Langkah Miyeon tertahan. Gadis itu masih berdiri di ambang pintu restoran. Ia gemetaran, menatap sepasang sejoli sedang berpelukan di depannya. Kedua bola matanya memanas, bulir-bulir air mulai meluncur. Seketika ia berbalik, sedikit berlari memasuki mobilnya yang baru saja berhenti.
Brakk!
Pintu mobil sedan itu dibanting dengan keras.
"Pulang!" ucapnya seolah mengarahkan sang manager yang duduk di depan setir. Mobil itu kemudian melaju, menjauh dari restoran tersebut.
Gadis bersurai panjang itu memainkan ponselnya. Titik milik Jennie bergerak menuju ke arah Sungai Han. Ia tersenyum kecut. Kali ini ia membiarkan Jennie bertindak. Ia sudah telat menghentikan sang rival.
"Kali ini kau menang," gumamnya sembari mematikan ponsel di genggamannya. Gadis itu melacak sinyal telepon seluler Jennie. Tak heran jika ia tahu ke manakah Jennie akan pergi. Sebelumnya ia bisa menghentikan tindakan Jennie yang hendak mendatangi Jinu ke rumahnya. Tapi kali ini, ia gagal. Miyeon tak memperhitungkan bahwa Jinu akan datang juga ke restoran itu. Hingga ia harus melihat adegan yang begitu memuakkan baginya.
Sesampainya di rumah, Miyeon segera bergegas ke kamar. Ia membanting tubuhnya di atas ranjang dan mulai terisak.
"Hiks ... Hiks ... Hiks ...."
Dirasanya belaian lembut di puncak kepala. Miyeon tahu siapa yang melakukannya. Tentu saja sang ibu, satu-satunya orang yang menyayanginya.
"Apa yang terjadi pada putri ibu?" tanya Hyuna dengan hati-hati. Wanita itu memang kelewatan dalam memanjakan Miyeon. Tak heran jika Miyeon akan melakukan apa pun demi mencapai tujuannya.
"Mengapa aku tak bisa mendapatkannya, bu?" tanya Miyeon sembari berusaha menghentikan isakannya. Hyuna menatap sang putri dengan iba. Ia sedih karna kali ini tak bisa memberikan apa yang putrinya inginkan.
♡♡♡
Sepasang tangan itu masih saling menggenggam seolah tak mau lepas. Si gadis menyandarkan kepalanya di pundak si pria. Ia menatap lurus ke arah perairan Sungai Han yang membuatnya merasa begitu tenang. Tak ada kata setelah pelukan hangat itu. Keduanya hanya tersenyum sembari bergandengan tangan dan berjalan menuju 'area pacaran' yang terletak di tepian Sungai.
Gadis itu —Jennie Kim— menunjuk ke arah langit. "Lihat, oppa! Ada bintang jatuh," ujarnya.
"Itu meteor," jawab pria di sampingnya cepat. Jennie menegakkan duduknya, ia tatap wajah sang pria dari samping. Pria itu —Kim Jinu— masih sibuk menatap langit.
"Ke mana meteor itu akan jatuh?" tanya Jennie. Jinu menoleh, kemudian memiringkan kepalanya. Berpikir.
"Kebun," jawabnya kemudian.
"Kebun?" tanya Jennie menegaskan. Pria di sampingnya terkekeh. "Iya kebun ... you know what i mean? meteor garden?"
Jennie tersentak. Gurauan garing Jinu memang akan lucu ketika ia mencernanya lima menit ke depan.
"Tidak lucu, ya?" kekehan Jinu berhenti. Justru gadis di sampingnya kini tertawa geli.
"Tertawamu telat," sahut Jinu.
"Aku tidak menertawakan gurauanmu, tapi wajahmu ... Kau terlihat lucu," jawab Jennie. Jinu melirik sinis ke arah sang gadis. "Wajahku lucu? Kaupikir aku pelawak, huh?!" protesnya. Namun, protes itu kembali dijawab dengan tawa kecil oleh Jennie.
Pria di sampingnya merajuk, ia mengalihkan pandangannya kembali ke arah sungai. Hingga dengan tiba-tiba, sebuah kecupan melayang singkat di pipinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/195186676-288-k42224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Stranger [END]
FanficCompleted Jennie Kim - Kim Jinu Sebuah keadaan memaksa mereka untuk tinggal satu atap bersama Start: 28 Juli 2019 End: 18 April 2021