Part 30

1.1K 62 0
                                    

Seminggu berlalu, tak pernah sekalipun Jimin absen datang ke kediaman Yura. Setiap pagi Jimin selalu membawakan bunga mawar merah dan menaruhnya di depan pintu apartmen Yoongi dengan sebuah sticky note 'Maaf' yang tersampir di sisi bunganya.

Yura sejujurnya merasa kasihan dengan Jimin, bahkan Yoongi dan juga anak Bangtan yang lain sudah menasehati Yura agar mau memberikan kesempatan kedua untuk Jimin. Mereka bisa memastikan jika Jimin tak akan berulah dan menyakitinya lagi. Tapi, Yura masih tetap kekeh dengan ke egoisannya.

"Bunga lagi?" tanya Yoongi saat melihat Yura membawa bunga dari luar.

"Hmm" jawabnya singkat.

"Sampai kapan kamu menghindarinya? Oppa tahu kamu masih kecewa, tapi tidak bisakah kamu memberikan kesempatan itu? Sebentar lagi kamu akan melahirkan sayang. Jadi dewasalah sedikit, ini juga demi kebaikanmu. Juga kebaikan si kembar, kamu tidak kasihan padanya? Apa kamu tidak sayang dengannya? Fikirkan lagi Yura, oppa hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu" ujar Yoongi yang menasehati adiknya kembali.

Yura hanya diam sambil meletakkan bunga mawar itu di atas meja, Yura berjalan masuk ke dalam kamarnya. Di sana Dia duduk bersandar di ranjang, memikirkan kembali perkataan Yoongi yang terngiang ngiang di kepalanya. Sejujurnya Yura kagum akan perjuangan Jimin, dan akhirnya Dia juga tahu bahwa yang di katakan Jimin tempo hari adalah kebenaran.

Jimin memang bekerja di sana dan tidak lagi tinggal di apartemen mewahnya. Yura merasa sedih ketika tahu apa yang terjadi dengan kehidupan mantan suaminya itu. Sedih ketika melihat tempat tinggal Jimin yang sekarang, walaupun sudah di angkat menjadi menejer Jimin tetap enggan pindah dari rumah sewanya. Dirinya merasa nyaman tinggal di lingkungan itu dan merasakan ketenangan.

Jimin sangat pandai membagi waktu, antara kuliah, bekerja serta berjuang untuk mendapatkan maaf dari sang mantan istri. Nilai akademik Jimin juga terus meningkat, bahkan selain mendapatkan beasiswa dirinya juga mendapatkan uang saku. Cukup untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya, dan uang hasil Dia bekerja untuk tabungannya di masa depan.

Jimin ingin jika nanti Yura memaafkannya, Dia ingin sekali berjuang untuk anak juga istrinya dari nol. Jimin sangat ingin merasakan proses itu, proses yang tidak instan dan pastinya banyak jalan yang berliku. Dan segala rencana itu semua sudah tertata rapi di otak Jimin.

***

"Oppa" panggil Yura saat melihat Yoongi sedang asik menonton TV.

"Hmm" saut Yoongi.

"Oppa, kenapa hari ini Jimin tidak mengirimiku bunga ya?" tanya Yura sendu, pasalnya pagi ini Yura tidak mendapatkan bucket bunga dari Jimin.

"Kenapa? Bukannya kau tidak suka?" tanya Yoongi.

"Oppa, bisakah kau katakan pada Jimin jika aku ingin menemuinya?" tanya Yura penuh harap, entahlah Dia hanya merasa ingin sekali bertemu dengan Jimin.

"Apa kau mau berbaikan dengannya?" tanya Yoongi antusias, dirinya senang jika adiknya ini ingin memberikan kesempatan untuk Jimin.

"Entahlah, aku hanya merasa ingin bertemu dengannya saja oppa. Cepat katakan padanya!" titah Yura yang langsung di angguki Yoongi.

Setelah mendapat perintah dari Ibu hamil itupun, Yoongi langsung bergegas memberikan kabar kepada Jimin bahwa nyonya Yura ingin bertemu dan membicarakan sesuatu. Sontak kabar itupun membuat senyum Jimin merekah, padahal dirinya kini sedang melakukan test yang sangat melelahkan di kampus.

Selesai menyelesaikan testnya yang menyita begitu banyak tenaga, Jimin memutuskan untuk kembali ke rumah sewanya itu, bersiap lalu pergi menemui Yura di apartemen Yoongi. Jimin hari ini memang mendapat jatah libur di cafe, dan pagi pagi sekali harus sudah berada di kampus. Maka dari itu Dia tidak sempat mengunjungi apartemen Yoongi, untuk sekedar memberikan bunga mawar merah seperti biasanya.

I Love You My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang