PT. 10

2.6K 214 7
                                    

Ullya panik ketika melihat tangan Jeno terluka. Luka itu terus saja mengeluarkan darah. Dan Jeno terus saja meringis.

"Jen ini parah. Ayo kerumah gw. Biar gw obatin." Ucap Ullya yang menampakan raut wajah panik. Jeno yang melihat itu tersenyum.

"Aghh sakit banget. Perih banget aduh." Ucap Jeno kesakitan. Padahal luka ini tidak terlalu sakit. Karena melihat wajah Ullya yang panik, Jeno pun jadi punya ide untuk membuatnya khawatir.

"I-iya iya. Ayo biar gw bantu." Ucap Ullya yang mulai merangkul tangan Jeno. Ia tau kalau Jeno pasti kesakitan mendapat luka seperti itu.

Tak lama mereka tiba dirumah Ullya. Jeno melihat kearah rumah itu. Rumah itu tidak besar. Dan jauh dari rumah-rumah tetangga lainnya.

"Ini rumah lo?" Tanya Jeno

"Iya maaf  rumahnya kecil." Ucap Ullya. Mereka berdua pun langsung masuk kedalam rumah Ullya.

Betapa terkejutnya Jeno ketika melihat dalam rumah ini. Rumahnya sangat rapih dan nyaman. Walaupun peralatan rumahnya tidak komplit.

"Ini nyaman kok." Ucap Jeno

"Kalau gitu lo duduk dikarpet itu dulu. Gw mau ngambilin obatnya dulu." Ucap Ullya. Jeno melihat keseliling rumahnya. Kenapa seperti sangat sepi.

"Orang tua lo dimana? Dari tadi gw gak liat." Ucap Jeno.

"Ayah gw udah meninggal pas gw kelas 3 SMP. Dan ibu gw... gw gak tau siapa dan dimana dia sekarang." Ucap Ullya. Jeno melihat Ullya yang tampak sedih. Ia tau pasti Ullya sangat sedih. Ia pun mengangkat dagu Ullya agar ia menatapnya.

"Maafin gw. Gw gak bermaksud nyinggung perasaan lo." Ucap Jeno. Ullya mengangguk. Seketika mereka berdua bertatapan. Tentu jantung yang ada pada diri mereka berpacu begitu kencang.

"K-kalau gitu gw a-ambilin obatnya dulu." Ucap Ullya yang langsung melenggang pergi. Jeno tersenyum melihat Ullya yang salah tingkah itu.

Tak lama Ullya datang kembali.

"Sini biar gw obatin." Ucap Ullya. Jeno pun memberikan lengannya.

"Agh sakit. Pelan-pelan." Ringis Jeno

"Apaan sih. Gw udah pelan juga." Ucap Ullya

"Mana ada. Lo teken gitu." Ucap Jeno

"Yasudah yasudah. Cepat siniih lengan lo lagi. Abis ini selesai lo pulang. Gw malas liat lo muku." Ucap Ullya yang kesal. Tiada hari, tempat dan waktu ia selalu bertengar. Padahal masalahnya hanya sepele.

"Lo ngusir ge? Dasar. Gw bisa ya beli rumah ini kalo gw mau." Ucap Jeno

"Diam. Ini udah selesai gw obatin. Pergi sana." Ucap Ullya

"Gak mau." Ucap Jeno. Ullya menatap kesal Jeno.

Ullya pun menarik tangan Jeno agar dia bangun. Lalu Ullya menarik Jeno keluar rumahnya.

"Ull gw masih mau disini." Rengek Jeno. Ullya tetap menariknya.

Pada saat ia mereka berdua sudah berada didepan rumah, tiba-tiba saja geluduk menggelegar. Ullya dan Jeno menoleh kearah atas.

Air turun ketanah. Jeno tersenyum melihat itu. Ia pun menoleh kerah Ullya.

"Yah hujan. Kalau gitu gw gak bisa pulang dong. Masuk akh." Ucap Jeno yang langsung masuk kedalam rumahnya. Ullya menatap kesal Jeno.

"Yakk lo pengen kemana?" Teriak Ullya

"Istirahat. Kan diluar hujan." Ucap Jeno. Ullya menghembuskan nafasnya kasar. Ia pun menyusul Jeno kedalam rumahnya.

This is Lee Jeno (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang