34. baku hantam nggak nih?

109 18 18
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~

****





UP UP UP!

TERIMAKASIH BANYAK SEMUANYA, UNTUK SUPPORT DAN DUKUNGANNYA❤️

AUTHOR TERHARU >~<

Saat ini Devan tengah berbicara empat mata dengan Revan. Setelah hampir sejam mencari keberadaan Revan, akhirnya ia menemukan bocah sialan ini yang ternyata berada di kelas Renata. Devan menghembuskan napasnya kasar sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

"Jadi tujuan lo apa Re?" tanya Devan malas.

"Gue gedek banget kudu ngurusin lo!" lanjut Devan mengerutkan keningnya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Melihat teman-temannya yang sedang menunggunya di kursi beton.

Revan terkekeh pelan lalu menepuk bahu Devan beberapa kali, sebelum akhirnya ditepis oleh Devan. "Ya nggak usah ngurusin hidup gue lah, gue udah gede juga"

"Gue khawatir sama lo, baru berapa hari lo kuliah disini? Malah enak-enakan ke kelas Renata" gerutu Devan dengan nada meninggi. Devan tak paham dengan jalan pikiran Revan yang selalu tidak dapat ia tebak.

Revan terkekeh lalu melangkahkan kakinya sedikit mendekat ke Devan. "Gue ada info dari Rio nih, lo mau tau nggak?

Devan mengernyitkan dahinya bingung. Devan seperti berada dijalan buntu sekarang. Padahal rasanya ia belum puas untuk menyumpah serapahi kembarannya yang menyusahkan ini.

"Mau nggak? Gausah gengsian deh lu. Sesama saingan kan harus sportif" ucap Revan yang terlihat meyakinkan dengan seringainya.

Devan menggelengkan kepalanya guna menyadarkan diri. Ia tak ada kaitannya dengan Rio, dan tak ingin menambah masalah lagi. Devan merasakan ada bau-bau kecurigaan kepada Revan.

Devan membuang pandangannya ke arah lain dan menepuk bahu Revan beberapa kali. "Dasar pengalihan isu. Gue baik nih nggak marah berlebihan sama lo!"

"Nggak mau? Yaudah" gumam Revan lalu membalikkan badannya. Namun dengan cepatnya Devan menarik bahu Revan dan membuatnya membalikkan badannya kembali.

Devan menghela napasnya pelan. "Ya-yaudah. Kasih tau apa susahnya sih!"

"Jadi, gue tadi denger kalo Rio ngajak Renata ke taman depan kampus ntar siang, katanya sih mau nyatain perasaannya gitu. Nah jadi gue mau gagalin rencananya si Rio, tapi gue mendadak ada acara tiba-tiba nanti siang. Gimana lo tertarik nggak buat ngerecokin?" tanya Revan dengan raut wajah serius.

Devan melirik tajam Revan. "Apa sih!"

"Mau nggak lo? Mumpung ada waktu tuh" lanjut Revan.

"Ck. Ngapain sih buang-buang waktu! Udah gue ke kelas dulu. Lu juga jangan keluyuran lagi!" gerutu Devan kesal.

Revan terkekeh lalu ia menyenggol bahu Devan. "Gimana mau nggak lu? Gue lagi baik hati nih sama saingan gue kasih bocoran"

"Apa sih, dasar nggak jelas!" gerutu Devan yang langsung melenggang pergi meninggalkan Revan dan menghampiri teman-temannya yang lain.

"Bocah gengsian!" ucap Revan sembari terkekeh.

****

Setelah selesai dengan mata kuliahnya, Renata memasukkan laptop dan beberapa bukunya. Ia melirik arlojinya yang ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 13.45.

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang