31. Ujian

186 21 5
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~


Terus dukung dan vote EUNOIA yaa!

Jangan bosen-bosen sama cerita yang semakin membuat kalian gregetan bukan main wkwk

Author akan mengusahakan untuk Update tiap minggunya ^^


****

Tak terasa waktu begitu cepat. Padahal Devan merasa baru beberapa bulan saja ia meng-Ospek adik-adik tingkatnya, termasuk Renata. Ternyata Ujian Akhir Semester telah didepan matanya.

Semalaman Devan tak belajar, ia malah bermain Playstation dengan teman-temannya. Mereka memang sengaja tidak belajar, mereka semua sepakat untuk bertaruh. Bertaruh siapa yang mendapat nilai paling tinggi tanpa belajar, tentunya akan mendapat reward.

Kali ini personilnya bertambah satu, ya benar, Revan. Entah mengapa ia sudi bermain game bodoh ini, padahal kita semua tahu bahwa otak Revan lebih encer diantara otak kita berenam.

Tahun lalu, Igo lah yang memenangkan taruhan ini. Memang sangat diakui jika ia menguasai bidangnya. Dia di jurusan teknik komunikasi. Tentunya itu tidaklah mudah.

Saat ini Devan dan teman-temannya sedang berjalan menuju ke Kantin. Pagi ini mereka tak sempat sarapan, bangun mereka semua terlalu kesiangan, tentunya jika mereka membuat sarapan akan lebih menguras waktu lagi. Tak ketinggalan juga Vania yang mengekor dibelakang Devan.

Beberapa hari yang lalu, saat Vania berbicara dengan Devan didalam
mobil, Devan menyuruh Vania untuk berpura-pura mesra didepan publik. Vania tak tahu apa tujuan Devan melakukkan itu, namun ia menyetujuinya saja.

"Kalian cari tempat duduk ya, biar gue sama Igo yang pesen" ucap Revan, dan disetujui yang lain.

Mereka semua pun duduk disalah satu bangku. Mereka semua sibuk dengan dunianya masing-masing. Marsel yang tengah mabar bersama Fano. Reyhan yang tidur dengan meletakkan kepalanya diatas meja, namun kedua matanya masih terbuka lebar. Lalu Devan dan Vania yang tengah asyik berbincang-bincang.

Tetapi tiba-tiba saja Reyhan bangun dari tidurnya. Kedua matanya membelalak lebar kala melihat sesuatu.

"Sstt Devan.. Devan!" bisik Reyhan sembari menarik tangan Devan yang ada diatas meja.

Devan merasa risih dengan sifat Reyhan yang aneh. Ia menggerutu kesal. "Apa sih. Tidur sana!"

"Goblok. Liat arah jam 9 lo!" umpat Reyhan kesal.

Devan pun menoleh, diikuti Vania yang juga penasaran. Ternyata ia melihat Renata yang baru saja duduk bersama teman-temannya, mereka berada tak jauh dari tempat duduk Devan saat ini.

"Niat gue baik ngasih tau lo" gumam Reyhan kesal. Ia kembali meletakkan kepalanya diatas meja.

Devan menghela napas berat kala melihat Renata yang tengah tertawa asyik bersama teman-temannya. Sebahagia itu Renata, ia sama sekali tak terlihat sedih. Begitu pikir Devan.

Devan menoleh menatap Vania. "Vania, anter gue ngambil pesenan"

Vania terkejut dan terkekeh. "Kenapa Devan? Biasanya kan juga dianter sama mbaknya"

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang