Part 14

1K 51 0
                                    

Kini Yura sudah berada di apartment Jimin, di apartment sedang kedatangan tamu yaitu Bangtan Squad. Mereka berkunjung ke kediaman Jimin dikarenakan mendengar kedatangan Ayah dan Ibu Jimin dari Korea. Mereka tidak tahu jika kedatangan Ayah dan Ibu Jimin bukanlah untuk bersenang senang.

Mereka sama sekali tidak tahu tentang apa yang terjadi, tentang keadaan yang masih bersitegang antara keluarga Park dan Yura. Begitu sampai Jimin sedikit terkejut karna kedatangan para sahabatnya, tapi dengan sekejap Jimin kembali mengubah ekspresi wajahnya dengan smirk andalannya.

Jimin berencana membuat Yura terusir di depan teman temannya. Jimin akan meminta Yura menanda tangani surat perceraian itu tepat di depan kedua orang tuanya dan para sahabatnya serta ingin mengumumkan kabar pernikahannya dengan Seulgi, walaupun Jimin dan Seulgi belum membicarakan lebih lanjut tentang hubungan mereka.

Dan disinilah mereka, Yura, Jimin, kedua orang tua Jimin, serta ketujuh para sahabat Jimin, diruang tamu sedang berkumpul untuk membicarakan kelanjutan hubungan Yura dan Jimin.

"Baiklah, semuanya sudah berkumpul dan kebetulan sekali kalian juga ada disini" tunjuknya pada ketujuh sahabatnya.

"Tanpa basa basi lagi, Yura bukankah kau sudah berjanji akan menanda tangani surat perceraian ini" Jimin menatap Yura sambil melemparkan map yang berisikan surat perceraian resmi dirinya.

Yura hanya diam mematung tanpa sedikitpun memberikan tanggapan, melihat ekspresi itu kembali Jimin meneriaki Yura hingga tersadar dari lamunannya.

"Jimin" kini Ayah Jimin yang membuka suara.

Jimin hanya melongo melihat teriakan Ayah yang ditujukan padanya.

"Apalagi? Ayah mau membelanya apa lagi? Apakah masalah ini belum cukup meyakinkan Ayah, jika Dia menantu kesayangan Ayah sudah berhianat? Harusnya Ayah sadar, bahwa dirinya hanyalah seorang jalang yang merusak kehidupanku dan membuat malu keluarga kita Ayah. Kenapa Ayah tidak mengerti juga. Dulu saat aku mati matian membela Seulgi, Ayah selalu mengatakan bahwa Seulgi bukanlah gadis yang baik, sekarang sudahkah Ayah lihat siapa disini gadis yang tidak baik" cerca Jimin dengan emosi yang meluap luap.

"Cukup" ya itu suara Yura pada akhirnya Dia membuka suaranya, membuat semua atensi manusia yang berada disana beralih padanya.

"Aku akan tanda tangani surat itu, dan aku juga akan keluar dari rumah ini" Yura mengambil Map yang berada di atas meja dan tanpa ragu dirinya mulai menggerakan pena itu dan menanda tangani surat yang menyatakan perceraian.

Setelah menanda tangani suratnya, Yura berjalan menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya untuk mengemasi barang barangnya.

Sedangkan dibawah suasana canggung yang dirasakan 9 manusia yang masih duduk diam ditempat masing masing hingga salah satu diantara mereka membuka suaranya karna tidak mengerti dengan apa yang terjadi barusan.

"Jim, apa maksudnya ini? Kami tidak mengerti?" ucap Yoongi penasaran.

"Seperti yang kau dengar hyung, sebenarnya Yura itu istriku, kami menikah karna Ayah yang memaksa, dan kemarin kami menangkap basah dirinya sedang tidur diranjang yang sama dengan teman kampusnya dengan keadaan tanpa busana dan sekarang dirinya tengah hamil" jelas Jimin membuat Yoongi mengerutkan keningnya masih bingung.

"Kenapa kau tidak mengatakannya pada kami selama ini? Kenapa kau merahasiakannya?" tanya Yoongi yang makin tertarik dengan permasalahan yang dihadapi Yura.

"Aku hanya tidak mau kalian tahu, lagi pula aku tidak menyukainya apalagi mencintainya" jawab Jimin santai.

"Jimin" teriak Ayahnya.

Perdebatan itupun terhenti kala Yura sudah berada kembali kebawah dengan membawa satu koper kecil yang berisikan barang barang yang dibawanya dari awal kepindahannya dulu.

Yura mendekat ke arah Ibu Jimin dan berniat untuk menyalami tangan Ibu mertuanya untuk yang terakhir kalinya.

"Ibu" panggil Yura lirih, namun tidak sesuai dugaan Ibu Jimin dengan kasarnya menepis tangan Yuri hingga membuat Yura hampir tumbang.

"Ibu, maafkan Yura. Sekali lagi terimakasih Bu, aku menyayangi Ibu" tutur Yura pelan.

"Dengar, aku bukanlah Ibumu. Jika aku Ibumu, aku tidak akan sudi mempunyai anak murahan sepertimu Yura" sarkas Ibu Jimin.

"Hmm, baiklah Nyonya" hanya kata itu yang bisa di ucapkan Yura.

"Ayah" panggil Yura mendekat ke arah tuan Park, Ayah Jimin hanya bisa memalingkan pandangannya dari Yura, bagaimanapun dirinya sangat menyayangi putrinya itu.

"Ayah, sungguh aku minta maaf atas kejadian ini. Maafkan Yura sudah mengecewakan Ayah, sudah memberikan aib bagi keluarga kita. Sekali lagi terimakasih Ayah, karna kebaikan Ayah aku bisa bersekolah disini dan mendapatkan kembali kasih sayang seorang Ayah..

"Cukup Yura, jangan kau bawa bawa tentang kasih sayang seorang Ayah lagi. Kau jelas tahu Ayahku akan mudah luluh karna rasa bersalahnya padamu" potong Jimin.

"Ayah, Ayah jangan merasa bersalah pada mendiang Ayahku. Aku sudah cukup berterimakasih pada Ayah selama ini sudah baik dengan keluargaku, Ayah selalu memberikan yang terbaik untuk Ayah Ibuku semasa beliau masih hidup. Sekali lagi maafkan Yura, dan Ayah tak perlu lagi merasa bersalah atas semua yang terjadi. Aku pergi Ayah, jaga kesehatan Ayah" ucap Yura dengan nada suara bergetar, dan perlahan mundur dari hadapan Ayah Jimin.

Sekarang atensi Yura beralih pada Jimin, sang mantan suami.

"Jim, terimakasih karna sudah membiarkan aku menyandang status sebagai istrimu walaupun hanya aku dan keluarga kita yang tahu. Aku tidak pernah menyesal Jim, bahkan aku selalu berdoa agar suatu hari kita bisa menjadi keluarga yang bahagia. Semoga setelah ini kamu bahagia ya Jim, nikahilah Seulgi, jalani kehidupan bahagiamu yang sempat tertunda karenaku. Maafkan aku jika selama ini membuatmu merasa tertekan dan muak, walau sebesar apapun aku mencintaimu, nyatanya hatimu memang bukan untukku. Sekali lagi maaf dan terimakasih, aku pergi. Jaga dirimu baik baik, jangan terlalu sering minum alkohol, itu tidak baik bagi kesehatan seorang calon dokter sepertimu" ucap Yura sambil menahan buliran bening yang hampir menetes di matanya.

"Dan ini..." tunjuk Yura pada sesuatu yang disodorkan Yura.

"Ini buku tabunganku, kamu bisa mengecek saldonya. Sedikitpun aku tidak pernah menggunakannya, dan sekarang aku kembalikan padamu juga cincin ini, terserah mau kau apakan. Jika kau sudah tidak sudi, kau bisa membuangnya" ucap Yura.

Selepas mengucapkan kata terakhir untuk Jimin, perlahan Yura berjalan ke arah pintu keluar apartementnya. Yura menguatkan dirinya bahwa dirinya akan bisa bertahan tanpa siapapun nanti. Yura masih tetap akan berkuliah, karna selama ini tanpa sepengetahuan Jimin dan keluarganya, Yura mendapatkan beasiswa penuh hingga selesai kuliah.

Tanpa sepengetahuan Yura, dibelakang ada yang mengikutinya. Entah apa yang membuat seseorang itu tergerak untuk mengikuti Yura, hatinya yang memaksa untuk mengejar dan membantu Yura.

Bersambung..

I Love You My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang