20

609 65 9
                                    

Bulan menatap langit biru menggoda di atas sana.
Beralih melihat danau di depannya dengan tersenyum, senyum yang selalu bulan beri disaat ia merintih tak tahu ingin bercerita pada siapa, tak ada pundak yang sanggup ia bebani, tak ada nafas yang mampu dibuat terbagi.

Melemparkan batu kecil disampingnya menuju arah air danau.
Menghasilkan suara dan gemercikan air singkat, tak ada pergerakan di sana. Belum usai masalah satu, seakan muncul lagi lain masalah.
Bulan menatap air itu dengan kembali tersenyum pilu, senyuman yang seakan akan akan berakhir musnah... Tapi bulan akan terus mempertahankan senyum itu.

Srttt
Huftt
Ada yg duduk di samping bulan,
Bulan merasakan hal itu pasti.
Tapi ia sangat malas untuk melihat ke arah samping, MAGER

"gue tau kok lo punya banyak masalah, lo bisa cerita ke gue... Gue siap dengerin" ucap seseorang yang kini resmi duduk di samping bulan.

Bulang menatap orang itu dengan laun lambat perlahan
Angkasa

Angkasa tersenyum dengan sangat manis, menatap bulan yang menatapnya datar.
Dengan refleks dan dengan kuasa tuhan, bulan menyenderkan kepalanya pada pundak seorang angkasa, seseorang yang tak mau dianggapnya siswa normal melainkan selalu di bully olehnya. Dan kini... Bisa pasrah dengan keadaan.

Jantung angkasa berdetak dengan sangat kencang, tapi... Ia tak tahu bila jantungnya sedikit bersuara, membuat seorang bulan yang mendengarnya ikut senam jantung di pagi hari.

"gue suka sama cowok, dia itu...
Sempurna di mata gue, kita menjalin sebuah persahabatan yang amat gue harapin saat itu, gue nyaman kalo sama dia... Nyaman banget

Gue gak pernah senyaman dan sedekat ini sama cowok selain dia...
Hingga akhirnya gue di ancam ikut ke luar kota untuk urusan pekerjaan papa, akhirnya gue ikut ketempat yang papa tuju.

Diancam kalo gue gak akan pernah dianggap anak lagi! Sakit banget...
Gue hidup disana dengan penuh penderitaan! sejak saat itu, papa selalu ngasih gue penderitaan di setiap harinya... Dengan alasan kalo gue tuh gak tau diri, gak punya sopan santun, nakal! Padahal gue udah nyoba semaksimal mungkin buat banggain mereka.

Gue suka iri sama venus, venus selalu di banggain, di timang, di rayain kalo dapet penghargaan. Kenapa gue gak ya dia! Angkasa... Bilang sama gue, kenapa gue gak kaya dia! Padahal kita kembar---

Tes

Tes

Tes

Bulan menangis!
Angkasa yang melihatnya sungguh tak kuasa mendengarnya, angkasa menghapus bercak air mata bulan, tak ada pergerakan dari bulan. Berarti bulan menerima apa yang dilakukan olehnya.

---seudah bisnis papa kembali normal, kita pulang ke kota semula! Diperjalanan... Gue berharap akan baik baik saja, gue akan ketemu sama orang yang udah bertahun tahun gue tinggal, gue akan kembali ditimang sama kaya venus, gue akan kembali tersenyum.

Tapi semua itu salah!
Gue gak ketemu sama orang yang gue sayang! Dia ngilang.
Gue gak ditimang sama mama papa! Bahkan gue dijadiin bak babu di rumah.
Dan gue, gak pernah tersenyum lagi dari dulu sampai sekarang.
Gue senyum cuman nutupin masalah gue, lo tau gak!

saat gue ketemu lo, gue kayak udah pernah kenal sama lo, tapi lo siapa?
Suara lo! Mata lo! Cara lo natap gue!
Gue tau kalo lo pernah kenal sama gue bahkan deket tapi lo siapa angkasa!

Dan tadi...
Gue liat mama sama venus ngobrol di ruang keluarga, gue denger, gue liat, dan gue merhatiin.
Venus bilang ke mama kalo diatuh baru aja jadian sama malvin, sakit banget rasanya saaa! Baru aja kemarin gue deket sama malvin, trus kenapa malem tadi malvin mesti jadian sama venus!

Baru aja gue percaya kalo kebahagiaan gue bakal dateng melalui malvin, tapi nyatanya... Malvin lebih brengsek dari haluan yang gue buat!"

Bulan menangis di dalam pelukan angkasa, ntah sejak kapan bulan memeluk angkasa, mempercayai angkasa untuk masuk kedalam masalah pribadi keluarganya! Tapi yang jelas ia tak salah memilih orang untuk diajak cerita.

"maafin gue kalo ngebebanin lo, maafin gue kalo gue sering banget bully lo, maafin gue kalo---

Bulan mengatupkan bibirnya kala angkasa menghentikan ucapannya barusan.

"gue gak pernah ngerasa di bebanin ko sama lo, dan gue gak masalah kalo lo bully gue, gue maafin" angkasa mengucapkan itu dengan sangat lembut menatap titik mata madu milik bulan dengan intens.

Bulan tersenyum senang
Angkasa baik ternyata.

---

Dibalik obrolan bulan dan angkasa...
Ada seorang wanita yang menguping kalimat kalimat terucap dari bulan.

Mengambil handphone dari saku bajunya, memanggil nomer seseorang yang ia kenal pastinya.

Tersenyum devil dan...
"gue suka cara lo! Lanjutin misi lo! Dan buat bulan alexandra makin menderita!"

..........
See you next part guys😍🖤

Hello... Shepia maharani kembali menabur cerita lanjutan kemarin yaa

Ada yang penasaran sama lanjutannya?
Komen next untuk lanjutan cerita ya...
Mumpung author lagi libur,  author mau up sesering mungkin😘





The Cupu Boy (PEMBARUAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang