Part 10

1.2K 50 1
                                    

Terhitung sejak pagi itu, sudah seminggu Yura selalu terbangun di pagi hari dengan keadaan perut yang mual. Bahkan tak jarang juga Jimin terbangun mendengar suara muntahan yang dikeluarkan Yura. Tiba tiba perasaan aneh menyeruak hati Jimin, tapi dengan cepat dirinya menepis semua kekhawatiran dirinya tentang Yura.

Dengan kondisi tubuh yang lemas, Yura memaksakan diri untuk tetap pergi ke kampus dan tak lupa untuk membuatkan sarapan terlebih dahulu untuk Jimin. Sesampainya di kampus Yura di sambut dengan rasa khawatir oleh salah satu teman dekatnya di kampus, Hwang Jackson.

"Are you oke, Ra?" tanya Jackson saat melihat Yura duduk dengan tampang lemas dan pucat.

"Hmm" Yura hanya menjawab pertanyaan Jackson dengan sebuah deheman.

"Lebih baik kamu ke UKS aja, ayo aku antar" ajak Jackson, sambil memegangi lengan Yura.

"No Jack, aku gak apa apa. Sedikit pusing aja" tolak Yura dan menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangannya di atas meja.

"Baiklah, kalau gak kuat bilang aja, nanti aku antar kamu pulang" tawar Jackson final.

Selama pelajaran berlangsung Yura tidak fokus mendengarkan penjelasan dosen, Yura sedari tadi menahan rasa mualnya agar tidak selalu izin untuk ke toilet.

Jackson sangat khawatir melihat keadaan Yura, bergegas meminta izin pada dosen supaya Yura di izinkan untuk pulang dan beristirahat dirumah.

"Saem, Yura sepertinya sedang sakit. Apa boleh Yura izin untuk hari ini. Dan jika diizinkan saya akan mengantarkannya pulang. Bolehkah saem?" tanya Jackson pada dosen yang sedang mengajar.

Seketika atensi dosen itupun beralih pada Yura, memang benar jika keadaan Yura saat ini sangat tidak memungkinkan untuk mengikuti proses pembelajaran dikelas. Akhirnya dosen cantik itupun mengizinkan Yura untuk pulang, sekaligus mengizinkan Jackson untuk mengantarkan Yura pulang ke rumahnya.

***

"Jack, makasih ya" ucap Yura lemas.

"Buat?" Jackson beralih menatap Yura dengan bingung.

"Karna sudah mengizinkan ku pada Seohyun Saem, dan juga sudah mengerti keadaan ku" kata Yura dengan senyum tulusnya.

"Hmm, bukankah sudah ku katakan kalau aku menyayangimu Choi Yura. Bahkan aku mencintaimu, walau kau belum pernah melihat ke arahku" jawab Jackson dengan nada sendu di akhir kalimatnya.

"Maafkan aku Jack, sungguh aku tidak bisa menerima perasaanmu bahkan untuk sekarang ataupun kedepannya. Kau orang baik Jack, pasti banyak wanita yang lebih baik diluaran sana yang ingin menjadi pendampingmu. Bukan aku, aku tidak pantas Jack" tutur Yura memberi pengertian kepada Jackson, agar Jackson mengerti dan mencari kebahagiaanya sendiri.

Selama ini memang Jackson lah yang sangat peduli pada Yura di kampus, mengingat Jimin pernah mengenalkan Yura sebagai anak pembantu dirumahnya membuat semua teman teman di kampus menjaga jarak dengan Yura, ya apalagi masalahnya kalau bukan masalah status sosial.

"Tapi kenapa tidak bisa Yura? Apa pengorbananku selama ini kurang padamu? Apa pembuktian cintaku masih sedikit?" teriak Jackson secara tak sadar, Jackson merasa frustasi dengan penuturan Yura.

"Bukan itu masalahnya Jack, kau tidak akan mengerti" Yura membalas perkataan Jackson dengan tatapan lirih yang menandakan bahwa dirinya merasa bersalah atas apa yang dirasakan Jackson.

"Sudahlah, jangan dibahas lagi" ucap Jackson menghentikan perdebatan mereka.

20 menit di perjalanan dan selama itu pula, hanya ada keheningan di dalam mobil yang berisikan dua umat manusia yang sedang berkelana dengan fikiran masing masing. Disatu sisi Yura menyayangi Jackson sebagai sahabat, dan disisi lain Yura tak ingin Jackson  terluka lebih dalam lagi. Berkali kali Yura menolak mentah mentah perasaan Jackson, bukan apa apa, karna Yura sudah sangat mencintai suami killernya itu. Bahkan sejak awal pernikahan itu dimulai.

I Love You My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang