Bab 32

15.1K 899 43
                                    

Henley

Kenyataannya memperjuangkan hubungan kami lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak dapat menghubungi Bennett. Dia memblokir nomorku. Dia memblokir nomor tempat kerjaku. Dia menolak panggilan apa pun dari ponsel Sebastian. Ketika aku berhenti di rumahnya, mobilnya tidak pernah ada di sana. Dia seperti tidak pernah pulang sejak dia menjauhkan aku dari kehidupannya. Dia melakukan semua hal untuk menghindariku.

Aku tidak ragu kalau ibunya berada di balik semua ini—khususnya mengingat fakta kalau Curtis membatalkan gugatannya di hari yang sama Bennett menghilang. Tapi itu bukan berarti aku hanya marah pada ibunya. Bagaimana bisa Bennett menyerah padaku semudah ini? Kenapa dia bahkan tidak mencoba berjuang? Kenapa dia tidak mengatakan saja kepadaku apa yang terjadi? Kenapa dia tidak bisa mengakhiri hubungan kami dengan bertatap muka denganku? Ada begitu banyak hal yang ingin kukatakan kepada mereka berdua. Ada banyak hal yang ingin kukatakan kepadanya... tapi aku tidak bisa menemukannya.

Aku mengerang, menjatuhkan kepalaku ke atas tangan. Memikirkan soal itu membuatku sakit kepala.

"Lupakan saja dia," kata kakakku, menyandar di meja dapur di seberangku dan menjentikkan jarinya untuk mendapatkan perhatianku. "Dia menggunakan sekretarisnya untuk putus denganmu. Kenapa kau masih ingin bersamanya setelah itu?"

Kuangkat kepalaku, dan menggeram kepadanya. "Dia tidak bermaksud untuk mengakhiri hubungan denganku karena keinginannya. Aku yakin."

Brandon melipat kedua tangannya di depan dada. "Tetap saja. Aku tidak bisa berada di pihaknya setelah mengetahui dia melakukan ini padamu."

"Ya, aku juga tidak yakin soal ini," kata Ariana, membasahi kain lap agar dia bisa membersihkan mesin espresso. "Aku sangat menyukai Bennett... tapi aku tidak bisa mengerti kenapa dia melakukan ini."

"Ini karena ibunya," jawabku, merasa defensif. "Dia pasti melakukan sesuatu. Pasti hal yang buruk. Dia tidak akan melakukan ini."

Ariana menggigit bibirnya. "Aku juga tidak berpikir dia akan melakukan ini, tapi..."

"Aku hanya butuh bicara padanya."

Brandon dan Ariana bertukar pandang, tapi aku membungkukkan bahuku, mengabaikan mereka. Aku tahu mereka hanya ingin menjagaku. Jika ini adalah situasi yang berbeda, aku pasti akan setuju dengan mereka. Tapi dengan Bennet ini berbeda. Mereka tidak mengerti bagaimana ibunya Bennett.

Namun, sebagian dari diriku benci membuat alasan untuk membela  Bennett. Ada cara lain yang lebih baik untuk memutuskan hubungan denganku ketimbang ini. Bagian dalam diriku itu berpikir kalau dia tidak pantas membuatku memperjuangkan hubungan yang tidak diinginkannya. Bagaimana bisa dia berpikir aku akan menerima ini? Kami mungkin tidak pernah mendeklarasikan secara resmi kalau kami adalah pasangan, tapi aku tahu dia memiliki perasaan terhadapku. Dia pernah peduli padaku. Itulah sebabnya aku harus bicara dengannya. Hanya untuk memastikan. Jika dia benar-benar menginginkanku pergi, maka aku akan pergi. Tapi jika tidak...

"Ughh."

Ariana menghela napas, menepuk-nepuk pundakku. "Sudah, sudah."

"Aku bisa mengenalkanmu dengan temanku dari penjara," Brandon menawarkan.

"Ariana, tolong keluarkan sampah dan buat Brandon membantumu."

Hired to Love (Direkrut untuk Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang