Tiba tiba...
Sebuah lengan kekar bertubuh tegap kini memeluknya dari arah belakang, bukan jijik yang di rasa! Tapi kenyamanan yang ada...
Angkasa beralih mendudukkan bokongnya di samping seorang bulan alexandra widyanti."gue--- gue ada disini buat lo, nenangin lo, si cantik tapi berduri"
*****
Angkasa mengucapkan kata demi kata yang selama ini sangat ingin ia ucapkan, namun semua gagal tuk di ungkapkan. Bulan melirik angkasa dengan mata berbinar, menanti kata yang selanjutnya akan di ucapkan.
Tapi...
Tak ada kata yang meluncur di sana...
Hanya helaan nafas dari mata sehitam tinta di hadapannya sekarang.Bulan memeluk seorang pria disampingnya dengan rasa rindu yang mencakup kasih sayang. Balutan air mata kini meluncur pesat dengan derasnya, kehangatan yang kini terasa merupakan kehangatan yang sesungguhnya ia cari! Kelu sudah lidah yang selama ini pandai berucap!
"gue kangen sama lo za...
Reza yang gue kira udah hilang, ternyata si otak pedes masih ada di sini" gemuruh bulan semakin mendalam. Air mata semakin tak terbendung untuk mengalir! Gejolak hebat yang menyertai sudah dirasa sedari tadi."kenapa lo yakin banget kalo gue itu reza?"
JLEEB...
bulan tersimpulkan kini sedang diam mematung, menata fase yang baik bila ia tidak salah namun berlebih ke benar. Angkasa berdiri dan melangkah menjauh namun bulan masih diam seperti sediakala. Tiba tiba ia melihat sebuah gelang berwarna hitam putih menarik, tergeletak di rumput hijau yang selalu menyegarkannya.
Bulan semakin yakin merangkai kata akan di ucap! Berbalik dan cobalah. prinsip yang dapat di lakukan untuk hari ini saja.
"eza!" teriak bulan yang kini mampu memberhentikan langkah seorang aditia fahreza angkasa.
Bulan melangkah maju, sedikit demi sedikit dan...
"lo eza kan! Eza yang pernah ngasih gelang ini sama gue?! Gue liat ini dari tempat yang lo dudukin tadi! Oh...
Gue punya pasangan gelang ini---Bulan memperlihatkan pergelangan tangannya, dengan balutan gelang sama persis.
---liat deh, sama kan! Dari ini, gue tuh yakin banget kalo lo eza yang gue cari!" helas bulan mampu membuat angkasa terdiam. Tapi...
"gelang itu banyak kok di pasar, di toko, di mall apalagi" sahut angkasa gelagapan. Kenapa tadi ia sangat ceroboh! Pikir angkasa... Bulan tak akan secerdik itu.
"di dalem seragam lo, pasti lo peke kalung item kan? Ngaku!" emosi bulan semakin menjadi kala angkasa tak mau mengaku dan malah diam bersembunyi. Bulan melangkah mendekat...
Angkasa gelagapan saat bulan berjalan mendekat, pasalnya... Sekarang ia tengah memakai kalung itu, kalung pemberian yang sangat ia jaga!
Angkasa melangkah mundur selagi bulan semakin mendekat tanpa ampun. Semakin dekat, dekat dan...
"angkasa!" teriak zulfi yang menyorakkan memanggil angkasa dengan sangat kencangnya di balik gerbang belakang sekolah.
Angkasa beserta bulan, sangat terkejut dengan teriakan zulfi. Bagi bulan zulfi pengacau! Sedangkan bagi angkasa... Zulfi adalah penyelamat hari ini.
"bagian lo tuh yang kampanye" ucap zulfi yang seteslahnya di angguki cepat oleh angkasa.
Angkasa berlari meninggalkan bulan sendiri di bawah pohon rindang belakang sekolah, dengan wajah lesunya... Bulan melangkah berbalik menuju ke sekolah.
*****
Berdiri tinggi, menjulang di bawah sang saka merah putih. Mengucapkan kata demi kata yang mampu menyerukan erganisasi, berbicara dengan formal dan non formal di hadapan warga sekolah.
Menatap lurus kedepan dengan rasa haru dan bangga, dengan kata katanya barusan banyak yang mempercayakan dan mengibarkan benderanya tinggi tinggi. Bendera yang terbuat dari koras kemudian tertempel rapi di gagang tusuk sate.
"pilihlah calon yang menurut kalian pantas! Jangan memilih saya bila karna paksaan tertentu! Tolong di fikirkan baik baik! Terima kasih untuk yang telah mendengarkan wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh" penutup yang di sampaikan angkasa begitu di sambut meriah oleh siswa dan siswi.
Angkasa menuruni anak tangga yang sudah di sediakan, banyak sorakan yang menyebutkan namanya 'angkasa' si calon ketos dengan bendera merah yang di layangkan bolak balik.
Berdiri di barisan para calon, tersenyum lebar penuh pesona, namun tak melupakan kata 'cupu' di benaknya.
*****
"dah dong, jangan nangis trozz" ucap keyla mencoba untuk menenangkan bulan yang sebenarnya sudah berhenti menangis, hanya saja... Kata malu dan tak percaya selalu berhasil menghantuinya sedari tadi.
"eum... Bul, gue punya kenalan nih! Mau gue kenalin gak? Anak sekolah sebelah sih... Tapi guanteng parahh!!"
..........
See you next part😍🖤Yuhuuu!!!
Shepia maharani kembali menabur cerita lanjutan kemarin ya...Shepia liat gak ada yang hargain karya kegabutan shepia deh🙂
Gak ada yang vote hm...
Komen apalagi:v
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cupu Boy (PEMBARUAN)
Teen FictionInformation : ✨jangan di baca dulu ya, karna ada sedikit pengubahan karakter, sama typo✨