Lisa mau cari pacar baru" ia mengguncang-guncangan tubuh Rose yang duduk disampingnya itu.
"Lis, kasian cewe gue. Nanti otaknya ikut terguncang terus sarafnya ikut rusak" Jimin langsung menarik Rose dan menyuruhnya duduk disampingnya, itu demi keamanan Rose dari serangan Lisa yang saat ini tengah galau.
"Mana HP Jungkook? Atau jangan-jangan dia punya pacar lagi ya?" Lisa langsung merampas ponselnya Jungkook yang ada ditangan Jimin lalu membuka ponsel itu.
"Sa, demi apapun gue bisa jamin Jungkook orang paling setia yang pernah gue kenal. Dia gak mungkin duain elo" kata Jimin yang merasa tidak terima dengan pikiran negatif Lisa mengenai sahabatnya. Ia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Lisa yang bukannya mendengarkannya tapi malah asik membuka-buka aplikasi yang ada didalam ponsel Jungkook.
"Udah yang. Cewek memang gitu, kalo kamu kaya Jungkook aku juga bakal lakuin hal yang sama kaya Lisa" Jimin hanya menganggukan kepalanya, mengingat jika ia menyanggah perkataan kekasihnya ini tidak akan pernah kelar.
"Anjir, dia chatan cuma sama gue, jimin doang. Dikontaknya cuma ada 4 kontak gue, jimin, bokapnya sama nyokapnya. Di instagramnya dia gak pernah buka DM cewe lain. Ini anak kelainan atau gimana sih?" kata Lisa, Rose yang merasa tak percaya pun langsung melihat lalu menggelengkan kepalanya.
Jimin cuma diam dan tidak bereaksi karena hal itu sudah ia ketahui tapi para gadis ini sepertinya tidak akan percaya kalau belum melihatnya langsung.
"Anjing, bahkan nomer gue gak disave sama dia. Coba buka line" Lisa langsung membuka linenya dan bahkan ada beberapa yang line tapi tidak dibuka juga oleh Jungkook, bahkan chat dari Lisa dipin dan dibunyikan sedangkan yang lainnya di bisukan.
"Yang, mana hp kamu aku mau liat" kata Rose, Jimin yang tadinya asik menyantap es krim Rose langsung terbatuk-batuk.
"Buat apa yang?" bukannya menjawab Rose mengatungkan tangannya. Mau tidak mau Jimin memberikan ponselnya. Sama seperti Lisa tadi Rose membaku satu persatu aplikasi sosial media yang ada diponsel Jimin.
"Anjing yang! Ini kenapa DM tante-tante gatel kamu tanggepin. Ini lagi nomer siapa Melatiku?" Rose kembali duduk disamping Jimin dan menghujani sang kekasih itu dengan pukulan-pukulan.
"Yang, aduh sakit. Itu tante aku yang. Melati itu adek aku"
"Adek-adek! Lo pikir gue bego hah?! Lo anak tunggal bangsat!" Rose langsung meninggalkan cafe itu dengan amarah yang menggebu-gebu. Lisa tidak berani mengejar atau menenangkan Rose karena apa yang dibutuhkan Rose saat ini adalah waktu untuk menyendiri.
Dengan santai Lisa menyeruput lemon tea dan kentang yang ia pesan tadi. Bahkan, Lisa juga menawari Jimin yang masih duduk didepannya.
"Udah santai, nanti dia juga baikan. Lagi dateng bulan dia. Jadi sensi gitu" kata Lisa "Udah ini makan"
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
O U R S || E N D
Fanfiction❗❗L I Z K O O K A R E A ❗❗ Jadi Jungkook itu harus ekstra sabar karena punya pacar kaya Lisa yang selalu dengerin omongan dan suka mikirin omongan orang. Kata Rose Lisa itu hidupnya udah kaya mobil rental yang senantiasa distir oleh banyak orang...