Ice Avocado

1.4K 132 16
                                    

Saat ini, diriku seperti berlabuh pada dua samudra yang berperang.

- Aditia Fahreza Angkasa

°

°

Bel berbunyi sangat nyaring, menandakan waktu istirahat telah tiba. Kabar bahagia bagi pelajar untuk menghirup dalam-dalam udara di luar kelas.

Kantin, adalah tujuan utama disaat istirahat.
Mengisi perut dengan santapan makanan ialah hal utama.

Biasanya, THE BUFALA akan mengambil alih kursi yang telah ditempati sebagian siswi untuk mendaratkan bokongnya itu.

Menelusuri setiap sudut ke sudut. Namun, matanya menangkap sosok yang menjadi candu bully untuknya tahun ini.

Berjalan anggun menghampiri objek utamanya di depan mata, seakan Bulan patut di juluki sebagai Queen saat ini.

"Siang Angkasaaa" sapa santai Bulan terdengar mengerikan bagi siswa dan siswi yang berada di kantin saat itu.

Senyum Bulan melebar ketika tubuh Angkasa mulai bergetar takut, takut bila ia mempermalukannya kembali.

"Kok panas banget ya hari ini?" bulan mengayunkan lengannya, mencoba sebagai kipas manual yang menjengkelkan.

Bulan mencondongkan tubuhnya mendekati telinga Angkasa "Panas ya Angkasa?"

Mendengar itu Angkasa mengangguk patuh, padahal cuaca sangat labil hari ini. Mendunglah jawabannya.

"Bentar bentar" Bulan berjalan mengambil ice avocado dan menumpahkan keseluruhan isinya pada pucuk tumpul kepala Angkasa.

"Gimana? Udah dingin kan sekarang?" Senyum maut kini terpancar saat Bulan melihat anggukan pasrah milik Angkasa.

Tanpa kata, Bulan berjalan menjauh dari Angkasa. Meninggalkannya dengan tawa jahat mengiringi.

Brukk

"Upss, sorry. Gue kira lo lagi pengen lesehan" Maaf tanpa dosa itu sudah diyakini siapa penyebabnya.

Mozza mengulurkan tangannya untuk digenggam Bulan. Berbaik hati untuk membantunya berdiri kembali, saat setelah melihat dengkul milik Bulan terluka kecil.

Tatapan tajam dari Bulan kembali Mozza dapatkan, bukan melemparkan tatapan tajam lagi untuk Bulan. Tapi Mozza malah tersenyum bahagia.

"Upil kaya lo, gausah cari masalah sayang"

Lengan Mozza di gapai oleh Bulan sebagai pertolongan untuknya berdiri. Dengan cepat Bulan memutar lengan Mozza hingga Mozza membalik tubuhnya di balik kuasa Bulan.

Rintihan kecil telah di dengar Bulan, Mozza mencoba melepaskan cengkraman lengan Bulan. Namun nihil, tenaganya tidak cukup untuk itu.

"Justru lo yang gausah cari masalah!" kukunya semakin menusuk lembut pada pori-pori lengan Mozza. Hingga Mozza merintih menahan tajamnya kuku lentik milik Bulan.

Tak mau ambil pusing, Bulan melepaskan Mozza saat setelah kukunya tertancap sempurna, menampilkan lubang kecil bekas kukunya itu.

Tersenyum simpul, dan kembali berjalan angkuh.

Bukk

Bulan terhempas kembali pada alas kantin berdebu tebal itu. Merasakan sakit dua kali lipat pada kakinya yang telah di hempas paksa oleh Mozza.

"Maaf, lain kali gue hati-hati gunain kaki gue" terdapat nada meremehkan disana. Namun, Mozza tak menanggapi itu. Hanya berjalan kembali menghampiri Angkasa.

°°°

"Selamat pagi anak anak" seru pak ismet saat baru memasuki kelas XI - 1

"Siang pak" jawab Satya lantang

"Sok tau kali kau" pak ismet tertawa, melihat anak muridnya sangat tidak sopan berbicara dengan nada tinggi. karena ini adalah perkenalan awal masuk, jadilah ia harus bersabar.

"Emang bener ko pak" Mozza menimpali, karena ia ingin cepat memulai jam pelajaran.

"Sudah sudah, perkenalkan nama saya Ismet Mahendra. Kalian bisa panggil saya pak Ismet" Tersenyum bangga karena telah menyebutkan namanya, tak jarang ia berperilaku ramah seperti ini.

Satya tak kuasa menahan tawanya "Pffftt" bersamaan dengan Zulfi, Satya menyuarakan persembunyian tawanya.

"Siapa tadi?" tanya Satya dengan nada has orang mabuk karena tertawa

"Ismet" balas Zulfi tak tahu tempat.

Melempar pandang satu sama lain, seakan ada hal menarik dalam pandangan itu. Setiap manik Zulfi dan Satya bertemu, pastilah mereka tertawa.

"Siapa mereka? Tak sopan kali lah" gerak pak Ismet menodongkan sorotan mengerikan dari nafas maupun matanya.

Sedangkan Zulfi dan Satya, seakan menganggap lelucon menarik nama dari seorang guru di hadapannya.

"Namanya gak ada yang punya"

"Pfffttt"

Tak ada satu orangpun di kelas barunya yang tak tahu siapa itu Zulfi dan Satya, siswa tampan berbobot atletis itu cukup dikenal di sekolahnya. selain tampan mereka juga bego, begitulah fakta yang diketahui.

"Zulfi! Satya! Kemari kalian!"

°•°•°•°•°•
Makasih udah baca ya, salam literasi ...


- 18 Mei 2021

The Cupu Boy (PEMBARUAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang