Pernikahan terlalu singkat untuk dihabiskan dalam pertengkaran berulang, hal-hal sepele yang sebenarnya bisa di kompromikan tapi memilih di perdebatkan secara panas hingga tak lagi saling bertatapan. Namun setelah mengalami kejadian buruk di kantornya, Raymond berjanji pada dirinya sendiri untuk tak lagi bertengkar dengan Ranum meski dia mungkin akan kehilangan kendali dirinya.
***
- 3 Minggu kemudian -
Raymond dan Ranum memilih untuk menghabiskan liburan bersama ke Bali untuk kembali merekatkan kembali hubungan mereka yang sempat menghambar beberapa waktu terakhir. Ranum mempersiapkan segalanya sebaik mungkin, meski tentu saja membawaw balita dalam sebuah liburan semi bulan madu tidak akan pernah sederhana.
Susu, makanan dan camilan khusus balita, perlengkapan pakaiannya mulai dari pakaian dalam, jaket, kaos kaki, diapers dan lainnya. Sesampai di hotel bintang lima di Kuta, Bali, Ranum sudah tampak kelelahan. Apalagi pesawat mereka sempat delay karena cuaca buruk. Tak hanya Ranum, Raina juga tampak tertidur di pelukan ibunya.
"Aku boboin Raina dulu ya." Ujar Ranum.
"Ok."
Raymond meletakkan koper mereka juga mengeluarkan beberapa perlengkapan yang mereka bawa dari rumah. Setelah itu dia membersihkan diri di kamar mandi, sebelum memutuskan untuk beristirahat sejenak, menunggu Raina bangun atau memesan makanan yang bisa di antar ke dalam kamar. Mereka memang tiba di Bali malam hari, sengaja agar Raina tidka rewel dalam penerbangan.
Ray mengeringkan wajahnya dengan handuk setelah mencuci bersih wajahnya. "Kamu mau di pesenin makan lagi?" Tanya Raymond pada isterinya.
"Masih kenyang banget."
"Raina?"
"Dia udah kenyang juga, tadi kan makan jam enam-an." Jawab Ranum. "Aku mau mandi aja terus istirahat." Senyumnya sembari membongkar koper untuk mencari piyamanya.
Ranum membawa piyama masuk ke kamar mandi, tapi Raymon tampak menatapnya tak berkedip, bahkan sebelum Ranum menutup pintunya. "Kenapa ngelihatin gitu sih?" Tanya Ranum kikuk.
"Boleh ikut mandi?" Raymond terlihat malu-malu, sementara wajah Ranum langsung bersemu merah. Pasca kelahiran Raina melalui operasi caesar, Raymond dan Ranum praktis tak pernah bercinta diluar adat kebiasaan, five minutes done alias lima menit kelar, takut keburu kepergok Raina.
"Pengen ikut?" Goda Ranum, dan Ray mengangguk. Dia sempat menoleh ke arah Raina, menyelimutinya dan memasang bantal di sekelilingnya sebelum masuk ke kamar mandi. Ritual mandi bersama antara suami isteri memberikan keintiman yang lebih, apalagi jika mereka menyempatkan bercinta, memenuhi fantasi mereka di bawah kucuran air hangat, atau berendam bersama di dalam bathtube.
Tampaknya Raymond dan Ranum tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dimana sang pengawas kecil yang meski tak banyak bicara tapi selalu memperhatikan dengan mata malaikatnya itu tertidur pulas.
Raymond benar-benar bisa menikmati moment keintiman bersama isterinya, mulai dari bathtube, shower, hingga wastafel tempat dinding kaca lebar bertengger. Ranum yang biasanya menahan dirinya, bahkan cukup sabar meski dalam setiap kali bercinta dia tak menyentuh klimaks sama sekali. Tapi kali ini dia menemukan pembalasan yang setimpal. Perjalanan semacam ini memang sesekali diperlukan oleh pasangan, untuk mengingat kembali bahwa mereka menikah tak semata-mata untuk berketurunan, tapi karena mereka saling mencintai, dan hubungan intim adalah sebuah hasrat murni, perwujudan perasaan mereka yang paling dalam. Tidak semata-mata soal hubungan fisik, melainkan hubungan batin.
______________________________________________-
Hai mak tor dateng lagi, semoga kalian suka yakakkkkkk

KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAH
RomanceKisah ini menguak tentang berbagai rasa dalam sebuah pernikahan. Berbagai rasa dalam sebuah pernikahan, ada asam, ada manis, ada asin, dan semua bikin gregetan, karena pasangan ini tidak saling mengenal secara dalam sebelum pernikahannya.