Miyeon terpaku menatap bayangan wajahnya di cermin, hatinya masih mengganjal karna ia rasa tak cukup hanya dengan mendapatkan maaf dari Jennie. Ia sudah memutuskan suatu hal yang besar hari ini. Hatinya pun sudah teguh dan yakin. Beberapa mobil wartawan mulai terparkir di halaman rumahnya. Mengapa ia tak mengundang para wartawan ke gedung agensi saja? Tidak, ini adalah keputusannya sendiri. Tak ada yang setuju dengan apa yang sudah ia putuskan. Oleh sebab itu, Miyeon sengaja menggiring para wartawan ke rumahnya. Keputusan sepihak itu mungkin tergolong terlalu berani, tapi Miyeon tak peduli. Inilah cara bagaimana ia menebus dosa yang diperbuatnya.
"Miyeon-ssi, apa kau yakin dengan hal ini?" tanya sang manajer. Wanita gembul itu nampak sedih, ia tak tahu harus bekerja di mana lagi. Ia harus memulai mencari pekerjaan pada artis lain atau bahkan di agensi lain.
"Ya, aku sudah sangat yakin," jawab Miyeon. Gadis itu keluar dari kamarnya dan turun untuk menemui para wartawan. Sesaat setelah ia membuka pintu, sorot kamera wartawan menyambutnya disertai dengan kilatan-kilatan dan suara khas lensa yang memotret. Ingin rasanya Miyeon mundur, nyalinya seakan ciut. Kakinya mulai gemetaran dan keringat dingin turut meluncur membasahi pelipisnya. Gadis itu mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya pelan. Jantungnya berdebar-debar tak karuan. Inilah saatnya mengungkapkan keputusannya. Sesaat manusia-manusia jurnalis itu riuh, menyodorkan pertanyaan-pertanyaan sarkas hingga tak memberikan Miyeon kesempatan untuk berbicara.
"CUKUP!" pekik sang manajer, semuanya terdiam. "Biarkan Cho Miyeon yang berbicara kali ini!" lanjutnya. Keadaan menjadi sangat tenang, begitupun jantung Miyeon yg makin berdebar-deber.
"Aku..." Miyeon menarik napas lalu kembali menghembuskannya pelan. "Aku memutuskan untuk mundur dari dunia entertain!"
Senyap. Tak ada yang menduga jika Miyeon akan mengatakan hal itu. Gadis itu berbalik dan kembali masuk meninggalkan wartawan yang kemudian kembali riuh.
Klek! Pintunya segera ditutup. Tak peduli dengan pengumuman singkat dan gila itu, Miyeon kini merasa lega.
***
"Aku tak percaya dengan keputusan Cho Miyeon, tapi kurasa ini memang yang terbaik." Jennie tersenyum. Seseorang yang duduk di sampingnya menggenggam tangannya dengan erat. Beberapa orang yang berjajar di deretan kursi itu juga lega. Mereka berada di sebuah gedung teater Seoul, untuk menyaksikan pertunjukan menyanyi pertama Cho Miyeon. Gadis itu tampil bersama Kang Seungyoon, pria yang sepertinya membuatnya sadar akan kesalahannya selama ini.
"Kau masih mau melihat si ular itu tampil, padahal dia sudah menghancurkan karirmu..akh!!" Jinu mengaduh saat Jennie mencubitnya pelan.
"Ada yang menceramahiku, aku tak perlu menyimpan dendam. Karna dunia pasti akan bekerja dengan baik. Ia tahu apa yang pantas terjadi dan kita tak perlu melakukan kejahatan yang sama," jawab Jennie. Jinu berpikir sejenak, ia heran mengapa Jennie kadi begitu bijak. Namun, seketika ia teringat sesuatu. Pantas saja ia seperti tak asing dengan perkataan Jennie. Kakak iparnya—Joohyun—pernah mengatakan itu padanya. Ketika ia kesal pada rivalnya di pameran seni lukis tahun lalu.
"Oh... Pantas saja," gumam Jinu sembari melirik malas pada Jennie.
Oh ya! Ngomong-ngomong soal kakak iparnya, Jinu ingat bahwa kakaknya sore tadi mengalami kontraksi dan telah dibawa ke rumah sakit oleh Jumyeon.
"Ya ampun!" Jinu menepuk jidatnya. Ia lupa belum mengabari orang tuanya. Mereka saat ini berada di Perancis. "Aku belum menelpon ayah dan ibu kalau kakak ipar Joohyun akan melahirkan."
"APA?" pekik Jennie hingga membuat perhatian seluruh orang tertuju ke arahnya. Gadis itu merasa tidak enak karna membuat keributan. Ia segera menyeret Jinu untuk keluar dari gedung teater.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Stranger [END]
FanfictionCompleted Jennie Kim - Kim Jinu Sebuah keadaan memaksa mereka untuk tinggal satu atap bersama Start: 28 Juli 2019 End: 18 April 2021