15: Detik Bersama Peri

1.3K 151 51
                                    

"Mata indahmu berhasil membuat memoriku terputar. Membuat hatiku berdebar, kembali."

***

"Ly bangun ly..." ucap Ziva lembut sambil menepuk pundak Lyodra

"Lyodraaaa bangunnnn!" jerit Keisya menambahkan

"Eh anak bego! Jangan diteriakin juga dodol!" ucap Ziva sambil menoyor kepala Keisya

"Hehe maaf Ziv, over excited"

"Ly ayo bangun ly" ucap Ziva lagi

"Hmm-"

"Loh kei? Ziv? Kok disini? Kan lagi jam pelajaran" jawab Lyodra masih dengan suaranya yang lirih.

"Ly ini udah jam pulang"

"Hahh? Aku ketiduran? Yaampun!" ucap Lyodra dengan nadanya yang meninggi karena terkejut. Ia tertidur cukup lama, kira-kira 2 jam setengah.

Lyodra kemudian segera bangkit dari brankar UKS dan berniat berlari ke kelasnya untuk mengambil tas. Tapi sebelum Lyodra beranjak, Keisya sudah lebih dulu memegangi kerah baju belakang Lyodra agar Lyodra tidak bisa berkutik. Seperti induk kucing yang sedang menggendong anaknya.

"Eh misi loh kei aku mau ambil tas kok malah dijinjing kayak keranjang parsel gini!" gerutu Lyodra

"Buka mata lo, melek ly! Nih di tangan gue apaan?" ucap Keisya sambil menunjukkan tas Lyodra yang sudah ada di tangannya.

"Ih diambilin ... maaf aku udah ngerepotin kalian, makasih banget yaa!" jawab Lyodra yang kemudian mengambil tasnya dari tangan Keisya.

"Sama-sama. Gak usah kaku gitu lah Ly, lo-gue aja manggilnya"

"Oke deh siap"

"Pulang naik apa ly?" tanya Ziva

"Ah, paling jalan atau gak pesen gojek ziv"

"Udah kuat?"

"Udah kok, tenang aja ziv"

"Gue bawa mobil ly, mau bareng? Sama kei juga"

"Gak perlu, gak apa-apa kok. Makasih tawarannya Ziv" jawab Lyodra dengan nadanya yang lembut

"Yaudah yuk ke gerbang bareng!" seru Ziva pada Keisya dan Lyodra.

Mereka kemudian berjalan bersama menuju gerbang sekolah. Tapi sebelum benar-benar sampai gerbang, Ziva dan Keisya berbelok memisah dengan Lyodra, mereka mengambil mobil dulu di parkiran. Sedangkan Lyodra, ia memilih untuk langsung beranjak meninggalkan Keisya dan Ziva. Ia menyusuri jalanan dengan langkahnya yang perlahan karena kepalanya yang masih pusing.

Saat sudah sampai di pertigaan dekat sekolahnya, Lyodra baru membuka tasnya untuk mengambil ponselnya. Ia berniat untuk memesan gojek.

"Ini kok gak bisa nyala sih?" ucap Lyodra bertanya pada dirinya sendiri sambil berusaha menyalakan ponselnya, tapi ponselnya tak kunjung menyala.

"Tadi pagi alarm bisa bunyi, siangan dikit udah gak bisa lagi dasar hp kentang!" gerutu Lyodra. Ia kemudian duduk di pinggir trotoar menanti angkot yang lewat.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang