Part 15

1.1K 60 0
                                    

Langkah Yura sudah mulai menjauh dari kawasan apartmentnya, ralat maksudnya apartment Jimin. Tanpa disadari, sedari tadi ada yang mengikuti kemana langkah kaki Yura hingga Yura berhenti di sebuah halte bis.

Yura belum tahu kemana ia akan pergi, karna di Amerika, Yura tidak punya kenalan selain Jimin, dan Jackson. Tapi, juga ada salah satu sahabat Jimin yang dikenalnya, yaitu Min Yoongi.

"Yura" panggil seseorang, membuat Yura mendongak mencari sumber suara yang memanggilnya.

"Eoh, oppa" sapa Yura ketika mendapatkan siapa yang tadi memanggilnya.

"Kenapa kau disini?" tanya Yoongi.

Ya Yoongi lah yang sedari tadi mengikuti Yura.
Entah ada dorongan dari mana, tiba tiba saja hatinya seakan menyuruh untuk mengikuti Yura dan memberikan pertolongan pada gadis malang itu.

"Bukankah aku yang seharusnya bertanya seperti itu oppa? Apa yang oppa lakukan disini? Bukannya oppa sedang di apartment bersama teman oppa yang lain" tanya Yura beruntun, membuat Yoongi menghela nafasnya dan ikut duduk bersama Yura di halte.

"Yura, oppa ingin bicara denganmu. Oppa ingin mendengar ceritamu, apa boleh?" tanya Yoongi pelan, karna takut menyinggung perasaan Yura.

"Bukankah tadi oppa sudah mendengarnya dari Jimin" jawab Yura lirih, kembali menundukkan pandangannya.

"Aku tahu cerita itu bohong" sanggah Yoongi.

"Kenapa oppa begitu yakin jika cerita yang disampaikan Jimin itu adalah kebohongan?" tanya Yura penasaran.

"Hmm. Aku mengenal Jimin sudah bertahun tahun, bahkan kami tumbuh besar bersama Yura. Jadi aku tahu kapan dirinya jujur dan kapan dirinya berbohong" ungkap Yoongi meyakinkan Yura.

"Hmm begitulah oppa" jawab Yura lemah.

"Apa kau lelah? Kalau begitu ayo oppa bawa kerumah oppa, kau bisa ceritakan semuanya pada oppa disana, hmm kau mau?" ajak Yoongi berharap Yura tidak menolak.

Yura menganggukan kepalanya,

"Aku mau oppa" balas Yura, entah kenapa Yura sangat mempercayai Yoongi dari pada sahabat Jimin yang lainnya.

Yoongi akhirnya membawa Yura pergi ke apartment miliknya, sesampainya disana Yoongi mempersilahkan Yura untuk berganti pakaian dan makan, mengingat ada satu nyawa yang kebutuhannya harus terpenuhi oleh sang Ibu.

"Hanya ini yang oppa punya, oppa belum belanja bulanan" tunjuk Yoongi pada 2 potong sandwich yang berada di piring.

"Gomawo oppa, tidak apa apa oppa, ini saja aku sudah berterimakasih" jawab Yura tersenyum.

"Makanlah, setelah itu ceritakan semuanya pada oppa, kau mengerti?" titah Yoongi.

"Nee oppa" setelah mengakhiri pembicaraannya, Yoongi beranjak meninggalkan ruang makan, sementara Yura sibuk memakan makanan yang sudah disiapkan Yoongi.

***

Setelah menyelesaikan makannya dan mencuci piring, Yura beranjak dari dapur menuju keruang tamu. Disana, Yoongi sudah menunggunya sedari tadi dan sangat penasaran dengan cerita versi Yura.

Yoongi juga tidak mengerti kenapa Dia merasa begitu peduli dengan Yura, kalau dilihat bukankah Yoongi itu orang yang terlalu cuek dengan sekitar. Bagaimana bisa dirinya merasa sedikit khawatir dengan gadis, yang notabenenya adalah mantan istri sang sahabat yang sudah di anggap seperti adik sendiri.

Yoongi dan Yura memang pernah beberapa kali bertemu secara tidak sengaja, yang pertama di apartemen dan pernah sekali waktu Yura di rawat di rumah sakit.

"Oppa" panggil Yura.

"Hmm, sekarang bisakah kau ceritakan pada oppa tentang yang sebenarnya?" tanya Yoongi hati hati.

"Kenapa oppa begitu peduli padaku? Bahkan Jimin saja tidak peduli" tanya Yura sedih.

"Aku juga tidak tahu kenapa Yura, tapi aku selalu merasa bahwa aku harus melindungimu, aku merasa seperti punya ikatan dekat denganmu. Ah, maksudku ikatan sebagai kakak yang begitu menyayangi adik perempuanya. Aku juga tidak mengerti, apa karna aku terlalu merindukan adikku yang hilang belasan tahun yang lalu" ungkap Yoongi lirih, dengan tatapan sendunya ia menatap dalam wajah Yura.

"Hmm adik?" tanya Yura berbalik penasaran.

"Ya, adik oppa" jawabnya sambil tersenyum kecut.

"Ah sudahlah, ayo oppa ingin dengar ceritamu" desak Yoongi.

"Haaaah" Yura menghela nafasnya sebelum memulai ceritanya.

Akhirnya dengan berat hati, Yura menceritakan kisahnya dengan Jimin dari awal hingga akhir tanpa satu pun yang terlewat.

Dengan beragam bentuk ekspresi Yoongi mendengarkan dengan seksama cerita Yura, mulai dari mengepalkan tangan hingga yang lebih parah dirinya bersiap untuk melabrak Jimin. Tapi dengan cepat Yura menahan Yoongi yang sudah geram untuk memberikan sedikit pelajaran untuk Jimin.

Dirinya memang menyayangi Jimin, tapi Dia juga tidak bisa membenarkan sikap Jimin yang semena mena selama ini.

"Oppa, ku mohon jangan. Oppa menganggapku sebagai adik oppa kan? Jika iya, ku mohon jangan lakukan itu oppa. Aku baik baik saja oppa, sekarang yang terpenting adalah bayiku, aku tidak ingin bayiku kenapa kenapa oppa. Sekarang aku hanya punya oppa, jadi ku mohon jangan lakukan hal yang membuatnya bisa menambah menyakitiku nantinya. Oppa mengerti maksudku kan?" Yura menahan lengan Yoongi yang sudah tersulut emosi.

Yoongi memejamkan matanya sejenak, berusaha meredam amarah yang tadi sempat tersulut.

Setelah sedikit tenang Yoongi baru mau menatap wajah Yura dan membuka suaranya.

"Sekarang apa yang mau kau lakukan?" tanya Yoongi lembut.

"Aku akan tetap melanjutkan kuliahku oppa, dan mungkin setelah keadaanku membaik aku akan mencari rumah sewa dan mencari pekerjaan paruh waktu. Aku tidak mau dan tidak bisa terus merepotkan oppa disini" jelas Yura yang sudah mulai merencanakan tentang kehidupan selanjutnya.

"Kenapa harus pindah, tinggallah disini. Jika kamu tidak ingin menerima bantuan oppa tentang uang, oppa akan bantu kamu untuk mencari pekerjaan yang sesuai denganmu, bagaimana? Hmm" tawar Yoongi.

"Terimakasih oppa, tapi.."

"Oppa tidak menerima penolakan Yura" potong Yoongi cepat.

"Baiklah oppa, sekali lagi gomawo oppa sudah baik padaku" ucap Yura tulus.

"Iya, sekarang istirahatlah, kamu harus jaga kesehatan mulai sekarang, ada Dia yang harus kamu jaga dan lindungi. Usir fikiran negatif dari pikiranmu, oppa tidak ingin kamu dan calon ponakan oppa sakit" Yoongi berdiri dan mengelus kepala Yura dengan sayang, ada perasaan hangat yang dirasakan Yura maupun Yoongi disaat mereka menujukan rasa sayang satu sama lain.

"Siap oppa" jawab Yura sambil mengacungkan jempolnya dengan nada sedikit manja.

Senyum Yura sekali lagi membuat perasaan hangat menjalar di hati Yoongi, dirinya memang diam diam masih mencari keberadaan adiknya yang sekitar 19 tahun lalu diculik. Bahkan kini dirinya seakan mendapatkan kembali raga adiknya di diri Yura.

Bersambung..

I Love You My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang