PT. 22

1.6K 138 4
                                    

"Putus... kita harus putus." Ucap Jeno yang sukses membuat Ullya terkejut. Matanya mulai berkaca-kaca mendengarnya. Ia langsung memeluk Jeno.

"Jangan ngomong gitu. Gw gak suka dengarnya." Ucap Ullya yang meneteskan air matanya didada Jeno. Jeno memejamkan matanya. Tangannya terulur untuk melepaskan pelukan Ullya.

"Gw gak bisa ngelanjutin hubungan kita lagi." Ucap Jeno. Ullya hanya diam sambil menatap sendu Jeno. Jantungnya berdegup dua kali lipat.

"Maaf gw harus pergi." Ucap Jeno yang langsung pergi meninggalkan Ullya ditempat itu. Dengan cepat Ullya mengejarnya. Ia menahan tangan Jeno agar tidak pergi.

"Jen tunggu... jangan tinggalin aku...kamu gak mungkin ngelakuin ini kan sama aku. Aku tau kamu kayak gimana. Aku mohon kamu jangan kayak gini. Soal tadi siang, aku gpp kok. Tapi aku mohon kamu jangan kayak gini." Ucap Ullya yang berusaha menenangkan Jeno. Jeno masih tetap berjalan meninggalkan Ullya. Ia kini tengah berperang dengan perasaannya.

"Jen hiks aku mohon kamu jangan pergi." Ucap Ullya yang sukses menghentikan Jeno. Pria itu langsung membalikan posisinya langsung menghadap Ullya. Ia mencengkram pundak mungil Ullya. Seketika ia menatap gadis itu.

"UDAH AKU BILANG BERAPAKALI. HUBUNGAN KITA UDAH CUKUP SAMPAI DISINI. KITA UDAH PUTUS KIM ULLYA. KITA UDAH PUTUS." Ucap Jeno dengan nada tingginya

"T-tapi kenapa Jen, kenapa kamu tiba-tiba mutusin hubungan kita?" Ucap Ullya yang sudah berlinang air mata

"KAMU MAU TAU? INI SEMUA KARENA KASTA. AKU GAK MUNGKIN PUNYA HUBUNGAN SAMA KAMU . ORANG TUA AKU PUN GAK BAKAL SETUJU PUNYA MENANTU KAYAK KAMU. YANG JELAS JAUH BERBEDA. AKU BISA MALU-MALUIN KELUARGA AKU. SEKARANG UDAH PUASKAN SAMA PERNYATAAN AKU." Bentak Jeno yang sukses membuat Ullya menangis tersedu-sedu. Gadis itu hanya bisa menangis sambil diam dihadapan Jeno.

Sedangkan pria itu susah payah untuk menyembunyikan air matanya. Ia langsung bergegas pergi meninggalkan Ullya.

Melihat itu, Ullya langsung mengejar Jeno. Mendengar Ullya yang mengejarnya, Jeno langsung melajukan jalannya. Ia langsung melesatkan mobilnya meninggalkan Ullya.

"Hiks jangan pergi Jen..." Tangis Ullya yang kini sudah terjatuh kelantai

Jeno melajukan mobilnya dengan cukup kencang. Ia tidak peduli dengan jalanan sekitarnya. Hatinya sakit. Hatinya perih. Pria itu menangis didalam kursi kemudi mobil. Ia menangis tersedu-sedu.

"Maafin aku... maafin aku..."

-

-

-

-

-

Keesokan harinya, Ullya memaksakan diri untuk sekolah. Walaupun tadi malam ia tidak cukup tidur karena menangis. Pada saat baru didepan sekolahnya, ia melihat kearah layar yang biasa digunakan untum memberikan pengemuman.

Seketika hatinya kembali sakit melihat berita itu. Berita yang memberitahukan bahwa Jeno akan bertunangan dengan Nancy. Ullya meneteskan air matanya ketika melihat itu. Tanpa ia sadari, seseorang diberita itu ada dihadapannya yang berjarak tidak jauh darinya.

Pria itu mengepalkan tangannya ketika melihat cairan bening yang jatuh kepipi gadis itu.

Tak lama setelah itu, Ullya melihat kalau Lee Jeno berada dihadapannya. Nancy juga tiba-tiba datang dan langsung memeluk Jeno. Itu sakit. Tetapi dengan susah payah Ullya mulai berjalan pergi.

"Udah tau kan sekarang. Jadi mulai sekarang, jangan dekatin tunangan gw lagi." Ucap Nancy pada Ullya. Ullya hanya diam. Ia melirik kearah Jeno. Pria itu tidak sama sekali menoleh kearahnya. Ullya hanya diam dan langsung meninggalkan tempat itu.

This is Lee Jeno (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang