Bambam duduk disamping Lisa, sepulang sekolah tadi Jungkook meminta Bambam untuk menjaga Lisa karena dirinya sedang ada urusan. Ia memandangi presensi sahabatnya yang sejak tadi hanya melamun.
"Siang bolong ngalamun, kesambet baru tau rasa lo!" Lisa hanya berdecak "Kenapa sih? Ada sesuatu yang lo pikirin? Mau cerita?"
"Bam, jahat gak kalo gue ninggalin orang yang saat ini lagi punya masalah?" Bambam mengerutkan keningnya.
"Lo mau ninggalin Jungkook?" Lisa menganggukan kepalanya "Kenapa? Bukannya hubungan kalian baik-baik aja?"
"Hubungan kita memang baik-baik aja tapi sekarang gue lagi ada di fase jenuh sama hubungan gue yang gini-gini doang Bam. Gue pingin hubungan gue kaya Jimin sama Rose, mereka keliatan bahagia, romantis dan pokoknya bikin gue envy"
"Lis, dalam hubungan itu jenuh udah makanan setiap pasangan. Tapi lo mikir gak sih kalo jenuh sedikit lo langsung mau ganti pasangan gimana nanti lo udah nikah? Mau nikah berapa kali lo?" kata Bambam, tidak ada balasan dari Lisa. Bambam mendekatkan dirinya ke Lisa.
"Jenuh itu kaya bumbu didalam hubungan Lis. Lo itu kebiasaan banget tau gak terlalu membandingkan diri lo sama orang lain? Emang lo yakin hubungan Jimin sama Rose itu patut buat lo iri in?" tanya Bambam, Lisa hanya mengangkat kedua bahunya.
"Apa yang terlihat baik-baik saja diluar itu belum tentu gitu didalemnya Lis. Emang lo gak inget perjuangan lo pas ngejar Jungkook yang dinginnya ngelebihin kutub utara itu? Gak inget dulu perjuangan lo buat bikin si kutub utara berubah jadi adem kaya puncak di Bogor? Hmm?"
Lisa termenung memikirkan perkataan Bambam. Apa yang dikatakan Bambam ada benarnya juga. Perjuangannya untuk dapat mendapatkan Jungkook tidaklah mudah.
"Tapi Bam, selama gue pacaran sama Jungkook dia gak pernah terbuka sama gue. Baru kemarin dia cerita masalahnya sama gue, itupun gue ancem dulu" Bambam menghela nafasnya untuk kesekian kalinya, menghadapi Lisa yang sedang sakit ditambah lagi sedang datang bulan itu harus memiliki kesabaran yang ekstra.
"Gini ya Lisa. Antara cewek sama cowok itu beda" kata Bambam.
"Kalo cewek bisa lebih terbuka dan bisa langsung menceritakan semua yang mereka rasain, ya walaupun gak semua tapi kebanyakan gitu. Kalo cowok lebih milih diem, gak banyak cerita masalahnya, kenapa? Karena kita kaum cowok gak mau nambah bebanin cewek yang kita sayang Lis"
"Gue salah ya Bam berarti?" Bambam menggelengkan kepalanya.
"Lo gak salah cuma lo kurang ngerti tentang Jungkook. Coba ngertiin dia Lis, selama ini kan dia juga udah cukup ngertiin lo"
"Sejak kapan lo jadi belain Jungkook? Setau gue, lo benci sama dia" Bambam terkekeh.
"Gue gak benci ya. Gue cuma gak suka lo dibikin nangis sama Jungkook waktu itu. Sekarang gue udah sadar Jungkook itu terbaik buat lo" kata Bambam sambil menepuk-nepuk bahu Lisa.
"Kemarin aja bilang Jungkook itu gak baik buat lo Lis, tinggalin dia aja" katanya sambil memajukan bibirnya
"Udah ya, yang udah lewat gak usah dibahas" kata Bambam, mukanya merah padam ketika Lisa menirukan gaya bicaranya pada waktu itu. Lisa tertawa melihat ekspresi Bambam yang menurutnya lucu itu.
"Emang Jungkook punya masalah apa? Kalau memang sekiranya berat dan lo ninggalin dia lo jahat banget kaya Rangga yang ninggalin Cinta" kata Bambam.
"Korban AADC lo! Menurut gue ya berat sih Bam, tapi gimana? Rasanya gue udah bener-bener ada di fase gue capek mempertahankan hubungan gue ini. Tapi gue gak mau jadi orang jahat"
Tanpa mereka sadari, sejak tadi Jungkook berdiri didepan pintu kamar inap Lisa. Kakinya benar-benar lemas dan tidak bisa menopang badannya. Taehyung, laki-laki yang berdiri dibelakang Jungkook sejak tadi menyunggingkan senyum sinisnya.
"Ups, kayanya ada yang harus siap-siap kehilangan Lisa. Gue udah bilang sama lo, lo gak pantes buat Lisa" kata Taehyung, ia berdiri dihadapan Jungkook yang saat ini terduduk lemas di lantai.
"Tadinya gue mau jengukin Lisa, eum--karena gue lagi baik gue mau balik aja. Puas-puasin lo berduaan sama Lisa karena setelah Lisa jadi milik gue, gue gak akan biarin dia deket sama lo" kata Taehyung, ia menepuk-nepuk bahu Jungkook lalu melenggang pergi dari hadapan Jungkook.
"ARGGGHHH!!!"
Bugh!
Jungkook memukul tembok disampingnya. Ia benar-benar belum siap untuk kehilangan Lisa setelah ia harus menerima kenyataan kalau orang tuanya harus bercerai. Lisa itu seperti rumah kedua untuknya pulang setelah ibunya. Meskipun ia jarang bercerita mengenai bebannya tapi dengan melihat Lisa saja semua itu sudah bisa membuat bebannya berkurang.
"Jung, gak masuk?" tanya Bambam yang baru saja membuka pintu. Jungkook menggelengkan kepalanya.
"Gue titip ini aja Bam buat Lisa, gue ha--"
"Gue harus balik Jung, nyokap gue udah nyariin gue. Jeno sama orang tuanya Lisa juga gak bisa jagain Lisa, lo disuruh jaga Lisa" kata Bambam, Jungkook menghela nafasnya.
"Yaudah gue masuk" kata Jungkook.
"Gue balik ya" kata Bambam, Jungkook menganggukan kepalanya. Ia merapikan rambut dan seragamnya sebelum ia masuk kedalam ruangan Lisa. Bambam melangkah pergi dari ruangan Lisa setelah Jungkook masuk kedalam ruangan Lisa
"Maaf baru dateng" kata Jungkook, Lisa menganggukan kepalanya.
"Jung, aku mau ngomong" kata Lisa, Jungkook memejamkan matanya, ia menggigit pipi bagian dalamnya. Apakah Lisa akah mengakhiri hubungannya sekarang?
"Makan dulu ya Lis, baru ngomong" kata Jungkook, ia mencoba mengulur waktu. Lisa menganggukan kepalanya.
Jungkook membuka kotak makan yang ia bawa dari rumah, ia membawakan nasi goreng untuk Lisa dan ia membuat nasi goreng itu sendiri. Jungkook dengan telaten menyuapi Lisa.
"Ini beli atau bikin?"
"Bikin, gak enak ya? Padahal aku udah masukin bumbunya sesuai resep mama" kata Jungkook. Lisa menggelengkan kepalanya.
"Ini enak Jung. Aku suka, besok bawain lagi ya?" Jungkook tersenyum lega lalu ia menganggukan kepalanya.
"Yaudah dihabisin ya" Lisa menganggukan kepalanya. Ia melahap nasi goreng buatan Jungkook.
Setelah selesai makan, Jungkook menutup kotak makannya dan memasukkannya kedalam tasnya.
"Sekarang aku mau ngomong Jung"
"Aku ke toilet dulu Sa, aku kebelet banget" Jungkook langsung masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam ruangan Lisa. Lisa mengerutkan keningnya memandangi pintu kamar mandi yang baru saja ditutup Jungkook.
Jungkook mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar tidak siap untuk kehilangan Lisa sekarang. Hatinya belum mau menerima kenyataan untuk kehilangan Lisa. Tapi ia tidak mungkin berdiam diri didalam kamar mandi lama-lama. Jungkook harus menghindar dari Lisa.
Setelah berdiam diri di kamar mandi sekitar sepuluh menit, Jungkook keluar.
"Jung aku mau ngomong"
"Sa, aku har--"
"Aku mau ngomong dulu!"
🌼🌼🌼
UDAH PADA LIAT DANCENYA LISA BELOM 😭 WOII SUMPAHH KEREN BANGETTTTTTT
KALIAN HARUS NONTONNN
AKU BANGGA SAMA LISA KAKAK AKU 😭Terimakasih buat kalian yang mau membaca dan menghargai cerita abal-abal aku ini
Pokoknyaaa terimakasiihhhh
TBC?
KAMU SEDANG MEMBACA
O U R S || E N D
Fanfiction❗❗L I Z K O O K A R E A ❗❗ Jadi Jungkook itu harus ekstra sabar karena punya pacar kaya Lisa yang selalu dengerin omongan dan suka mikirin omongan orang. Kata Rose Lisa itu hidupnya udah kaya mobil rental yang senantiasa distir oleh banyak orang...