30. Bercerita tentang

209 20 19
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~

Terima kasih buat kalian yang sudah baca sampai sejauh ini. Jujur nggak nyangka bisa nerusin cerita ini sampai di part 30.

Terima kasih untuk kalian yang selalu memberi support, memberikan respon kalian disetiap part juga.

Tanpa kalian, mungkin saya tidak dapat meneruskan cerita ini sampai ending.

Ini adalah Part yang paling spesial dari part part sebelumnya. Semoga suka ^^




****



Bercerita tentang Vania.

Aku mengedarkan pandanganku ketika aku turun dari mobilku. Aku telah sampai di kampus yang telah menjadi impianku selama ini. Tentunya aku senang, sangat senang. Karna tak semua orang bisa beruntung sepertiku. Itu dalam aspek pendidikan, bukan dalam keluarga.

Aku Vania Adindira. Aku lahir di Jakarta, tetapi saat aku menginjakkan kaki di Sekolah Dasar, aku mulai pindah ke Jogja. Mulai saat itu, aku hidup sebagai orang Jogja sampai sekarang.

Aku masih memiliki kedua orangtua. Namun mereka tidak disini, mereka sibuk bekerja di luar negeri. Mereka pulang hanya sekali dalam setahun, atau terkadang mereka tak pulang. Lalu bagaimana caraku hidup? Setiap bulannya mereka selalu memberiku uang jajan ataupun uang sekolah. Berapa pun nominal yang ku mau, mereka sanggup.

Dari sekolah Dasar hingga aku lulus SMP, aku hanya di temani nenekku. Awalnya, aku menanggap semuanya biasa saja, tak ada yang berbeda. Hingga suatu hari nenekku menghembuskan napas terakhirnya saat aku menginjakkan kakiku di bangku SMA. Dan sekarang, hanya ada aku, sendiri disini.

Aku tak tahu, apakah kedua orangtua ku masih menganggapku sebagai anak mereka atau bukan. Semenjak aku SMP, aku tidak pernah melibatkan mereka dalam urusan apapun. Mengambil raport, rapat wali murid, aku jalani sendiri. Memang, sebenarnya para guru tidak memperbolehkan. Namun, mereka tahu kondisiku, tahu keadaanku.

Saat aku duduk di bangku SMA, aku mulai menyadari pentingnya peran orangtua dikehidupanku. Menurutku masa SMA tidak seindah yang aku bayangkan. Aku benar-benar butuh sosok ibu dan ayah untuk menemaniku.

Dulunya, setiap hari-hariku selalu di warnai cemoohan, pembullyan, bahkan kekerasan pun pernahku rasakan. Aku pernah dianggap anak haram, yatim piatu, anak pungut. Aku selalu dijauhi mereka, sekalinya mereka berteman, mereka hanya memanfaatkanku.

Dikelas, aku selalu mendapat rangking terbaik, hingga banyak dari mereka yang tak terima. Aku di pukuli di toilet, semua bukuku di buang, bahkan aku pernah diancam untuk pindah ke sekolah lain.

Namun aku berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan kepada mereka, bahwa aku bukanlah seperti yang mereka katakan. Aku menahan rasa sakitku sendiri, sampai akhirnya hari kebebasan datang.

Sampai pada akhirnya aku dapat membuktikan pada mereka, pada diriku sendiri tentunya. Bahwa aku bisa berhasil dikemudian hari. Nyatanya, aku masuk ke kampus unggulan dengan nilai hasil usahaku selama ini. Tentunya ini bukanlah akhir dari segalanya. Malah pikirku, ini adalah perjalanan hidup sesungguhnya baru akan dimulai.

Ohya saat aku SMA, kedua orangtua ku mencarikan asisten rumah tangga dan sopir pribadi untuk menemaniku. Untungnya, mereka awet bekerja dirumahku hingga sekarang.

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang