17: Bagaimana Bisa?

1.3K 138 42
                                    

"Jangan terlalu percaya, jangan terlalu menaruh rasa, jangan terlalu cinta. Nanti kecewa."

***

Nuca kini mengendarai motornya menuju rumah Lyodra dengan segera. Ia sudah meminta izin kepada bu Maia dengan alasan ada acara keluarga dadakan yang sangat diharuskan untuk hadir. Untung saja bu Maia percaya, jadi ia diperbolehkan pulang lebih awal.

Disepanjang jalan, Nuca hanya memikirkan Lyodra. Lyodra sakit karenanya, karena kelengahannya dalam menjaga, karena prilakunya yang semena-mena. Nuca sangat merasa bersalah.

Ditengah lamunannya itu, seketika Nuca berpikir, bagaimana Sam bisa tahu Lyodra sakit? Bagaimana Sam bisa ada di rumah Lyodra? Mengapa mereka bisa saling dekat?, Nuca semakin bingung dibuatnya.

Setelah 20 menit perjalanan, Nuca pun tiba di rumah Lyodra. Ia mengetuk pintu dan mendapati nenek Lyodra yang sedang duduk di kursi dekat dapur sambil memijat-mijat kepalanya. Terlihat sekali raut wajah khawatir juga lelah pada neneknya. Ingin Nuca ajak bicara, tapi Nuca tak mau lancang, ia segera izin pada nenek Lyodra dan langsung naik ke kamar perinya itu.

Keadaan Lyodra sudah ada kemajuan, kini Lyodra dapat membuka matanya! Yah, meskipun masih lemah. Tapi Sam senang, karena ia lah yang telah mengompres dahi Lyodra sedari tadi dengan sabar dan telaten hingga suhunya turun meski sedikit. Kini suhu gadis itu sekitar 38,7 derajat.

Setelah Sam melihat Lyodra membuka matanya, ia segera membantu Lyodra menegakkan badan dan langsung mengambil mangkuk yang berisi bubur buatan neneknya, lalu ia menyuapi Lyodra dengan perlahan.

"Nih makan dulu Ly, buka mulut lo"

"Gak mau makan Sam, perut aku sakit! yang ada muntah nanti"

"Harus makan ly, habis makan kita ke RS"

"Uh Sammy bawel! Lyodra maunya tidur" protes Lyodra dengan memanyunkan bibirnya

"Gak apasih! Ayok makan sayangkuuu, Lyodra Ginting sepupu ter paok yang kupunyaaa" ucap Sam meledek Lyodra sambil memainkan sendok berisi bubur itu seperti pesawat.

"Jujur aku males sepupuan sama kamu Sam. Maaf" jawab Lyodra singkat

"Sama. Tapi yaudah aaa dulu" bujuk Sam

"Aaaa" Lyodra pasrah, faktor lapar juga mungkin?

"Hap! Pinter anak mamih! Yuk lagi"

"Aaaa"

"Wahh Lyodra sudah besar! Mamih bangga pada Lyodra"

"Hahaha apalah kau Sam! Lawak kali loh"

"Nah gitu dong ketawa, good baby girl!" ucap Sam sambil mengusap pucuk kepala Lyodra.

Disaat yang bersamaan, Nuca datang. Ia membuka pintu kamar Lyodra dengan perlahan dan kemudian masuk ke kamar Lyodra. Nuca terkejut kala melihat Sam yang sedang mengelus kepala Lyodra sambil tertawa-tawa di atas kasur milik Lyodra. Rasanya pedih dan geram, ingin sekali ia menubruk tubuh Sam dari belakang saat itu juga. Tapi sebelum niat jahatnya terealisasikan, Lyodra sudah lebih dulu menengok ke arah pintu, arah datangnya Nuca.

"Nucaaa! Akhirnya kamu dateng" teriak Lyodra yang mendadak girang

"Iya Ly. Gimana? Udah mendingan?"

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang