22

1.8K 244 18
                                    

Jeno duduk disamping Lisa yang sejak tadi sibuk mengoceh. Jeno bahkan sampai bingung kakaknya ini apa gak capek ngomel sejak pagi sampai tengah hari ini? Jawabannya tentu saja tidak Jeno, nyatanya sekarang Lisa masih mengomel.

"Katanya yes one day full with me ahh taik" kata Lisa, ia berusaha menirukan cara bicara Jungkook.

"Yaudah. Mungkin macet kali kak" kata Jeno, ia benar-benar berusaha membuat Lisa untuk berhenti mengoceh. Tapi sayangnya Lisa itu kalau sudah mengoceh sangat susah untuk dibuat berhenti.

"Emang lo pikir rumahnya dia jaraknya sejauh Jakarta-Bogor? Rumahnya dia sama kita cuma butuh 15 menit perjalanan Jeno" kata Lisa, ia melipat tangannya didepan dadanya.

Saking gak kuatnya Jeno mendengar ocehannya Lisa, Jeno memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan membiarkan Lisa sendiri di ruang tamu.

"Emang semua laki-laki sama aja ya. Gak ada yang mau ngerti perempuan! Udahlah mending gue ke rumah Bambam aja"

Lisa tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai dirumah Bambam karena rumah mereka hanya beda 5 rumah saja karena memang kenyataannya Lisa dan Bambam itu tetanggaan dan sudah berteman sejak kecil. Lisa berdiri disamping Bambam yang masih mencuci mobilnya. Sedangkan Bambam sudah tau maksud dan tujuan Lisa datang kerumahnya pasti ingin meluapkan kekesalannya. Semua itu sudah terpampang nyata di wajah Lisa yang saat ini tertekuk.

"Waktu dan tempat dipersilahkan nyonya" kata Bambam, ia asik mennggosok mobilnya dengan kanebo.

"Jadi ya Bam, kemarin Jungkook udah janji sama gue buat menghabiskan hari minggu bareng. Gue udah sengaja bangun pagi, mandi. Gue yang anti mandi di hari minggu sampe rela mandi loh ini. Tapi sampe sekarang manusianya belom nongol juga. Kesel gak sih" kata Lisa.

"Seengganya kalo misalnya gak bisa nepatin janji itu gak usah janji kenapa sih!" Lisa memukul punggung Bambam kencang membuat Bambam merintih kesakitan. Memang sih Lisa ini perempuan tapi tenaganya lebih besar dari kelihatannya.

"Kesel gak lo?" Bambam hanya menganggukan kepalanya. Akan lebih baik di-iya-kan saja apa yang Lisa bicarakan karena kalau dibantah ataupun disanggah pasti akan marah.

"Lo itu dengerin gue gak sih Bam" kata Lisa sambil menjewer telinga Bambam.

"Gue ngederin elo Lis. Astaga sakit telinga gue Lis" kata Bambam, ia mengusap telinganya yang hampir saja putus karena dijewer oleh Lisa. Tidak, itu sangat lebay.

"Kenapa gak ditanggepin cerita gue?" Bambam berlalu dari hadapan Lisa, mematikan keran airnya. Ia masuk kedalam rumahnya, diekori oleh Lisa tentunya. Bambam mengambil beberapa bungkus mie, telur dan bakso.

"Bam, sumpah. Kenapa sih laki-laki itu gak memahami perempuan? Heran. Jeno gue ajak curhat malah masuk ke kamarnya, lo gue ajak curhat malah masak. Apa gak ada laki-laki yang paham sama perempuan? Huh?" kata Lisa, Bambam masih setia mendengar setiap keluhan Lisa.

"Bam, lo gak lagi sakit gigi kan?" Bambam menggelengkan kepalanya. Ia masih sibuk membuat mie.

Lisa mendengus kesal. Apa yang ia dapat tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Padahal harapannya, ia mendatangi sahabatnya ini supaya sahabatnya memberikan feedback yang baik untuknya.

"Nih makan, gue tau lo tuh belum sarapan. Lo tuh laper makanya lo ngoceh mulu dari tadi" kata Bambam, ia memberikan semangkuk mie rebus dengan toping telur dan sosis, makanan favorit Lisa. Lisa langsung tersenyum lebar dan mengambil sendok lalu memakannya.

Bambam yang ada disamping Lisa juga memakan mie buatannya. "Bam, ada boncab gak?" tanya Lisa.

"Gak ada ya. Udah makan itu aja sih, gak usah nyari penyakit lo" kata Bambam, ia langsung menyembunyikan boncab yang ada didepannya.

"Karena cuma dengan cara gue sakit, Jungkook selalu disamping gue" kata Lisa, suasananya jadi sendu sekarang dan Bambam tidak suka itu "Apa gue jadi orang penyakitan aja biar Jungkook disamping gue?"

Bambam langsung menarik bibir Lisa lalu menepuk bibir mungil Lisa. "Kalo ngomong tolong dijaga ya zeyeng" kata Bambam.

"Apa niat gue balikan sama Jungkook itu sebuah kesalahan ya Bam?" Bambam langsung menghentikan kegiatan makannya.

"Tolong jangan seperti abg labil diluaran sana ya Lisa. Jangan sampe abang Bambam yang tampan ini berubah jadi hellboy karena menghadapi tingkah labil lo" kata Bambam, Lisa tidak membalas perkataan Bambam. Ia sibuk mengaduk-aduk kuah mienya.

"Seharusnya lo itu berpikir dulu baru bertindak dulu Lisa. Selama ini lo bertindak sebelum berpikir, gak heran lo selalu ngeluh dan endingnya nyesel" kata Bambam, ia menarik kursinya untuk lebih dekat ke Lisa.

"Balikan sama Jungkook itu pilihan lo Lisa. Lo selalu mengeluh tentang Jungkook yang gak ngertiin elo, sekarang coba gue tanya" Bambam menjeda kalimatnya, menghirup oksigen yang masih gratis ini lalu melanjutkan kalimatnya "Sejauh ini lo udah ngertiin Jungkook belum?"

Pertanyaan itu seakan menjadi ribuan anak panah yang menghujani hati Lisa. Pertanyaan Bambam benar-benar mampu menampar Lisa.

"Lo gak perlu jawab. Gue udah bisa baca dari raut wajah lo ini. Kalau misalnya lo aja belum bisa mengerti dia jangan pernah nuntut dia buat mengerti elo. Masih inget kan tentang give and take?" Lisa menganggukan kepalanya paham "Sekarang habisin mie lo, abis itu kita main game"

Taehyung : oii
Taehyung : sibuk gak?
Taehyung : jalan kuy?

Lisa mengangkat kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman "Gak bisa Bam. Mau jalan sama Tae"

"Lis inget, kalo lo aja gak suka sama Jungkook yang deket sama cewe lain. Lo gak boleh deket juga sama cowo lain" kata Bambam.

"Ini kan Taehyung kakak kelas kita, bukan cowo lain" kata Lisa, akhirnya Bambam cuma bisa ngangguk pasrah. Sudah, suka-suka Lisa saja lah.

Lisa : oke
Lisa : jemput gue!

Selain bikin cerita ini buat nuangin ide dikepala dan buat ngembangin hobi nulisku sebenernya aku juga mau ngasih pesan ke readers kalian, semoga aja pesannya nyampe ke para readers sekalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain bikin cerita ini buat nuangin ide dikepala dan buat ngembangin hobi nulisku sebenernya aku juga mau ngasih pesan ke readers kalian, semoga aja pesannya nyampe ke para readers sekalian.

Masih pemula qaqa jangan hujat aku pliss :(

Terimakasih untuk kalian yang selalu meninggalkan jejak di ceritaku ini.

Yuk untuk kalian yang masih sembunyi" tinggalkan jejak, kalian bebas mengkritik kok, aku malah seneng.

Next?

O U R S || E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang