"Hari terus berubah, tak terasa, kamu pun juga."
* * *
Nuca segera mencari ponsel miliknya. Ternyata ponselnya berada di atas meja belajarnya.
Dengan tergesa ia mengambil ponselnya itu.
Kini ponselnya sudah berada di tangannya.
Tanpa basa basi, Nuca langsung mengetikkan jari-jarinya pada layar ponsel, ia mengirimi Lyodra pesan.Sekarang, Nuca sedikit lebih lega karena sudah melepaskan resahnya pada sahabatnya itu. Semangat dari Lyodra pun membuat Nuca merasa tenang.
***
Cklek
Terdengar suara pintu kamar Nuca terbuka"Nuca..."
"Eh? Papa? Kenapa pa?"
"Maafin papa ya nak, papa tau papa salah. Untuk kedua kalinya papa ngecewain anak-anak papa. Maafin papa Nuc"
"Gak apa-apa pa. Nuca ngerti" jawab Nuca singkat
"Nuc...Papa tau kamu kecewa berat. Ini semua diluar kendali papa Nuc"
"Nuca tau"
"Nuca mau minta apa? Liburan? Handphone baru?"
"Gak usah pa"
"Gitar?" sambung papanya
Mata Nuca berbinar saat mendengar papanya menawarkan gitar untuk dirinya.
Sejak kecil Nuca memang sering melihat keluarga besarnya bermain band kecil-kecilan.
Terutama pada om nya yang menjabat sebagai gitaris band keluarganya yakni om Ola.
Saat ia mendengar petikan gitar, seolah ada sesuatu yang menyihir dirinya, entah apa namun ia menyukai sihir itu."Nuca mau pah!" jawab Nuca dengan antusias
"Besok kita ke toko peralatan musik. Kita beli gitar yang Nuca mau ya?"
"Oke pa! Tapi Nuca juga mau minta satu hal ke papa"
"Apa itu Nuc? Sebut"
"Nuca mau lihat mama sama papa akur lagi, balik lagi" Kata Nuca dengan kepala tertunduk
"Kalo itu papa gabisa janji Nuc"
"Hm, Nuca tau jawaban papa. Tapi Nuca cuma mau papa tau kalo Nuca kangen sama mama pa, Nuca kangen kasih sayang orangtua Nuca yang utuh" Nuca merebahkan badannya, hari ini, tak hanya badannya yang lelah, tapi juga batinnya.
"Maafin pa--"
"Nuca tidur dulu pa" Nuca memotong ucapan papanya
"Selamat tidur Nuca" ucap papa Nuca dengan lembut sambil berjalan keluar dari kamar Nuca.
Sangat tidak biasa bagi seorang Nuca tidur disiang hari, ia bukan tipe orang yang seperti itu.
Namun entah apa yang ia pikirkan tadi, tiba-tiba saja mulut nya melontarkan pernyataan ingin tidur. Mungkin ia hanya berpura-pura agar papanya cepat keluar, atau mungkin juga ia memang benar lelah?Nuca melewati siang menuju sorenya sambil bermain PS kesayangannya.
Ia mendapati PS nya itu kala dirinya berulang tahun yang ke 10.
Sampai sekarang, benda itu masih menjadi benda legendaris menurutnya.
Karena sehabis bermain PS, pasti rasa sedih, marah, dan kecewanya hilang begitu saja.Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
Nuca tentu sangat malas untuk membuka pintunya.
Jangankan berjalan membukakan pintu, untuk merubah posisi senderannya pun ia enggan."Nuc bukaa!"
"Nucaaa!" teriak seorang gadis sambil terus mengetuk pintunya, kebetulan sebelum Nuca bermain PS, ia sempat mengunci pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA
Fanfiction"Nuca, Lyo pergi dulu ya! Tunggu Lyo 3 tahun lagi di bandara ini, Lyo janji akan pulang untuk Nuca." -Lyodra Ginting "Aku dilanda resah. Haruskah aku menunggu janji peri kecilku? Atau mengeratkan pelukku pada perempuanku?" -Raja Giannuca "Raja, teri...