PT. 15

2.1K 158 0
                                    

Ullya menaruh tangannya dikening Jeno. Pria itu terus saja memandang gadis didepannya. Ia tersenyum melihat wajah cantiknya.

"Udah mendingan?" Ucap Ullya

"Iya. Kan ada lo." Ucap Jeno

Tadi malam saat Jeno demam tinggi Ullya selalu menunggunya. Ia tidak tidur karena terus mengompresnya. Terlihat jelas kantung mata yang ada dimata cantiknya.

"Lo pasti capek ya." Ucap Jeno

"Enggak kok. Gw bisa istirahat nanti." Ucap Ullya. Jeno memandang wajah gadis itu. Ia berfikir apa Ullya sudag mencintainya.

"Ullya..." Panggilnya sambil membelai pipi gadis itu

"Pasti pengen nyium kan lo." Ucap Ullya

"Sok tau banget. Siapa bilang gw pengen nyium lo. Gw cuma pengen nanya sesuatu sama lo." Ucap Jeno

"Apa?" Ucap Ullya

"Apa lo udah mulai cinta sama gw?" Ucap Jeno. Ullya tersenyum.

"Gak tau. Gw juga masih bingung sama perasaan gw." Ucap Ullya. Jeno terdiam mendemgar itu, tapi masih tetap menatap gadis itu.

"Gw ngerasain jantung berdetak lebih cepat kalo lagi deket sama lo. Hati gw ngerasa senang kalau lo nyium gw juga. Gw gak tau kenapa gw kayak gini. Tapi gw yakin kalau gw sekarang cinta sama lo." Ucap Ullya. Mendengar itu Jeno mengembangkan senyumnya.

"Huh jantung gw." Ucap Ullya memegang dadanya

Ullya tersentak ketika tangan Jeno menariknya dan menaruhnta tepat didadanya.

"Lo bisa ngerasainnya gak?" Ucap Jeno menatap Ullya. Begitupun sebaliknya. Jeno juga menyatukan bibirnya dengan Ullya. Dan tak lama ia lepaskan.

"Lebih kencang lagi kan?" Ucap Jeno. Ullya mengangguk.

"Lo tau apa tandanya gak?" Ucap Jeno

"Kita saling mencintai." Ucap Ullya. Jeno mengangguk.

"Gw cinta sama lo, lo cinta sama gw." Ucap Jeno

"Setelah ini janji ya. Jangan pernah tinggalin gw. Begitupun sama lo." Ucap Jeno

"S-sampai kapan?" Ucap Ullya

"Sampai maut memisahkan.... enggak. Bahkan maut gak bisa memisahkan kita." Ucap Jeno. Ullya terdiam.

"A-apa bisa kayak gitu? Keluarga lo pasti gak akan ngerestuin kita. Kasta kita beda Jen." Ucap Ullya dengan tatapan sendunya

"Gw gak peduli sama itu. Bahkan harta kekayaan gw sama sekali gak berarti buat gw. Mereka yang gw sebut orang tua pun sama sekali gak peduli sama anaknya. Gw hidup mandiri sejak umur gw 10 tahun. Kakak gw sekarang udah nikah sama gadis pilihan orang tua dan beruntungnya dia karena dia juga cinta sama pilihan orang tua gw. Jadi mereka bisa hidup bahagia. Dia lah orang yang selalu perhatian sama gw. Cuma dia. Papa gw juga sudah meninggal pas gw dilahirin. Dan sedangkan mama, mama sekarang sibuk sama kerjaannya. Dia gak peduli sama gw.

Sejak dulu gw udah janji sama diri gw sendiri. Kelak kalau gw udah punya keluarga, gw bakal selalu ada buat keluarga gw, ngejaga, dan selalu sayang sama keluarga gw. Gw gak peduli sama harta yang gw punya. Walaupun nantinya gw miskin sekalipun, gw bakal tetap sama keluarga gw. "Ucap Jeno yang sudah meneteskan air matanya. Tanpa malu-malu lagi, Ullya langsung memeluk Jeno. Jeno tersenyum dan mrmbalas pelukan gadis itu.

"Lo mau kan janji buat selalu sama gw terus?" Ucap Jeno

"Hiks iya gw janji hiks." Ucap Ullya

"Jangan nangis." Ucap Jeno mengelus sayang rambut kekasihnya ini

This is Lee Jeno (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang