Rintik hujan berubah menjadi makin deras. Yoon membawa Miyeon ke kedai es krim milik sang nenek untuk meminjamkannya baju kering. Gadis itu kehujanan dan nampak menggigil, sedangkan ia sendiri tak mau diantar pulang. Nampaknya ia mempunyai masalah.
"Ada baju milik nenek di almari kecil itu, kau pilih saja sendiri mana yang cocok buatmu. Sementara aku, akan menyiapkan minuman hangat agar kau tidak menggigil," ucap Yoon. Pria tinggi itu berjalan menuju dapur dan nampak sibuk mengerjakan sesuatu di sana.
Miyeon mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Kedai memang sudah tutup, sehingga tempat itu begitu sepi. Siapa sangka jika kedai es krim ini nampak seperti rumah persinggahan. Seperti kata Yoon, sang nenek memang kadang memutuskan untuk tinggal sementara di sini sehingga ia meninggalkan beberapa pakaian dan bahan makanan di dapur. Gadis itu merasa beruntung karna bertemu dengan Yoon, sehingga setidaknya ia bisa bersembunyi sementara di sini. Miyeon kemudian memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah selesai, gadis itu kemudian bergegas ke dapur untuk menghampiri Yoon. Barangkali ia bisa membantu sesuatu. Pria tersebut terkekeh sembari menyodorkan segelas jus strawberry.
"Ini bukannya jus, kupikir kau membuat minuman hangat?"
Yoon menggaruk-garuk tengkuknya, "Aku lupa kalau tidak ada air hangat di sini, jadi aku buatkan jus saja, ya. Tenang, aku tidak menambahkan es kok."
Miyeon memiringkan kepalanya sambil menerima sodoran jus itu dari Yoon. Ia tersenyum kini dan mulai meminumnya. Saat sedang asyik menikmati jus itu, Miyeon terkesiap ketika Yoon tiba-tiba menyentuh rambutnya.
"Aku tak yakin kalau ini adalah model rambut terbaru, apa kau memotongnya sendiri?" tanya Yoon. Miyeon mengangguk, meski sebelumnya ia sempat terdiam.
"Apa yang terjadi? Mengapa kau melakukannya?" tanya Yoon lagi.
Hal itu justru dijawab dengan isakan dari Miyeon.
"Ke-kenapa kau menangis?"
Gadis itu justru menangis semakin keras.
♡♡♡
Dering ponsel Jennie memekik. Gadis yang tengah sibuk membersihkan apartment-nya itu pun segera meraih benda tipis yang ia letakkan di atas nakas. Matanya seketika berbinar, mendapati nama sang pujaan hati di layar ponselnya.
"Halooooo... Sayang," sambutnya sesaat setelah mengangkat telepon.
"Hey, tumben sekali. Apa kau kesurupan sampai bisa semanis itu padaku?"
Jennie mengerucutkan bibirnya. Memang apa salahnya bersikap manis dengan kekasih sendiri?
"Yaakk ... Oppa jelek, kenapa menelponku di hari hujan begini? Apa kau kedinginan?" goda Jennie.
"Aish ... Dasar mesum---"
"Hey-hey... Kau lebih mesum," potong Jennie.
"Hey, cepatlah kemari. Ini darurat," ucap Jinu dari ujung panggilan.
"Darurat?" Jennie memiringkan kepalanya. Ia berpikir untuk sejenak, nada bicara Jinu nampak begitu serius tadi. Sepertinya memang benar keadaan darurat, sampai-sampai ia tak bisa menjemput Jennie dulu.
"Baiklah, aku akan ke sana sekarang!" Jennie melepaskam celemeknya, dan bergegas menuju rumah Jinu dengan menaiki taksi.
Sesampainya di sana, Jennie dibuat terkejut dengan seekor kucing yang kotor sedang berada di teras depan rumah Jinu.
"Aaaakkkk... Nomu kiyowo," gumamnya sembari mengangkat kucing itu. Jinu kini mengintip dari jendela.
"Ini yang darurat?"
![](https://img.wattpad.com/cover/195186676-288-k42224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Stranger [END]
FanficCompleted Jennie Kim - Kim Jinu Sebuah keadaan memaksa mereka untuk tinggal satu atap bersama Start: 28 Juli 2019 End: 18 April 2021