5: Papa! Bunda!

1.1K 89 12
                                    

"Tak pernah ada perpisahan yang menyenangkan. Tapi kamu bisa menciptakan perpisahan yang mengesankan."

* * *

"Hai Nuca! Selamat pagi" sapa seorang perempuan

"Oh, hai. Andin?"

"Iya bener aku Andin hehe, masih inget kan?"

"Iya inget"

"Raja, terima ini ya!" kata Andin sambil menyodorkan sebuah roti sobek dan susu cokelat

"Hah Raja? Buat aku? Gausah-gausah, ngerepotin. Aku kan ga ngapa-ngapain Ndin" jawab Nuca sambil mendorong pelan tanda menolak halus pemberian Andin tadi

"Aku mau panggil kamu Raja aja biar beda hehe. Gak ngerepotin ja, ambil ya? Please" Andin memohon

"Eum... Yaudah deh. Makasih ya Andin"

"Sama-sam--" ucapan Andin terpotong saat ia melihat seorang perempuan lain menghampiri Nuca

"Nuca, kamu kok gak nyamper aku? Sekarang juga malah disini. Ayo ke kelas Nuc, pak Dika bentar lagi masuk"

"Eh Ly, iya maaf ya, nanti aku jelasin dikelas. Andin, aku sama Lyodra ke kelas duluan ya. Makasih banyak roti dan susunya!" kata Nuca sambil tersenyum ramah dan perlahan meninggalkan Andin

"Lagi dan lagi. Kita liat aja nanti!"

***

Saat ini Nuca dan Lyodra sudah berada dikelas, dan seperti biasanya, mereka sangat serius dalam menyimak pelajaran yang sedang dijelaskan.
Tak heran mereka selalu menyabet peringkat 1 dan 2.
Waktu istirahat tiba, Nuca dan Lyodra menuju ke kantin bersama.
Lagi dan lagi Lyodra menjadi bahan perbincangan. Baru 2 hari ia sekolah disini tetapi ia sudah merasa stress saja.

"Ly, jangan dengerin" kata Nuca singkat sambil menggenggam tangan Lyodra

"Lepas Nuc" jawab Lyodra ketus

Nuca enggan melepas genggamannya

"Kenapa harus aku lepas?"

"Dengan kamu begitu, aku malah makin diomongin nantinya. Sudah Nuc, aku gak mood makan. Aku mau ke perpustakaan aja"

"Tapi Ly?"

Pertanyaan Nuca belum dijawab, Lyodra sudah lebih dulu berbalik badan dan melangkah kan kakinya menuju perpustakaan.
Perpustakaan merupakan rumah ke dua bagi Lyodra, apalagi saat ia merasa sedih, marah, tidak mood dan lainnya.
Ia akan duduk di perpustakaan, memasang earphone nya dan menyetel lagu-lagu favoritnya. Aneh tapi nyata.
Sedangkan Nuca tidak menyusul Lyodra, ia memilih untuk tetap ke kantin.
Siapa tau bisa dapat teman baru, pikirnya.
Ia juga berniat membelikan Lyodra makanan supaya bisa dimakan dikelas karena ia tau Lyodra punya maag yang sudah parah, bahkan ia mempunyai asam lambung.
Tentu saja Nuca tidak mau Lyodranya telat makan.
Saat Nuca sedang antri membeli makanan, seseorang menepuk pundaknya dari belakang

"Nuca ya?" tanya seorang lelaki berbadan cukup berisi dengan pipi yang tembam

"Iya?" jawab Nuca dengan terheran

"Kenalin, gue Richard. Ini temen gue, Samuel" ujar lelaki itu sambil menjabat tangan Nuca

"Hai, gue Sam" jawab Sam dengan tatapan dingin dan nada yang ketus

"Oh, aku Nuca. Salam kenal ya" kata Nuca sambil tersenyum ramah

"Hahaha, kaku banget lo. Bahasanya lo gue aja kali gausah aku kamuan" ucap Richard

"Oh gitu ya? Maaf aku eh* gue gak terbiasa ngomong lo gue" jawab Nuca dengan polos

"Yaudah sekarang biasain oke Nuc!"

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang