16. Rival

331 50 33
                                    

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡

Kim Seunghyun melirik penuh geram ke arah Park Jinyoung yang rupanya juga menghadiri pameran seni yang sama.

"Wah ... Tabbi! Lama tak bertemu, kau jadi makin tampan saja ya," sapanya ramah. Walaupun aslinya mereka tak saling suka(?) Tabbi adalah nama panggilan Seunghyun semasa kuliah di Universitas dulu.

"Sedangkan kau jadi semakin tua," ejek Seunghyun. Park Jinyoung menyeringai, kemudian menatap lukisan yang dipajang tepat di depan Seunghyun.

"Kim ... Jinu, bukankah dia putramu?" Seunghyun tak menjawab, ia malas berbicara dengan orang di depannya ini.

Lelaki separuh baya itu lalu mengarahkan jari telunjuknya pada lukisan tersebut. "Perasaanku saja, atau memang lukisan ini mirip dengan seseorang?" Tanyanya.

Seunghyun menatap kembali lukisan karya putranya itu. Ia memicingkan mata dan berpikir, Apa ini pacar putraku?

♡♡♡

Sebodoh apapun setiap orang di kota ini tentu sangat tahu bahwa lukisan itu adalah sosok publik figur yang sering muncul di TV. Ah iya, betapa bodohnya Kim Seunghyun yang membuat semua orang tahu bahwa Kim Jinu telah melukis Jennie Kim.

"Semuanya sudah terlanjur, lagi pula banyak 'kan seniman yang membuat lukisan gambar orang yang terkenal, AKH—"
Baru saja Jinu mengaduh saat Jumyeon memukul kepalanya. Pria itu mengusap kepalanya dan menatap kesal ke arah si kakak.

"Kau pecundang, apa kau belum menemui si Nam Taehyun itu?" Tanya Jumyeon. Entah mengapa ia jadi sering mengunjungi Jinu akhir-akhir ini.

"Tak perlu, aku malas membahas ini!" Tegas Jinu. Entah bagaimana perasaan Jinu saat ini, yang jelas Jumyeon merasa prihatin padanya.

Jumyeon memiringkan kepalanya. "Sebenarnya kau ini mencintai Jennie atau tidak?"

Jinu memutar bola matanya bosan dan menjawab, "TIDAK!"

Jumyeon agak tersentak, apa benar yang dikatakan oleh adiknya ini? Plak!!! Lagi-lagi pukulan Jumyeon mendarat di kepala Jinu.

"YAKK ...! Kalau kau terus memukulku, bisa-bisa aku bodoh!"

Ngiiinnnngggggg! Telinga Jinu tiba-tiba berdengung.

Kau begitu pandai membuatku jatuh cinta, dan lihat apa yang kaulakukan? Kau menyerap kepandaianku dengan kecupan di dahi barusan. Jangan membuat aku jadi bodoh!

Kekehan Jennie kembali terdengar, bayang-bayang wajah cantik itu mengitari kepala Jinu.

Kenapa kau muncul di saat aku sudah mulai terbiasa tanpamu? Batin Jinu.

Lovely Stranger [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang