21. Permainan Hati

323 32 43
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~



****




Malam ini, Devan sudah bersiap-siap untuk menjemput Renata. Rencananya malam ini, ia akan membawa Renata ke suatu tempat yang sama sekali belum pernah mereka berdua kunjungi.

Devan keluar dari kamarnya sembari merapikan bajunya. Ia melihat teman-temannya yang tengah asyik berkumpul di ruang tengah.

"Bro, gue keluar dulu yaa" ucap Devan.

"Kalo kencan kaga usah pamer kali" sahut Igo menoleh menatap Devan.

"Gue nggak pamer, gue cum-"

"Yayaya sana pergi!" potong Fano cepat.

"Iya sono, sepet gue liat" imbuh Reyhan tanpa menoleh.

"Gue nitip bakso dong Van.." sahut Marsel.

"Iya, gue beliin" balas Devan.

"Gue pergi dulu" ucap Devan lagi lalu keluar menuju basement.

Devan mengambil mobilnya dan melesat menjemput Renata. Setibanya Devan di sana, ternyata Renata sudah menunggunya di luar. Renata langsung berlari menuju mobil Devan yang terparkir di depan gerbang.

"Hai Devan..!" sapa Renata penuh semangat, saat masuk ke dalam mobil Devan.

Devan tersenyum senang. "Tumben wangi"

Renata memakai safety beltnya sembari melirik kesal ke arah Devan.

"Biasanya juga wangi kali. Kamu tuh yang jarang mandi!" balas Renata ketus.

"Jangan-jangan kamu cuman pake parfum ya sekarang?" tebak Renata.

"Yakali mau jalan sama pacar kok nggak mandi" balas Devan.

Renata melirik Devan sembari memperlihatkan smirknya. Sedangkan Devan memilih untuk melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan kost Renata.

"Devan, emang kita mau kemana?" tanya Renata penasaran.

"Belum juga nyampek"

"Iiiih, maksudnya tujuan kita mau kemana?" tanya Renata lagi.

"Nanti tau sendiri. Nggak boleh spoiler" balas Devan tanpa menoleh.

"Oh gitu ya, ceritanya mau ngasih surprize?" tanya Renata lagi dengan antusiasnya.

Devan menoleh sekilas sembari mengacak puncak kepala Renata gemas, lalu kembali menatap jalanan.

"Iya kan??" tanya Renata lagi.

"Nggak tau" balas Devan seadanya.

"Nyebelin ya..!" gerutu Renata.

Renata pun mengerucutkan bibirnya, ia akhirnya memilih untuk duduk diam. sembari menatap pemandangan di luar jendela.

Tak sampai 20 menit mereka pun sampai di tempat tujuan.

"Udah sampek, turun yuk!" ajak Devan.

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang