Dokter melakukan visit sekitar pukul delapan pagi, dan Ranum masih memejamkan mata.
"Dok tidak ada perubahan, keluhannya masih terus mual." Ujar Ray menjelaskan kondisi isterinya itu pada sang dokter, namun dokter hanya tersenyum.
"Tidak perlu khawatir, ibu Ranum tidak sakit kok."
"Loh dokter gimana? Jelas jelas isteri saya mual dan kondisinya sangat lemah seperti ini. Kalau memang penanganan di rumahsakit ini lambat saya mau cari serond opinion." Ray nampak mulai naik darah.
"Mari ikut saya keruangan." Ujar sang dokter dengan sabar. Ray mengikuti langkah dokter itu keruangannya dengan perasaan cemas, isi kepalanya penuh dengan berbagai opsi, entah itu memindahkan Ranum ke rumahsakit lain atau malah membawanya ke Singapore agar hasil pemeriksaannya lebih membuatnya yakin.
"Pak Raymond, bapak bisa lihat ini." Sang dokter menunjukan sebuah print foto hitam putih tidak jelas sama sekal. "Ini hasil USG organ dalam ibu ranum, semua dalam kondisi baik kecuali satu hal." Dokter menatap Raymond, pria itu tampak kebingungan menatap gambar dalam print out yang tidak terlalu bsar itu.
"Ini adalah rahim ibu ranum, ada penebalan dinding rahim di sana."
"Cancer dok?" Potong Raymond dengan wajah pucat. Selama ini dia benar-benar buta saoal organ reproduksi wanita, apalgi rahim. Yang sering dia dengar adalah cancer leher rahim, hanya itu.
"Bukan . . ." Dokter perempuan berusia sekitar empat puluh lima tahun itu tersenyum. "Titik putih ini masalahnya pak." Sang dokter tampaknya senang mempermainkan emosi Raymond melihat pria ini sangat panik dan cemas.
"Apa ini dok?"
"Ini embrio janin pak." Ujar sang dokter dengan wajah sumringah, tapi Raymond justru lemas, darah semakin surut dari wajahnya.
"Jadi isteri saya hamil dok?" Tanya Raymond setelah bisa mencerna semua situasi ini, sang dokter mengangguk. "Soal insiden nasi goreng, isteri anda tidak keracunan sama sekali. Mungkin hanya kebetulan, pada saat hormon sedang tidak stabil yang mengakibatkan rasa mual itu begitu kuat, kebetulan ibu Ranum barusaja menyantap nasi goreng." Terang sang dokter dengan sabar.
"Jadi sekarang bapak bisa tenang, rasa mual di awal kehamilan itu biasa. Dan kami akan memeriksa kondisi ibu Ranum, jika memungkinkan kami akan bantu dengan multivitamin, bu Ranum bisa dibawa pulang setelah kami memastikan kondisi beliau."
Raymond berkaca menatap lembaran kecil itu. "Saya speechless dok." Ujarnya jujur, membuat sang dokter tersenyum sekali lagi.
"Selamat pak Raymond, semoga kehamilan ibu Ranum berjalan lancar ya. Anda bisa memberikan kabar bahagia ini pada keluarga juga pada bu Ranum, mungkin dengan begitu kondisinya akan semakin baik karena semangatnya mungkin menjadi tumbuh setelah melihat foto embrio janinnya."
"Ok dok, terimakasih." Raymond bergegas keluar dari ruangan dokter dan kembali ke ruang perawatan. Semua keluarga yang menanti dengan cemas penjelasan dokter mendadak menangis, baik itu ibu mertua maupun ibu kandung Ranum setelah mengetahui Ranum tidak sakit melainkan hamil. Mereka bahkan berpelukan sangat erat.
"Kita akan punya cucu jeng."
"Iya."
Ranum yang masih lemas dibangunkan perlahan oleh Raymond.
"Sayang, aku pengen kasih tahu kamu sesuatu." Bisik Ray ditelinga Ranum, tapi dia sangat sulit membuka matanya karena pusing dan lemas, tapi dia menggerakkan jarinya, memberi tanda pada Raymond bahwa dirinya saat ini mendengarkan meski matanya tertutup.
"Kamu nggak sakit." Bisik Ray, tapi Ranum tampak bergeming.
"Kamu hamil anak kita." Imbuh Raymond dan mendadak air mata menetes dari sudut-sudut mata Ranum yang masih enggan terbuka.
"Yang kuat ya, demi anak kita." Bisik Ray lagi sebelum akhirnya mengecup kening isterinya itu.
_______________________
Yuk share gimana pengalaman kalian waktu tahu pertama kali kalian hamil???? Ada yang malah jingkrak-jingkrak? Ada yang shock karena sebenernya nunda eh malah kebobolan???
Pasti seru deh ya pengalaman pertama tahu kita hamil. Aku udah agak lupa sih, tapi yang jelas nggak sedramatis ini. Dan ekspresi suamiku kayanya juga datar-datar aja waktu di kasih tahu.
hihihii
kasihan ya

KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAH
RomanceKisah ini menguak tentang berbagai rasa dalam sebuah pernikahan. Berbagai rasa dalam sebuah pernikahan, ada asam, ada manis, ada asin, dan semua bikin gregetan, karena pasangan ini tidak saling mengenal secara dalam sebelum pernikahannya.