berbagi

1.4K 76 14
                                    

Di pagi harinya saat sarapan pagi Imel mencoba menanyakan hal yang semalam ia dengar
"Hm Al.." panggil Imel.

"Iya sayang" jawab Alvaro yang sibuk menyantap nasi goreng buatan Imel

"Kamu putus sama Tasya?" Ucap imel secara spontan,tak tahan dengan rasa penasarannya.

Alvaro yang mendengar pertanyaan Imel pun menghentikan acara makannya dan menatap Imel tajam
"Kenapa tanya gitu?"

"Semalem kamu mabok terus nyebut namanya"

"Habis sarapan kita bicarain. Lanjutin makannya,Kasian anak gue kelaperan"

Imel mengangguk dan cepat-cepat menghabiskan sarapannya,Imel sangat penasaran jawaban yang akan Alvaro berikan

"Ayo jawab aku udah selesai" ucap Imel

Alvaro menarik tangan Imel untuk masuk ke dalam kamar
"Sini peluk" ucap Alvaro yang sebenarnya sedang mengumpulkan nyawa dan keberanian untuk mengatakan hal yang sebenarnya

Tak membantah imel pun ikut duduk di kasur dan menyenderkan kepalanya di dada bidang Alvaro

"Kandungan Lo udah berapa bulan?"

"Enam bulan,harusnya aku udah cek ke dokter liat perkembangannya dia" jawab Imel seraya mengelus perutnya

"Kapan mau cek?"

"Nunggu kamu gak sibuk"

"Tapi Lo tau sendiri gue udah kelas 12 lagi pusing banget mau ngadepin ujian"

"Semenjak aku hamil kamu gak pernah nganterin aku buat cek loh Al,apa kamu gak mau liat jagoan kecil kamu?"

"Iya nanti kalo gue ada waktu,tapi ada hal penting yang pengin gue sampein sama Lo.. gue rasa ini waktu yang tepat"

"Apa?"

"Kandungan Lo kan udah enam bulan tuh,tandanya tiga bulan lagi bakal lahir. Dan gue pengin cerai sama Lo,tapi Lo tenang aja masalah biaya hidup Lo sama anak gue nanti biar gue yang tanggung" ucap Alvaro selembut mungkin,berharap imel akan setuju

Imel hanya diam,tak merespon apapun yang di ucapkan Alvaro. Alvaro menalaknya? Kata cerai itu langsung menusuk tajam ke dalam hatinya,ya Tuhan sakit sekali rasanya.. tanpa sadar Imel pun meneteskan air matanya,begitu deras,tak sanggup lagi menahan kata cerai itu begitu menyakitkan

"Hust.. jangan nangis,gue tau pasti rasanya sakit banget tapi gue juga gak bisa pura-pura bahagia sama rumah tangga ini Mel,gue gak bisa ngilangin rasa cinta gue ke Tasya cinta gue besar buat Tasya,gue juga sakit banget kalo liat dia sama cowo lain Mel,gue sadar sekarang Mel gue cuma mau Tasya. Sorry gue udah nyakitin Lo dengan cara bajingan gue itu,gue hamilin Lo,dan gak mungkin juga kalo gue gak tanggung jawab mau taro dimana muka gue? Nama baik keluarga gue? Gue udah berkali-kali mikirin tentang hal ini Mel,dan tetep aja hati gue milih Tasya dan gue gak bisa jamin kalo Lo bahagia sama gue"

"Kenapa Al kenapa? Kamu gak cinta sama aku Al? Jadi kamu nikahin aku atas dasar tanggung jawab?" Ucap imel dengan air mata yang tak henti-hentinya jatuh dari mata indahnya

"Ya memang pada kenyataannya begitu Mel.." jawab Alvaro lirih

"Gak! Aku gak mau cerai! Gak mau!" Bentak Imel

"Lo harus berbagi"

"Maksudnya?"

"Gue mau nikahin Tasya"

Jlebb! Sakit! 

Dimadu? Seketika masalalu yang kelam itu terbayang,antara papah,mamah dan mamahnya Tasya. Namun posisinya berbeda,Imel yang menjadi istri pertama dan Tasya yang kedua. Dulu mamahnya lah yang jadi Istri kedua,dan mamahnya Tasya yang menjadi istri pertama. Kembali ke masalalu? Mengulang lagi,sama saja ia tak akan membuka lembaran baru di hidupnya,bayangan hidup bahagia bersama Alvaro dan anaknya nanti sirna,bagaimana ini? Imel harus apa? Imel tak akan mau di madu,Imel tak ingin anaknya merasakan apa yang ia rasa dulu,menjadi anak broken home yang sangat amat menyakitkan. Dan bagaimana jika nantinya Alvaro lebih memilih Tasya,menelantarkan anaknya dan dirinya sama persis seperti Andri memperlakukan Imel dan Anita.
"Aku gak mau dimadu Al" ucap Imel lirih

"Gue juga gak mau nyakitin Lo,apalagi Lo ibu dari darah daging gue. Makanya gue minta pisah karena gue yakin dengan Lo pisah sama gue Lo gak akan ngerasa sakit dan Lo juga bisa cari kebahagiaan Lo sendiri Mel. gue mungkin gak bisa bahagian Lo"

"Al.. kamu tau kan masalalu aku gimana? Aku gak mau itu terulang lagi Al"

"Kalo Lo tetep mau jadi Istri gue itu akan terulang lagi"

"Please pikirin sekali lagi,gimana nasib anak ini nanti? Pasti dia butuh kamu,dia butuh bimbingan dari kamu,dia pengen terus deket sama kamu dan dia juga pasti pengen punya keluarga yang utuh" dengan sekuat tenaga Imel mempertahankan rumah tangganya

"Dia gak akan kekurangan kasih sayang,gue yang bakal jamin kehidupannya" jawab Alvaro tegas

"Bulshit!! Dulu papah juga bilang gitu ke mamah,tapi setelah gue lahir semua ucapan papah cuma omong kosong! Gak ada buktinya cuma janji-janji manis. Nyatanya gue gak pernah hidup bahagia" ah sungguh masalalu yang kelam dan sadis

"Gue kasih waktu Lo selama tiga bulan buat mikirin hal ini. Setelah anak kita lahir Lo harus kasih jawabannya ke gue"

"Gak! Gak! Gue bakal berusaha bikin Lo jatuh cinta sama gue dan buat Lo ninggalin Tasya"

"Silahkan" jawab Alvaro santai,lalu merebahkan diri membelakangi Imel,rasa pusing efek alkohol itu masih melanda bahkan Alvaro pun tak tau berapa botol alkohol yang ia tenggak

Imel menatap punggung Alvaro nanar,mengapa Alvaro tega melakukan ini? Bahkan ia lebih memilih Tasya ketimbang ia dan anaknya. Dimadu? Tidak mungkin dan tidak akan pernah.
Imel tak akan pernah mengulang masalalu yang kejam itu,sudah cukup. Ia akan berusaha agar Alvaro mencintai dan menyayanginya,tak apa jika selama usahanya ia akan mendapatkan rasa sakit,demi anak apapun akan ia lakukan bahkan nyawa pun akan ia korbankan demi anaknya. Sebesar itu rasa sayang seorang ibu terhadap anaknya,bahkan dunia dan seisinya,jiwa raganya,harga dirinya rela diberikan untuk anak tercintanya


TBC

Gimana part ini? Cukup menguras emosi dan air mata yaa? Atau ceritanya kurang menarik? Harap komen ya:v

See you😉

#staysafe#covid19#dirumahaja


Brebes,JawaTengah,Indonesia

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang