Setelah mamahnya pergi,Imel memilih untuk tinggal di rumah sang mamah. Sudah tiga hari Imel berada di rumah,tiga hari pula Imel mencoba menghubungi Alvaro namun tidak ada balasan dari Alvaro. Sebenarnya kemana suaminya ini? Alvaro pun tak hadir di pemakaman mamah,kenapa setega itu Alvaro padanya? Padahal saat-saat seperti ini Imel sangat membutuhkan suaminya itu. Imel mencoba menghubungi Amelia untuk menanyakan apakah Alvaro pulang
Assalamualaikum mah..
Walaikumsalam sayang
Alvaro di rumah mamah?
Loh gak Mel,mamah kira Alvaro pulang ke rumah kamu
Gak mah,tiga hari Alvaro gak kesini
Terus kamu di sana sama siapa?
Sama bibi mah..
Yaudah biar mamah yang cari Alvaro,kamu di rumah aja ya sayang. Nanti mamah kesana
Hati-hati mah
Sambungan pun terputus,Imel merasa khawatir dengan keadaan Alvaro. Alvaro pun tidak pulang ke rumah mamah,lalu kemana perginya Alvaro selama tiga hari? Tidur dimana? Sama siapa? Ngapain aja? Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu rumah,jidat Imel mengerut bingung. Benarkah itu Amelia? Masa secepat itu? Apa Amelia melesat? Atau terbang? Entahlah aneh sekali pikiran Imel itu,Imel pun membuka pintu dan Imel sedikit terkejut karena yang datang adalah Arland,Imel melihat-lihat kebelakang Arland barangkali Arland datang bersama Alvaro
Arland yang melihat tingkah Imel yang aneh pun bersuara
"Kenapa?"Imel diam sambil celingukan, sedetik kemudian Imel menatap Arland
"Alvaro mana?"Jederr!! Mood Arland seketika ancur karena pertanyaan dari Imel, apa-apaan imel ini padahal dirinya sudah lelah karena menghadapi ocehan guru yang hanya membuatnya pusing tapi tetep datang mengunjungi Imel tapi Imel malah menanyakan Alvaro. Arland pun hanya membalas singkat
"Gak tau" jawab Arland sambil mengangkat bahunya tak acuh dan masuk ke dalam rumah Imel
Arland duduk di kursi ruang tamu Imel sambil mengeluarkan makanan yang sempat ia beli sebelum ke rumah Imel
"Lo udah makan?" Tanya Arland yang masih sibuk dengan makananImel hanya menjawab dengan gelengan kepalanya
"Yaudah nih makan" jawab Arland cuek, karena dapat di pastikan mood Arland saat ini sedang tidak baik
Imel pun bangkit dari duduknya untuk pergi ke dapur mengambil piring setelah itu imel kembali dengan 2 piring di tangannya
Arland yang melihat itu pun jadi kesal sendiri,kenapa Imel gak peka sih? Apa Imel gak tau dirinya tengah haus saat ini.
"Mel Lo pernah denger gak judul sinetron tamu mati kehausan?""Ya gaklah,setiap tamu yang dateng di kasih minum tuh masa aus" jawab Imel yang sibuk membuka bungkusan nasi goreng
Arland pun menggeram kesal
"Terus kenapa gue gak di kasih minum?"Imel yang tersadar akan hal itu pun hanya cengengesan tak berdosa
"Hehe.. maap lupa" ucap Imel dan berlari ke arah dapur"Gak usah lari ntar jatoh sakit"
Imel pun akhirnya berjalan pelan menuruti ucapan Arland
Arland yang melihat Imel perjalanan pelan pun tersenyum, setidaknya Imel mau mendengarkan ucapannya
Imel kembali dengan dua gelas air putih dan meletakkannya di atas meja
"Di minum Ar""Dari tadi kek,kering tenggorokan gue kaya gurun" ucap Arland dengan nada kesalnya dan menenggak habis minum itu
Arland dan Imel memakan nasi goreng itu eh tapi lebih tepatnya Arland saja yang makan karena Imel hanya mengaduk-aduk nasi goreng itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan
Arland yang melihatnya pun jengah sendiri dengan tingkah Imel, sebenarnya Imel ini kenapa? Apa Imel masih dalam keadaan berduka? Arland pun menggenggam tangan Imel,sontak Imel pun menatap Arland"Lo kenapa? Masih sedih?" Tanya Arland dengan lembutnya
"Gak" jawab Imel singkat
Arland menghembuskan nafasnya kasar dan pindah posisi duduk menjadi di samping Imel. Memindah nasi goreng dari tangan Imel ke meja, Arland menangkup kedua pipi gembul Imel mereka saling menatap
"Cerita sama gue" ucap Arland terdengar sangat lembut di telinga Imel"Hiks.. hiks.. gu-gue" ucap Imel yang tiba-tiba menangis
Arland menarik Imel kedalam pelukannya, mengelus kepala Imel dengan lembut
"Keluarin semuanya,jangan Lo pendem sendiri""Hiks.. Alvaro.. gue kangen" ucap Imel di sela tangisannya
"Alvaro kemana?"
"Alvaro gak pulang tiga hari Ar"
Mendengar ucapan Imel, Arland memejamkan matanya mencoba menahan emosi karena Alvaro
"Bangsat! Emang gak bisa di percaya Lo monyet" umpat Arland dalam hatinya"Gue bakal cari Alvaro,Lo tenang aja. Sekarang pikirin bayi yang ada dalem perut Lo,kasian dia Mel" ucap Arland mengecup puncak kepala Imel
"Gue akan selalu ada buat Lo Mel" lanjutnya"Gue udah nyari Ar,tapi gak tau kemana. Di rumah mamah juga gak ada,tapi dia berangkat sekolah gak Ar?" Imel mendongak menatap Arland
"Berangkat" ucap Arland singkat. Fikirannya kini tengah fokus dengan Alvaro. Arland bersumpah jika ia melihat Alvaro bersama Tasya,akan Arland bogem si Alvaro tanpa ampun
Arland merenggangkan pelukannya dan menyuruh Imel untuk makan nasi gorengnya
Imel pun hanya mengangguk sebagai jawaban iyaTangan Arland tergerak untuk mengelus perut buncit Imel yang semakin membesar
"Udah besar aja nih, berapa bulan?""Lima" jawab Imel dengan mulut penuh nasi
"Makannya pelan-pelan aja,gue gak bakal minta"
"Hm udah ke dokter kandungan belum?"
Imel hanya menggeleng
"Kapan terakhir ke dokter?"
Imel menaikkan kedua bahunya tak acuh
"Kenapa gak ke dokter?"
"CK! Lo tuh rewel banget si Ar, Lo tadi yang nyuruh gue makan! Giliran gue makan di tanyain mulu. Mau lo apa Ar?" Ucap Imel saking kesalnya
"Sorry" jawab Arland cuek
"Ish!! Nyebelin banget sih! Gak tau ah males!" Imel sungguh kesal dengan Arland, akhirnya meletakkan piring di meja
"Makan Mel"
"Gak"
"CK! Ngambek?"
"Gak tau"
"Es krim?" Bujuk Arland
"Ayo!!" Jawab Imel dengan semangat 45
TBC
Gimana nih kabarnya? Semoga kalian di jauhkan dari Corona ya hehe
Walaupun lockdown tugas tetep lancar ya:) jadi maap kalo jarang up karena tugas numpuk,jarang ada waktu luang buat nulis, sekali ada waktu eh gak ada ide buat nulis:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Teen FictionAku adalah anak yang tidak pernah diinginkan. Kebahagiaan nampaknya tak ingin berpihak pada Imel,selalu saja sengsara itu datang di hidupnya. Imelda Puspitasari seorang anak haram. Akankah Imel bernasib sama seperti mamahnya? [ HANYA SEKEDAR INGIN,B...