42. Ngedate

99 19 7
                                    

Vote, comment, and Share
~Happy Reading~

****


Pagi ini pukul 08.30, Devan dan teman-temannya sedang bersiap-siap untuk pergi mencari udara segar seperti yang direncanakan kemarin saat dirumah Vania.

Setidaknya mereka harus melepaskan penat, setelah setahun menjadi seorang pengangguran. Bukan menganggur karena susah mencari lapangan kerja, tetapi memang sudah mereka rencanakan sebelumnya untuk tidak bekerja setelah lulus kuliah.

Devan dan teman-temannya hanya ingin menikmati masa muda mereka, rasanya waktu berlalu sangat cepat. Mereka masih belum siap untuk menghadapi kerasnya dunia kerja.

Saat ini, mereka tengah berkumpul di ruang tengah sembari bersiap-siap untuk berangkat. Tak berselang lama, Fano keluar dari kamar sembari menguncinya.

"Vania barusan telfon gue nih, dia udah siap-siap . Kita disuruh cepetan katanya" ucap Fano yang langsung duduk disebelah Marsel.

"Yaelah tu orang nyuruh seenak jidat"
sahut Marsel yang tak mengalihkan pandangannya, karena terlalu serius bermain game.

"Padahal biasanya juga cowok yang nungguin cewek, ini malah kebalik" sahut Revan.

"Bilang 5 menit lagi kita otw" ucap Devan.

Fano pun mengacungkan jempolnya sembari berdeham. Diam-diam Igo melirik Devan, ia memperbaiki posisi duduknya sembari menyenderkan kepalanya di bangku sofa.

"Yang nyetir Marsel ya, gue lagi ga enak badan nih" racau Igo.

Melihat Igo yang mendramatisi keadaan dengan memegangi kepalanya, Reyhan langsung tersenyum dengan smirknya. Ia menjitak dahi Igo dengan kencang dan tertawa puas.

"Haha rasain! Bilang aja lu males yekan?!"

"Gue beneran nggak enak badan tolol! Masih untung gue ikut nih" elak Igo.

"Ya nggak usah ikutlah, siapa juga yang maksa lo" sahut Devan sembari membenarkan hoodienya dan menaikkan alisnya menatap Igo.

Tiba-tiba Marsel yang berada di samping Igo menendang kaki kiri lelaki itu dengan kencang.

"Gue tambahin ya biar nggak usah ikut!"

"Anj ya lo!" pekik Igo reflek.

"Sakit aja nyolot begini, ketahuan deh"

Revan menggelengkan kepalanya, ia berdiri setelah membersihkan meja bekas sarapan pagi tadi. Ia pun berdiri dan menatap teman-temannya.

"Udah selesai kan? Kita berangkat aja sekarang" ucap Revan

"Iya keburu Vania ngomel ih" sahut Fano.

"Ya salahin tuh siapa bangun telat" balas Igo.

"Siap-siap pawangnya!" teriak Reyhan.

Revan berjalan ke menuju laci dan mengambil kunci mobil Devan. Ia mengangkat tinggi-tinggi kunci tersebut dan memperlihatkan kepada teman-temannya.

"Nah tuh liat Revan si anak baik" ucap Igo tersenyum sembari mengacungkan jempolnya.

"Yok berangkat sekarang!" ajak Fano yang memasukkan beberapa botol minum ke dalam tasnya.

EUNOIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang