37. Dalam Duniamu

111 18 12
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~




Hai Readers jadi aku mau ngabarin kalo ceritaku "MY DEAR" sudah tersedia di Ebook ya. Ada part ekstranya juga loh. Jadi buat yang belum tau, di cerita My Dear itu kisah tentang gadis SMA usia 17 tahun yang udah bekerja di Entertaiment bertemu dengan seorang Dokter muda tampan dan mapan, yang mengubah hidupnya 180 derajat.

Kalo kalian berminat, link udah aku sediakan di BIO ya, atau kalian bisa DM aku langsung :)

Selamat membaca ~



****



Devan menarik kursinya dan duduk tepat bersebrangan dengan Renata. Ia tersenyum tipis saat melihat minuman kesukaannya sudah berada didepannya. Sampai sekarang pun Renata benar-benar paham apa yang disukai oleh Devan. Sungguh mantan yang mengesankan.

Devan menatap Renata yang sepertinya tengah gugup saat ini. Ia terlihat memainkan jari jemarinya, dengan pandangan menatap ke luar jendela. Tetapi Devan mendapatinya saat Renata diam-diam menatapnya. Namun, Devan berpura-pura untuk tak tahu saja. Ia sangat paham gelagat Renata, hal seperti inilah yang membuat Devan rindu akan sikap lucu yang Renata lakukkan.

"Emm, udah nunggu lama ya tadi?" tanya Devan mencoba memecah keheningan.

Mendengar Devan membuka suara, Renata pun menoleh dan reflek mengangguk. "Iya- eh enggak!"

Devan terkekeh pelan, berusaha untuk tidak memperlihatkan kekehannya untuk sekarang ini. Sedangkan Renata terus menggelengkan kepalanya.

"Enggak kok, serius. Renata baru aja dateng" ucap Renata meyakinkan.

"Iya, percaya kok" ucap Devan mengangguk paham, lalu ia menyeruput minumannya.

Renata menundukkan pandangannya menatap sepatunya. Ada sesuatu hal yang sangat ingin ia tanyakan kepada Devan sejak berada disini. Tetapi ia takut jika Devan akan tersingung. Ia tak berani mengambil resiko berat.

"Renata?" panggil Devan pelan.

Merasa namanya terpanggil, seketika Renata pun mendongak dan menatap Devan. "A-ada apa?"

"Kamu kenapa?" tanya Devan terlihat khawatir.

Renata berdeham. Ia mencurigai Devan, apakah Devan memasang penyadap suara pada hatinya? Mengapa feeling Devan sangat kuat?.

"Nggak kok nggak kenapa-kenapa. Emangnya kenapa nanya kaya gitu?" tanya Renata balik, berusaha untuk menetralisir keadaannya sendiri.

"Kenapa setiap hari kelihatan cantik?" tanya Devan dengan senyum manis yang terukir di wajah tampannya.

Deg. Renata melongo mendengar ucapan Devan barusan. Apa katanya? Cantik. Renata menggelengkan kepalanya. Apakah ia baru saja pergi ke alam mimpi? Mengapa rasanya tiba-tiba sangatlah aneh? Jantungnya kembali berdegup kencang setelah mengalami koma beberapa waktu yang lalu. Ada apa ini?.

"A-pasih Devan!" jawab Renata kaku. Ia bingung harus merespon ucapan Devan seperti apa.

Devan terkekeh pelan, lalu ia tersenyum tipis menatap Renata yang salah tingkah dibuatnya. "Biar nggak canggung.."

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang