19

1.9K 281 18
                                    

Sebenarnya kalau dipikir Lisa cukup beruntung memiliki Jungkook, laki-laki yang sabar menghadapi Lisa yang overthinking dan menghadapi Lisa yang selalu mengedepankan perkataan orang-orang daripada dirinya sendiri. Lisa harusnya bersyukur memiliki Jungkook, meskipun laki-laki itu jarang memiliki waktu untuk Lisa dan lebih sering berkutat dengan bukunya tapi Jungkook tetap meluangkan waktunya untuk Lisa. Jungkook memang bukan tipekal orang yang romantis yang selalu memberi bunga dan cokelat seperti yang Jimin lakukan untuk Rose disetiap tanggal jadi mereka setiap bulannya karena menurut Jungkook merayakan hari jadi itu satu tahun sekali. Meskipun ia tidak pernah membelikan bucket bunga seperti Jimin tapi Jungkook membelikan semua kebutuhan Lisa contohnya pembalut, minuman anti nyeri haid karena Lisa memang selalu nyeri jika kedatangan tamu bulanan.

Tapi biar bagaimanapun Lisa memang manusia biasa, yang tidak lepas dari segala keluhannya. Sebagai manusia biasa Lisa selalu menilai apa yang kurang dari Jungkook bukan apa yang lebih dari Jungkook. Sebagai manusia biasa memang kita lebih cenderung menilai apa yang buruk daripada apa yang baik. Itu manusiawi, hal wajar yang dilakukan manusia.

Lisa duduk termenung dibalkon kamarnya, memikirkan perkataan Bambam saat di rooftop. Apa emang karena Lisa sudah nyaman dengan Taehyung makanya Lisa mau lepasin Jungkook?

Memang Taehyung itu memberikan apa yang tidak Lisa dapat dari Jungkook, contohnya bucket bunga yang Taehyung berikan tadi. Sudah sejak lama Lisa ingin mendapatkan bucket bunga dari Jungkook, untuk diposting ke instagram pastinya, supaya teman-temannya memuji kekasihnya sangat romantis. Itu juga manusiawi, mungkin.

Kehadiran Taehyung memang sedikit besar berpengaruh pada hubungan Jungkook dan Lisa. Taehyung datang ditengah-tengah hubungan Lisa dan menawarkan berbagai hal yang tidak Lisa dapatkan dari Jungkook.

"Kak, ada kak Jungkook" Lisa menoleh dan mendapati Jeno serta Jungkook berdiri diambang pintu. Lisa tidak menjawab perkataan Jeno ia memilih melanjutkan aktivitasnya menatap langit dibalkon kamarnya.

"Yaudah kak masuk aja, kak Lisa kayanya lagi sariawan makanya gak bisa ngomong" kata Jeno. Jungkook menganggukan kepalanya, ia masuk kedalam kamar Lisa dan berdiri disamping Lisa.

"Buat kamu" Jungkook memberikan setangkai bunga mawar merah untuk Lisa.

"Hmm, makasih Jung" Lisa mengambil setangkai bunga mawar merah itu dari tangan Jungkook. Ia melihat tangan Jungkook yang terdapat banyak goresan.

"Tangan kamu kenapa?" tanya Lisa.

"Kena duri mawar itu pas ambil ditamannya mama" Jungkook terkekeh pelan. Lisa menghembuskan nafasnya pelan. Ia masuk kedalam kamarnya untuk mengambil kotak p3k.

"Kenapa gak beli aja? Lagian tumben bawa bunga buat aku biasanya juga gak pernah" Lisa meraih tangan Jungkook dan membersihkan luka Jungkook dengan kapas yang sudah dibasahi dengan alkohol.

"Mama bilang akan lebih istimewa lagi kalo bunganya ditanam sendiri. Selama ini aku gak kasih kamu bunga karena aku nunggu bunga mawar yang aku tanam ini tumbuh dan mekar Lis. Aku mau kasih kamu sesuatu yang istimewa" kata Jungkook.

"Kenapa sih Jung kamu harus kaya gini? Kenapa kamu baru sekarang kaya gini Jung?" kata Lisa, matanya memerah menahan tangisnya.

"Kamu tau sendiri Lis, aku bukan tipekal orang yang gampang mengekspresikan apa yang aku rasa. Aku bukan tipekal orang yang romantis dan gampang mengumbar kata-kata romantis buat kamu" kata Jungkook, Jungkook menghela nafasnya.

"Bahkan aku sendiri benci sama diriku sendiri karena aku gak bisa jadi cowo yang kamu mau" dan perkataan Jungkook barusan sukses membuat air mata Lisa jatuh membasahi pipinya.

"Kenapa kamu harus berubah disaat aku udah biasa aja ke kamu Jung? Apa aku harus pergi dulu baru kamu berubah?" tanya Lisa, Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Aku pengen lakuin ini dari dulu Lisa, tapi aku takut kamu gak suka dan kamu malah risih sama aku" Lisa memukul dada bidang Jungkook.

"Mana mungkin sih aku risih? Dari dulu ini yang aku pengen Jung!"

"Maaf, maaf karena baru ngasih apa yang kamu mau sekarang Lis" Jungkook membawa Lisa kedalam pelukannya "Aku bener-bener gak bisa kehilangan kamu Lis, udah cukup aku kehilangan papa. Aku sayang kamu"

"Kamu bohong sama aku Jung" Lisa mendorong tubuh Jungkook.

"Kamu gak sayang sama aku Jung. Kamu ngajak aku break supaya kamu bisa deketin cewe kan? Kamu ngajak break karena sebenernya kamu juga bosenkan sama aku? Ngaku kamu Jung" Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Mana ada aku kaya gitu. Aku gak pernah deketin siapapun Lisa. Aku gak pernah bosen sama kamu Lisa" kata Jungkook, Lisa menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Kamu udah pinter bohong sama aku Jung. Aku punya buktinya kalau kamu udah punya cewe lain. Kamu chat sama adik kelas kita kan? Dan kamu kasih bekal ke Eunha. Padahal kamu janji ke aku bakal bawain bekal buat aku" Jungkook mengerutkan keningnya, ia benar-benar bingung dengan apa yang dikatakan Lisa.

"Kita putus aja Jung. Aku udah capek sama hubungan kita" kata Lisa. Lisa menutup kotak p3k nya dan keluar dari kamarnya.

Entah skenario apa yang Tuhan rencanakan untuk Jungkook sehingga ia kehilangan satu per satu orang yang ia sayangi.

Jungkook masih setia ditempatnya menatap punggung Lisa yang mulai menghilang dari hadapannya. Jeno yang sejak tadi menguping percakapan antara Jungkook dan Lisa hanya bisa berdiri didepan pintu Lisa menatap Jungkook.

Jeno benar-benar berharap didalam hati kecilnya, semoga saja kakaknya tidak pernah menyesali perbuatannya yang meninggalkan laki-laki sebaik Jungkook.

🌼🌼🌼

Aku balik lagiiiiii

Hehehe
Terimakasih untuk kalian yang mau baca dan menghargai karya abal-abalku ini ❤

O U R S || E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang