Hari ini rencananya Imel dan Arland akan belanja perlengkapan untuk anak Imel.
Tak terasa ia akan segera melahirkan,Imel selalu membayangkan bahwa anaknya akan setampan Alvaro. Pasti anaknya akan jadi idola wanita sama seperti Alvaro,ah senangnya..
Sayangnya Imel tak lagi bersama Alvaro,semua harapannya dan angan-angan Imel pun pupus.Sambil menatap dirinya di cermin,perut yang semakin membesar,badan yang semakin melebar dan berisi,tak terlewat pula pipinya yang semakin chubby
"Nak maafin mamah ya.. mamah sayang banget sama kamu,mamah janji bakal bahagiain kamu terus semampu dan sekuat mamah ya" batin Imel seraya mengelus perutnyaTerlintas difikirkan Imel siapa yang akan mendampinginya ketika persalinan? Siapa yang ikut mengurus anaknya? Apakah Alvaro masih peduli dengan anaknya? Bagaimanapun ini anak Alvaro tandanya Alvaro harus bertanggungjawab penuh atasnya
Imel tak berani untuk menghubungi Alvaro,walaupun hanya sekedar memberi kabar tentang perkembangan anaknya rasanya pun sulit. Selain Imel menjaga perasaan kakak tirinya ia juga menjaga perasannya sendiri agar luka itu tak semakin menyakitkan
Ponsel Imel tiba-tiba berbunyi dan memperlihatkan nama Arland dilayar
Arland is calling📞
Dengan segera Imel menggeser tombol hijau
Hallo?
Gue udah di rumah Fika,lo udah siap belom?
Eh iya.. sebentar lagi
Arland langsung menutup telfonnya dan melanjutkan obrolan dengan bunda sambil menunggu Imel
"Gue udah cantik belom ya?" Batin Imel. Ya Tuhan kenapa Imel begitu gugup?
Sudahlah wanita itu cantik dengan porsinya masing-masing kok.
Akhirnya Imel keluar kamar dan menghampiri Arland yang tengah asik berbincang dengan bunda
"Wah Imel kamu cantik banget" puji bunda melihat Imel yang menawan dengan dress dibawah lututnya dan sepatu putihnya,serta wajah yang cantik tanpa makeup
"Ah bunda bikin Imel malu aja"
"Tapi bener kok emang lo cantik" sahut Arland yang terkagum-kagum melihat Imel
"Iya sampe pangeran kaos oblong gak kedip ngeliatnya" goda bunda yang membuat Arland tersipu malu
"Bundaa.." rengek Imel manja
"Kalian tuh mau kemana?" Tanya bunda yang penasaran pagi-pagi seperti ini mereka pergi kemana
"Mau belanja keperluan buat anaknya Imel bun" jawab Arland
"Oalah bunda kira Imel mau di bawa ketemu orang tua kamu Ar" si bunda nih emang hobi banget godain babang Arland
Imel sontak saja memelotokkan matanya kaget sedangkan Arland hanya diam membisu sambil menahan semburat merah di pipinya
"Hahaha.. bunda bercanda kali ah,kalian ini baperan banget dech" wah gak ada akhlak banget ya bund
Arland hanya menggelengkan kepalanya heran,emak sama anak sama aja gesreknya
"Bun saya sama Imel pamit dulu ya" ucap Arland dengan sopan"Aelah saya lagi,santuy aja kali bro ama gue mah" tegur bunda seraya menepuk pundak Arland pelan
"Imel pamit dulu ya bun,bunda mau titip apa?" Tanya Imel
"Iya ati-ati ya mel,titip pangeran kaos oblong aja" tuh kan bunda nih bikin Imel malu aja
Akhirnya Arland dan Imel pun pergi menuju pusat perbelanjaan.
Didalam mobil hanya ada lantunan musik yang membuat suasana semakin hangat,Arland yang sibuk dengan jalanan yang ramai lancar sedangkan Imel sibuk memikirkan ia akan membeli apa saja nanti
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Teen FictionAku adalah anak yang tidak pernah diinginkan. Kebahagiaan nampaknya tak ingin berpihak pada Imel,selalu saja sengsara itu datang di hidupnya. Imelda Puspitasari seorang anak haram. Akankah Imel bernasib sama seperti mamahnya? [ HANYA SEKEDAR INGIN,B...