41. Bersama

95 17 17
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~

****


3 tahun kemudian..

Renata masuk ke dalam mobil dengan membawa beberapa tumpukan buku yang ia pinjam kemarin di perpustakaan kampusnya.

"Maaf ya Rio, gara-gara aku kesiangan kamu jadi terlambat masuk kerja nanti" ucap Renata menatap Rio dengan rasa bersalah.

Rio tersenyum dan mengambil alih buku di tangan Renata, menaruh buku-buku tersebut di jok belakang. "Enggak kok, santai aja masih jam segini juga"

"Maaf banget ya Rio. Makin nggak enak sama kamu, kalo gini terus besok nggak usah jemput lagi deh" ucap Renata merasa tak enak hati.

"Kok gitu sih, nggak ngerepotin sama sekali kok Ta" ucap Rio memperjelas.

"Tapi kalo Renata udah ngerepotin bilang ya. Jangan diem aja!" balas Renata sembari mengerucutkan bibirnya ke depan.

Rio pun terkekeh sembari mengangguk, ia mengingatkan Renata dengan menunjuk safety belt yang ada di sampingnya itu agar segera digunakkan. Renata cepat memahami kode yang Rio berikan, ia pun segera memakai safety beltnya dengan benar.

Sesaat setelah itu, Rio mulai menjalankan mobilnya menuju kampus untuk mengantarkan Renata.

Sudah beberapa tahun berjalan, di tahun ini Rio sudah bergabung menjadi pegawai di salah satu kantor milik Ayahnya sendiri. Jarak kantornya dengan kampus sebenarnya berlawanan arah, dan sangat jauh.

Tetapi dengan senang hati ia mau mengantar dan menjemput Renata sehari-harinya. Bahkan tak jarang Rio yang masih saja menjadi supir Renata dan teman-temannya ketika ingin hangout. Hal tersebut malah membuatnya senang, meskipun semakin hari Rio semakin disibukkan dengan kerjaan kantornya.

Sedangkan Renata sendiri sudah masuk ke Semester akhir. Yang mana sewajarnya seorang mahasiswa akan di sibukkan dengan banyak hal hingga lupa mengurus dirinya sendiri.

"Gimana skripsiannya, lancar nggak?" tanya Rio menoleh sekilas lalu kembali menatap jalan raya didepan.

Renata menghela napasnya kasar sembari memejamkan kedua matanya erat. "Nggak tau ah, kesel banget. Dari kemarin bab I belum kelar-kelar"

"Mau aku bantuin lagi nggak?" tanya Rio.

Renata segera menoleh dan melolotkan kedua matanya. "Jangan ih! Ntar kamu kalo kamu yang bantu, aku nggak paham apa-apa"

"Ya karena itu, kamu harus bisa mendalami isinya dong Renata.." balas Rio sembari terkekeh pelan.

"Ya maka dari itu, kalo yang ngerjain orang lain kan nggak akan bisa mendalami isinya" ucap Renata memutar kedua matanya malas, dan beralih menatap luar jendela.

"Haha iya deh. Bisa lulus tahun ini nggak tuh?" tanya Rio yang diakhiri dengan kekehannya.

"Jangan gitu dong Rio, aku makin down tau, kepikiran mulu" gerutu Renata dengan wajah yang nampak putus asa.

Hal tersebut semakin membuat Rio tertawa puas. Tangannya pun terangkat dan mengacak pelan puncak kepala Renata dengan gemas.

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang