"Nih, kalian masak mie satu-satu, ya," kata ibu sambil menyerahkan tiga bungkus mie instan pada Eric dan kedua sepupunya. "Ibu lagi males masak."
Zein hanya melongo melihat bungkusan mie di tangannya. Seolah berkata, "perasaan dari kemaren mie mulu."
Zain yang melihat saudaranya seperti itu kemudian mendorong Zein ke dapur untuk memasak makanannya.
Sementara Eric sedikit mengeluh melihat bungkusan mie di tangan kanannya.
"Eh, kalian bikin mie duluan aja, gue mau rebahan dulu," ucap Eric tanpa menunggu jawaban dari kedua sepupunya.
Tanpa basa-basi lagi, ia pun pergi dari dapur dan menuju lantai dua untuk tiduran di kamarnya.
"Gini, dong, aroma surga," gumam Eric ketika membuka pintu kamarnya.
Ia kemudian meraih ponselnya di atas nakas dan mengecek notifikasi. Tidak ada pesan dari siapapun. Akhirnya ia pun main game saja untuk mengisi waktu.
Tap!
"Ck, masih sempet-sempetnya mati listrik!" gerutu Eric masih sambil tiduran.
Namun Eric tidak peduli, ia terus saja meneruskan permainannya. Yang penting mengisi waktu luang. Kedua sepupunya pasti sedang sibuk mencari lampu emergency. Untung saja ia tidak masak duluan tadi. Jika ia yang masak duluan, ketika mati listrik pasti ia yang akan disuruh mencari lampu emergency.
Malas sekali.
Dari tadi yang Eric lakukan hanyalah main game sambil berubah posisi seperti tengkurap kemudian telentang kemudian tengkurap lagi kemudian telentang lagi. Itu pun jika permainannya kalah atau hampir saja kalah. Terkadang mendecak kemudian disambung dengan umpatan kecil.
Jadi ribut sendiri.
DUK! DUK! DUK!
Eric mendengar suara pintu digedor. Ia berpikir suara itu dari bawah. Entah itu pintu ruang tamu atau pintu kamar ibunya. Tapi untuk apa menggedor-gedor pintu?
DUK! DUK! DUK!
Eric mendengarkan suara gedoran pintu itu lagi. Kali ini ia menajamkan pendengarannya. Ia ingin tahu sebenarnya suara itu berasal dari mana.
DUK! DUK! DUK!
Suara itu lagi-lagi terdengar. Anehnya ia tidak merasa suara itu dari lantai bawah, namun ia merasa suara itu berasal dari lantai dua, tepatnya di—
—kamar mandi di dalam kamarnya. Jujur ia takut sekarang. Badannya bergetar hebat. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Napasnya panjang-panjang. Dan suara gedoran itu juga masih ada.
DUK! DUK! DUK!
Tetapi yang namanya Eric tidak lepas dari kata penasaran. Mungkin badannya sangat takut, tapi di saat yang sama otaknya juga sangat penasaran.
Jadi ia beranjak dari tempat tidurnya dan dengan sangat penasaran menghampiri kamar mandi untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Gelap memang. Ia juga sangat deg-degan sekarang.
Sekarang ia berada pada jarak satu meter dari kamar mandi. Jantungnya sudah tidak karuan. Ia sedikit menyesal berdiri di sini. Tapi ia bisa apa? Yang sudah terjadi tidak mungkin bisa diputar balikkan bukan?
Sebelum ia mengintip ke dalam kamar mandi, ia sempat bergeming. Anehnya suara itu tidak ada lagi. Suara gedoran pintu itu.
Dengan seluruh keberaniannya ia melangkah sedikit demi sedikit sampai berada di depan pintu kamar mandi.
Ia menambahkan lagi keberaniannya.
"GUE MEGANG KENOP PINTU, ANJIR!" itu suara dari dalam hatinya yang sedang menjerit-jerit.
Kemudian dengan sekali gerakan ia membuka pintu tersebut.
Pertama kali yang ia tangkap. Gelap gulita.
Kemudian ia membuka ponselnya dan menyalakan flashlight.
Dengan gemetar ia menyorotkan ponselnya ke dalam kamar mandi.
"Hahahaha, tidak ada apa-apa rupanya," kata Eric yang lega karena di dalam kamar mandi tidak ada siapapun.
Ia pun merapatkan pintu kamar mandi dengan hati-hati.
"Lebih baik gue turun lah, lama-lama horor juga." Setelah berkata demikian, ia pun menuju pintu kamarnya untuk keluar. Ia masih menggunakan senternya untuk melihat jalan.
Ketika ia ingin membuka kenop pintu kamarnya, gedoran tersebut terdengar lagi. Kali ini lebih keras. Seolah memanggilnya.
DUK! DUK! DUK!
Dengan ketakutan yang kembali menyergapnya, ia pun menoleh ke arah pintu kamar mandi.
Dan di saat itu pula ia sangat menyesal telah menoleh ke arah sumber suara.
Hal yang tadi ia takuti tiba-tiba muncul dan membuatnya menoleh.
Dia.
Sepasang mata merah dan seringainya yang lebar tengah menatapnya.
|Beside The House|
Maaf ya gais eheq:v
Sejujurnya buat ngedrop gambar juga harus ada keberanian buat nyari:v
Ga serem ya? Maapkan daku ehe:v
Ya emng ilustrasinya ga sesuai tapi anggep aja gitu ya ehew:v
Jangan lupa voment kawan:))
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] ʙᴇsɪᴅᴇ ᴛʜᴇ ʜᴏᴜsᴇ
Misterio / Suspenso[[COMPLETED]] "Gue selalu nyium bau anyir setiap lewat situ." ©hanshzz, 2020