pisah ranjang

1.5K 81 27
                                    

Aku bertahan karena aku tau
Ada sesuatu yang lebih penting daripada rasa sakit ini
______________________________________________________



"Al mau kemana?" Ucap Imel ketika melihat Alvaro yang membawa bantal dan selimut ke luar kamar

"Mau tidur" jawab Alvaro cuek

"Tidur dimana?" Tanya Imel lirih

"Di luar"

"Kenapa gak disini sama aku?"

"CUKUP!! please Mel jangan buat gue nyakitin Lo!" Bentak Alvaro

Imel tersentak kaget karena Alvaro membentak dirinya,padahal ia hanya tanya saja. Dan sekarang Imel menangis lagi terus saja menangis setiap harinya

"Gue gak pernah mau nyakitin Lo tapi Lo sendiri yang minta gue buat nyakitin Lo" ucap Alvaro yang geram karena lagi-lagi Imel menangis

"Ma-maaf" cicit Imel

"Gue mau tidur dimana pun terserah gue. Dan satu hal yang harus Lo tau,gue gak suka orang yang banyak tanya" ucap Alvaro keluar dari kamar seraya membanting pintu kamar dengan kasar

Imel terisak,banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Apakah ia salah menanyakan hal itu? Kenapa Alvaro tidur di luar? Kenapa Alvaro membentaknya? Dan yang paling penting kenapa Alvaro berubah?

"Non??" Tiba-tiba bibi masuk kedalam kamar

Imel mengusap air matanya kasar,menatap bibi dengan mata yang sembab

"Maaf bibi lancang masuk kamar non,tapi itu di luar ada perempuan katanya mau ketemu pa Alvaro" ucap bibi dengan hati-hati

Imel mengerutkan keningnya bingung,siapa perempuan datang malem-malem
"Yaudah Imel keluar dulu bi"

Imel keluar dengan langkah tergesa-gesa,Imel menduga jika kakak tirinya yang datang

Dan ternyata dugaan Imel tak salah,Tasya dengan beraninya datang membawa koper besar entah apa tujuan Tasya datang namun perasaan Imel mulai tak enak

"Ngapain Lo?" Tanya Imel dengan sinis

"Gue mau nginep disini yaa? Soalnya kan besok udah ujian otomatis gue harus berangkat pagi biar gak telat" jawab Tasya yang masih bergelayutan manja di lengan Alvaro

"Gak! Gue gak izinin" ucap Imel yang mulai terpancing emosi

"Kok gitu sih? Kan rumah gue jauh dari sekolah,sedangkan rumah Lo deket dari sekolah jadi apa salahnya gue nginep disini?"

"Ya Lo kan bisa bangun lebih pagi biar gak telat,gitu aja kok repot" Imel semakin kesal dengan tingkah Tasya yang ingin menggoda Alvaro dengan alasan ujian

"Lagian kenapa sih kalo gue tinggal bareng sama Alvaro? Dia kan calon suami gue" jawab Tasya dengan geram,tak ingin usahanya kembali gagal

"Tasya Lo masuk aja,biar gue yang ngomong sama dia" Alvaro yang mulai jengah dengan perdebatan Tasya dan Imel pun ikut turun tangan untuk menengahinya

"Makasih sayang" ucap Tasya dengan nada manjanya,tak lupa pula ia mencium pipi Alvaro di depan mata Imel

Alvaro diam tak merespon apapun,Imel pun hanya diam berusaha menahan emosinya yang sudah sampai di ubun-ubun dan siap meledak saat itu juga

"Biarin Tasya nginep di sini" ucap Alvaro dengan nada tegasnya

"Gak akan" tegas Imel

"Lo gak boleh egois,nanti Lo juga bakal tinggal bareng sama Tasya. Ini biar Lo terbiasa" jawab Alvaro ketus,berjalan masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Imel yang sudah banjir air mata

"Ini rumah gue,kenapa mereka yang seenaknya?" Gumam Imel

*****

"Tasya" panggil Alvaro yang melihat Tasya masuk ke kamar Imel

"Al aku mau tidur disini" ucap Tasya dengan senyum sumringah

"Ini kamar Imel" jawab Alvaro yang kini memeluk Tasya dari belakang,kepalanya ia taruh di ceruk leher Tasya

"Tapi aku maunya disini Al" rengek Tasya

"Kita ke kamar yang lain aja" gumam Alvaro

"Aku tidur sama kamu yaa" bujuk Tasya,membalikkan tubuhnya dan mengalungkan tangan ke leher Alvaro. Alvaro menopang tubuh Tasya dengan mesranya

"Gue gak bisa,kasian Imel kalo tau kita tidur seranjang" jawab Alvaro lembut

Tasya menghela nafasnya kasar,menatap Alvaro sinis. Selalu saja Imel yang di utamakan
"Terus kamu tidur disini bareng dia?" Ketus Tasya

"Gak,gue tidur sendiri" jawab Alvaro semakin merapatkan tubuhnya dengan Tasya

"Tidur sama aku Alvaro!" Bentak Tasya

Alvaro menatap Tasya tajam,perempuan memang banyak maunya. Akhirnya Alvaro mengangguk pasrah,mengiyakan permintaan Tasya yang bisa menyakiti Imel
"Ayo keluar" ucap Alvaro seraya merangkul mesra Tasya

Tanpa mereka sadari,sedari tadi Imel memperhatikan adegan mesra Alvaro dengan Tasya. Dan Imel hanya bisa diam mematung tanpa mampu mengucapkan satu kata pun dari mulutnya

"Lo boleh tidur sekarang" ucap Alvaro tanpa berniat melepaskan rangkulannya. Tasya tersenyum licik,akhirnya ini yang Tasya tunggu-tunggu pikirnya

Imel hanya mengangguk patuh,tanpa berani membantah. Bahkan sekarang Imel tak berani menatap mata tajam milik Alvaro,ia hanya menunduk menatap lantai yang terasa sangat dingin di telapak kaki Imel

Alvaro dan Tasya melenggang pergi tanpa memperdulikan Imel sedikitpun. Sebenarnya Alvaro merasa kasihan dengan Imel karena harus melihat dan merasakan semua kejadian ini,tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah resiko yang harus di terima Imel karena memilih untuk tetap bertahan bersama Alvaro

Imel melangkah dengan gontai masuk kedalam kamar,membanting pintu kamar sekeras mungkin tak perduli jika pintu itu lepas atau rusak biarkan saja. Imel perlu melampiaskan segala emosinya

Lagi dan lagi Imel meneteskan air matanya,membanting dirinya ke kasur meluapkan segala amarahnya,kecewanya,sakit hatinya dengan air mata. Ah lemah sekali,setidaknya menangis bisa mengurangi rasa sakit yang ia rasa saat ini

Rasa kantuk mulai menghampiri Imel,ditambah matanya yang berat dan bengkak karena terlalu sering menangis. Hatinya pula yang selalu terluka,fisiknya yang tak terurus,lengkaplah sudah segala penderitaan Imelda Puspitasari

Dilain tempat ada pasangan yang tak terikat tali pernikahan sedang bermesraan dengan cara berpelukan satu sama lain mencari kehangatan. Ya Tasya dan Alvaro tidur bersama




TBC

hayy gaes!! Apa kabar? Maaf ya baru up lagi hehe

Ayo tunjukkan dukungan kalian ke author dengan cara komen+vote dan jangan lupa juga buat promosiin cerita ini ke teman-teman kalian yang lain yaa!!

Matur suwun🤗








Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang