3: Janji Ya?

1.3K 108 7
                                    

"Haruskah aku menahan rindu ini lebih lama lagi? Hei! Dengarkan aku, aku sangat merindukanmu."

***

Nuca melajukan sepedanya menuju tempat ia dan Lyodra biasa bermain. Lyodra yang sudah mensejajarkan sepedanya dengan Nuca pun mengajaknya berbincang.

"Nuca..."

"Nggeh"

"Jawa mu itu loh Nuc, ngakak kali aku hahaha" ledek Lyodra dengan logat Medannya

"Dih, Medan mu itu loh, Lyo ngakak banget aku" sahut Nuca menirukan nada bicara Lyodra

"Yah...kumat deh"

"Kamu duluan sih"

"Yaudah Nucaaa dengerin, beneran ini"

"Yaudah apa?"

"Eskrim ku mana Nuc?" tanya Lyodra sembari memberikan tatapan sinis kepada Nuca

"Lah iya baru inget aku! Udah aku habisin tadi selagi di jalan. Tapi aku makan 2 doang kok!"

"Ohh 2 doang ya? Iya deh. Terus 3 lagi kemana Nuca?" Lyodra tersenyum miris, ia menahan emosi terhadap sahabatnya ini

"Aku kasih anak kecil tadi. Habis kasian Lyo, daripada dia nangis dipinggir jalan yang gatau karena apa, yaudah aku kasih eskrim ku aja" jawab Nuca polos tanpa rasa bersalah

"Eskrim kamu ya hmm?" senyum garang mulai ditampakkan dibibir Lyodra. Ia sudah gemas ingin menampol sahabatnya itu

"MATA KAO PAOK! ITU ESKRIM AKU NUCA!"

"Paok itu apa Ly? Bahasa Medan ya?" sahut Nuca dengan wajah polosnya lagi dan lagi

"Iya Medan punya. Paok itu artinya BODOH KAMU NUCAAAA!"

"Aku gak bodoh Ly ih jahat deh!"

"Sabodoteuing ra urus aku karo nggilane koe Nuc" ketus Lyodra sambil mempercepat sepedanya

"Lah-lah? Sejak kapan Lyodra bisa bahasa Sunda campur Jawa deh?" celetuk Nuca dibelakang Lyodra

"SEJAK JAMAN EMBRIO!" Jawab Lyodra dengan singkat dan terkesan ngegas

"Ahahaha iya-iya maaf Ly, besok aku beliin eskrim nya serius deh. Yaudah sekarang mau ngomong apa?" ujar Nuca sambil menyetarai sepedanya dengan sepeda Lyodra

"Halah males boong aja!"

"Emang bohong si Ly"

"GATAU AH NUC SUKA-SUKA LAMBEMU!"

"Yah marah, jelek tuh hahaha! Kali ini aku serius gak bercanda Ly. Udah yuk cerita yuk"

"Ga."

"Ly? Please ah jangan ngambek-ngambek"

"Hmm,jadi gini Nuc, masa ya si kodir anak kelas 6B itu deket-deketin aku Nuc. Males banget gak sih? Heuh dasar kodir tekodir kodir, kamu sih Nuc, waktu dia deketin aku kamu malah di kantin sama Christo, ... ," Lyodra masih melanjutkan curahan hatinya sambil terus menggoes sepedanya, karena terlalu fokus bercerita, ia sampai tidak menyadari bahwa sedari tadi sahabat lelakinya sudah tak ada disampingnya!

"Loh? NUCA? KAMU KEMANA NUC? DITELEN BUTO KUNING? NUCAAAA!" gerutu Lyodra sambil memutar balik sepedanya untuk mencari Nuca disepanjang jalan

Disisi lain, Nuca menghentikan sepedanya di depan rumah mama dan papanya dulu. Rumah masa kecilnya.
Rasanya senang, tapi juga sesak dalam waktu yang bersamaan.
Memori itu kembali terputar di otak Nuca.
Tergambar masa-masa dimana ia, mama, papa, dan kakaknya mencuci mobil di depan rumah sambil bermain air juga sabun cucinya. Bahagia sekali rasanya.
Tak kuasa, Nuca langsung turun dari sepeda, bersegera melangkahkan kakinya menuju pintu rumah yang sudah usang tersebut.
Saat Nuca hendak membuka pintu dan masuk ke dalamnya, seseorang menepuk pundak Nuca.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang