13. Mahasiswa

518 52 93
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~




(Author mau ngingetin nih.. Jangan lupa baca "A GREAT DEAL" Ya ! Hehe)

Selamat membaca :)

****





Beberapa bulan kemudian~

Devan tengah sibuk menata tempat yang nantinya digunakkan untuk acara ospek para mahasiswa baru. Ya, tahun ajaran baru sudah dimulai. Devan selaku anggota BEM ikut terjun dalam kegiatan ini, bahkan ia menjadi panitia inti.

"Guys! Kita breafing dulu, ayo kumpul!" teriak Niko selaku ketua BEM.

Begitu mendengar, semuanya langsung menghampiri Niko. Devan memilih duduk di bawah pohon yang jaraknya tak jauh dari sana. Adapun Marsel dan Igo yang ikut-ikutan seperti Devan.

"Udah kumpul semua? Oke, jadi nanti pukul 8 dimulai ya. Kita buat para calon maba baris di depan pager, terus kita giring masuk sesuai barisannya, lalu apel sebentar, dan langsung menentukkan kakak pengasuh"

"Ohya, dan kalian jangan lupa baca peraturan yang udah gue sebarin di grup. Harus ditaati, jangan ada yang melanggar. Dan gue perjelas sekali lagi, selama di kampus kalian tidak diperbolehkan kontak langsung dengan peserta., Meskipun peserta itu adek kalian, sepupu, atau pacar pun, kalian harus adil. Disini semua sama, nggak ada yang spesial!"

"Ohya, dan gue udah bagi kakak asuh perkelompok. Pertama, ada Devan, Marsel, Vania, Renka, dan Caca. Kedua~bla bla..."

Ketika mendengar nama mereka di sebut, Devan dan Marsel langsung tos ala mereka sembari tertawa. Sedangkan Igo? Lagi-lagi ia harus dipisahkan dengan kedua sahabatnya ini.

"Mending lo gabung sama kelompok lo bro.," ucap Marsel.

"Wadaw, anak-anak semester 5 lagi kelompok lo?" tanya Devan tak percaya.

"Ck. Ck. Ck. Jodoh nggak kemana.." sahut Marsel.

"Bangkek lo pada!" gerutu Igo yang langsung melenggang pergi.

"Lah, marah tu anak?" tanya Devan.

"Van Shel, ini spidol buat kalian" ucap Renka menghampiri Devan dan Marsel lalu memberikan dua spidol hitam kepada mereka.

"Buat apa nih?" tanya Marsel.

"Buat corat-coret dong!"

"Siippp seru nih, yang warna-warni kaga ada?" tanya Devan.

"Gue dikasihnya yang warna item doang.."

Mereka berdua menganggukkan kepalanya paham. Namun tak lama kemudian, terlihat dari kejauhan Vania dan Caca yang berlari menghampiri mereka. Setibanya Vania disana, Vania langsung duduk diantara Devan dan Marsel.

"Jangan lari-lari bocel..! Ntar kumat lagi.." ucap Marsel memperingati.

"Awas aja kalo nanti lo sampek kumat lagi, nggak kuat gue ngangkat badan lo!" sambung Devan.

"Iiih gue nggak berat tahu!! orang langsing gini jugak!" teriak Vania tak terima. Hal tersebut membuat tawa Devan dan Marsel lepas, selalu saja ada hal yang membuat Vania kesal.

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang