17. Empty

350 53 44
                                        

"J-Jinu-oppa ...."

Jennie kembali menitihkan air matanya. Ia melemparkan benda tipis itu ke samping, masih di bed-nya. Sesaat setelah itu Jennie mulai terisak.

♡♡♡

Miyeon mengedarkan pandangannya ke seluruh halaman rumah Jinu. Baik Hyuna maupun Sandara rupanya memberikan kesempatan untuk Miyeon dan Jinu agar lebih dekat.

"Wah ... Rumahmu begitu klasik oppa," puji Miyeon. Gadis itu berjalan mendahului dan masuk makin ke dalam. Ia kembali berseru, "Whooaaahhh ... Daebak! Kau punya galeri seni kecil di dalam rumah." Gadis itu berjalan ke arah ruangan dengan dinding kaca. Untuk sesaat, Jinu menatap tubuh Miyeon dari belakang.

Dia mengingatkanku pada gadis cengeng itu, batin Jinu.

"Apa ini? Indah sekali," puji Miyeon ketika ia menjumpai sebuah lukisan yang belum jadi. Jinu memicingkan matanya.

Dia lebih pandai dari pada si Kattie bodoh yang otaknya dipenuhi akar serabut itu, batinnya lagi. Entah mengapa ia tak bisa menghapus Jennie Kim dari pikirannya.

"Kau mau minun apa?" tawar Jinu. Miyeon menoleh sembari tersenyum manis. "Apa saja boleh," jawabnya.

Jinu berbalik, hendak menuju ke dapur. "Eh, tunggu!" Jinu menghentikan langkahnya dan melirik ke arah Miyeon, "Kalau ada ... Emmmm ... Milkshake banana."

"Tak ada, aku hanya punya air putih," jawab Jinu yang kemudian berlalu begitu saja. Miyeon mem-pout-kan bibirnya. Gadis itu mengekor pada Jinu dan kemudian duduk di meja makan.

"Kenapa kau ke sini?" tanya Jinu yang kini membawa segelas air putih. "Menunggumu di sini," jawab Miyeon.

Jinu menyodorkan gelas itu pada Miyeon. "Terima kasih, oppa." Miyeon kemudian meneguk air itu hingga habis.

Entah mengapa meski ada Miyeon di sana, Jinu merasa masih ada yang kosong. Benar. Ruang hatinya benar-benar kosong. Pria itu merindukan si Kattie bodoh yang sering membuatnya kesal. Meskipun ia tak mau mengakuinya di depan siapa pun!

Chubb.

Jinu terkesiap, ia tersadar dari lamunan singkatnya tentang Jennie.

"A-apa yang kaulakukan?" Jinu agak tergagap, karna ia benar-benar terkejut dengan aksi dadakan Miyeon. Gadis yang baru saja mencium pipi Jinu itu terkekeh.

"Bukankah, ini tujuannya mengapa kita dibiarkan berdua," jawab Miyeon yang saat ini pipinya memerah.

"Hentikan aksi menggodamu, atau kau akan menyesal," ucap Jinu mengingatkan. Miyeon meraih sebelah tangan Jinu. "Mengapa aku harus menyesal?" tanyanya.

"Apa kauingin aku memakanmu saat ini juga?" tanya Jinu balik. Miyeon mendelik, sepertinya Jinu cukup liar. Bisa ia lihat dari pertanyaan barusan.

"Apapun yang kau lakukan, aku akan menerimanya," jawab Miyeon seolah setuju dengan aksi brutal yang mungkin akan dilakukan Jinu. Perlahan pria itu mulai mendekatkan bibirnya di telinga Miyeon. Gadis itu memejamkan mata, bisa ia rasakan hembusan napas Jinu yang membelai indera pendengarannya.

"Pulanglah, ibumu mencari!" bisik Jinu di telinga Miyeon.

Ah. Ledakan ovarium.

Oh God! I can't. He's so sexy, batin Miyeon.

♡♡♡

Jisoo pergi ke apartment Jennie, ia rindu pada sahabatnya itu dan jujur niatnya kali ini bukanlah untuk bergosip. Perasaannya tak enak, dan benar saja ketika ia mendapati Jennie yang malas-malasan tak mau beranjak dari kasurnya.

Lovely Stranger [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang