23. Menghilang

283 29 40
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~




Jangan lupa baca ceritaku "JAUH DARI EKSPETASI" yaaa!!❤️



Next Double Part?
~Yes Or No~

Tulis di kolom komentar ^ ^

****




Renata menghela napasnya berkali-kali. Sudah dua jam lebih ia menunggu Devan. Tetapi lelaki itu sama sekali belum terlihat batang hidungnya. Padahal Renata sudah stay di depan fakultas Devan. Ia juga meneliti satu persatu orang-orang yang berjalan masuk ke dalam. Tetapi benar-benar tidak ada Devan sama sekali.

"Mau nunggu berapa lama lagi lo? Sampek kelas gue selesai, lo masih aja jadi patung disini" ucap Beby yang baru datang langsung duduk disamping Renata.

"Sampai ketemu sama Devan!" balas Renata tanpa menoleh dan terus meneliti satu persatu orang-orang yang berjalan didepannya.

"Dia ngabarin lo nggak?" tanya Beby. Renata pun menggeleng.

"Jadi dari semalem pas lo ditinggal sama dia di warung bakso, lo udah nggak dikabarin sampek sekarang? Wah hebat bener itu si Devan!" salut Beby sembari bertepuk tangan.

"Dan lo masih aja perhatian sama dia, pake bawain dia bekal segala?" tanya Beby saat melihat kotak bekal di pangkuan Renata.

"Ssssttt Beby jangan banyak ngomong!!" sahut Renata risih.

Beby tersenyum tipis sembari mengedarkan pandangannya.

"Renata, Renata. Lo itu nggak berubah sama sekali ya. Masih aja jadi budak cinta"

"Lo nggak pernah kepikiran apa? Disaat Devan nggak pernah kasih kabar ke lo, dia kaya nggak peduli sama lo, dan lo nggak pernah tau kan apa alasannya?"

Mendengar ucapan Beby, perlahan Renata menoleh menatap Beby.

"Kita evaluasi kejadian semalem aja deh. Semalem dia ninggal lo karna dia ke rumah sakit, dia cemas karna penyakit Vania kumat. Terus lo bilang ke gue, kalo lo sempet mampir ke rumah sakit buat njenguk Vania, tapi yang lo lihat malah Devan lagi nyuapin Vania dengan sabar. Terus dia nggak ngabarin lo sama sekali sampek sekarang. Anehnya, si Devan sama Vania nggak keliatan datang ke kampus hari ini"

"Nah, mulai dari situ tuh lo harusnya bisa mikir dan lo bisa tentuin pilihan lo. Satu, lo mau jadi orang gila yang nungguin kabar pacar yang ga pasti itu. Atau lo mau pergi ke rumah sakit sekarang untuk pastiin semuanya!" tutur Beby.

"Gitu ya Beb?" tanya Renata polos.

"Tapi ngomong-ngomong, kok lo jadi berubah gini ya, udah pinter ngomong sekarang.." ucap Renata sembari menepuk kepala Beby dengan girang.

"Eh ngapa lo, gue udah gede kali" balas Beby menepis tangan Renata.

"Ohya, kalo gue ke rumah sakit, lo mau nganterin gue nggak?" tanya Renata.

"Mau lah! Kalo sampek ada apa-apa diantara Devan sama Vania, gue becek-becek itu dia!" balas Beby geram.

"Tapi, gue percaya kok. Mereka nggak ada hubungan apa-apa selain teman" ucap Renata yakin.

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang