"Benar kata orang, baiknya kita mengikhlaskan daripada terus memaksakan."
***
Sepulang sekolah, Samuel menghampiri Lyodra. Samuel dengan segera menarik tangan Lyodra untuk menuju ke parkiran.
"Ly, ayo"
"Kemana?"
"Pulang"
"Yuk!"
Samuel. Sifatnya ketika di sekolah dan di luar sekolah cukup berbanding terbalik di mata Lyodra. Jelas saja. Samuel di sekolah begitu cuek dan bicara seadanya saja padanya, sama seperti perlakuan Sam pada orang lain. Sangat berbeda bila dibandingkan dengan sikap Sam padanya di rumah. Toh memang sifatnya begitu, apalagi jika berada di lingkungan yang menurutnya kurang nyaman.
Jangan lupakan julukan Samuel si Kutub Utara hanya karena ia baik pada Lyodra!
Sam hari ini membawa motor karena tadi pagi ia dan Lyodra telat. Sam tidak mau tambah telat hanya karena terjebak macet. Hal itu juga yang membuatnya kini lebih cepat sampai mengantar Lyodra pulang. Ralat, pulang bersama Lyodra.
Sam kemudian segera mandi dan mengganti bajunya. Begitu pula dengan Lyodra. Bedanya, Sam berpakaian sangat rapi.
"Ly, ikut gue!"
"Kemana sih ihh! Orang mau mager-mageran sambil nonton si Yiyi Idol, kamu ngerti gak sih Sam?"
"Yaya kek yiyi kek gak peduli. Cepet ikut!"
"Gak mau!"
"Oke, gampang. Nomor ayah lo tersimpan di kontak gue secara baik dan benar. Jangan sampe gue bikin salah" ancam Sam yang dimengerti oleh Lyodra. Lyodra pun pasrah.
"Yayaya, aku ganti baju dulu"
Sam terkekeh, sepupunya benar-benar mudah dibodohi.
"Ayo cepet!" teriak Lyodra pada Sam yang dilihatnya melamun di depan teras rumah.
"Dih, sok cantik banget lo pake kacamata"
"Mau aku ikut apa enggak sih Sam? Kalau enggak ya aku balik lagi" ucap Lyodra yang membalikkan badannya, ia berniat masuk kembali ke rumah.
"Jangan ngambek-ngambek bocil, repot lo! Udah ayo ke mobil"
"Hmm"
Sam melajukan mobilnya dengan santai sambil mendengarkan musik dari earpod yang ia pasang di kedua telinganya. Mereka berdua saling diam, padahal banyak pertanyaan dalam hati Lyodra.
Sam mau bawa aku kemana sih? Sam mau ngapain? Duh jangan-jangan aku mau dijual? Sam psycho? Ah tidak-tidak! Kamu gak boleh negatif thinking Lyodra! Batin Lyodra sambil menggelengkan kepalanya. Sam yang menyadari itu pun kemudian bertanya.
"Kenapa lo?"
"Gak"
"Autis"
"Songong!"
Sam tak menjawab, memang iseng sekali. Hingga tiba akhirnya Sam dan Lyodra sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Sam dengan segera membawa Lyodra masuk ke dalamnya dan menuju ke salah satu toko.
"Ngapain ke sini Sam? Kamu mau beli handphone?" tanya Lyodra yang terlihat kikuk.
"Enggak. Sebenernya kemarin sore gue minjem handphone lo itu buat gue benerin. Dan gue benerin di sini"
"Tapi tadi pas istirahat mas nya ngabarin kalau handphone lo bisa dibenerin, cuma bakal ke restart semua"
"Gue yakin lo gak akan rela, makanya gue ajak lo ke sini buat milih handphone baru. Dari pada lo pake bekasan, mending beli baru aja yakan" jelas Sam panjang lebar, Lyodra hanya melongo mendengarnya. Anak sultan! Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA
Fanfic"Nuca, Lyo pergi dulu ya! Tunggu Lyo 3 tahun lagi di bandara ini, Lyo janji akan pulang untuk Nuca." -Lyodra Ginting "Aku dilanda resah. Haruskah aku menunggu janji peri kecilku? Atau mengeratkan pelukku pada perempuanku?" -Raja Giannuca "Raja, teri...