Cinta tak pernah salah. Yang salah adalah pelakunya yang tak tau diri dan salah menempatkan cinta itu
________________________________________________________
Siang ini begitu panas,ditambah lagi ucapan Arland di mall tadi membuat Imel semakin panas. Benar-benar panas dan parahnya lagi Imel tak tau ia harus kemana sekarang,berjalan menyusuri trotoar yang banyak lubang dan asap kendaraan yang membuat bengek dan bisa mati mendadak.
Entah kemana langkah kaki ini,rasanya ia tak punya tujuan layaknya kehidupan yang ia jalani sekarang tak punya tujuan,tak punya tempat untuk pulang. Entahlah kapan ia akan temui bahagia,dengan siapa ia bahagia? Hanya Tuhan yang tau."Gak cape jalan kaki?" Suara itu tiba-tiba masuk kedalam telinga Imel membuat Imel harus melihat siapa yang berbicara dan ternyata laki-laki yang tadi mengungkapkan perasaanya dengan gamblang entah itu serius atau bercanda namun itulah yang menjadi alasan kenapa Imel kesal sekarang
"Biasa aja liatinnya. Gue tau kok kalo gue ganteng" ucap Arland di sertakan alis yang mengangkat seakan menggoda Imel
"Berisik Lo!" Bentak Imel
"Kalo gak mau naik yaudah gue tinggal" jawab Arland
"Kalo bukan karena anak gue,gue gak akan sudi naik mobil Lo" ucap Imel ketus, melangkah dengan kesal menuju pintu mobil sebelah kiri
"Gengsian Lo mah" jawab Arland ketika Imel sudah masuk dan duduk di sebelah Arland
"Banyak bacot ya Lo! Cepet anterin gue ke rumah sakit"
"Kenapa? Lo sakit?" Tanya Arland yang merubah nada suaranya dengan lembut
"CK! Gak usah sok perhatian deh geli gue dengernya" kesal Imel
"Aelah baperan banget sih Lo. Lagian mana mungkin gue suka sama cewe modelan kaya Lo,bukan tipe gue banget sorry" ucap Arland seraya mengalihkan pandangannya dari Imel semoga saja Imel tak melihat air mata yang menetes tanpa izin dari mata tajam yang Arland miliki
"Terus maksud Lo yang tadi apa?"
"Yang mana?" Tanya Arland yang pura-pura tak paham dengan apa yang Imel bicarakan
"Yang katanya Lo naksir gue"
"Emang iya? Masa sih gue bilang kaya gitu?" Jawab Arland terkekeh
"CK! Terserah Lo deh kambing" Imel membuang wajahnya menatap ke arah jendela,jengah sendiri ia menghadapi Arland
"Btw ngapain Lo ke rumah sakit?"
"Ngecek kandungan" jawab Imel seraya mengelus perutnya
"Baru di cek?"
"Iya,Alvaro sibuk terus gak sempet nemenin gue cek"
"Lain kali kalo Lo butuh apa-apa bilang ke gue.Gue kan temen Lo" gak papa ya Arland,untuk saat ini jadi temen dulu nanti jadi suami Imel sampe bangkotan
Imel hanya mengangguk mengerti
"Tidur aja,macet soalnya" tanpa aba-aba Arland mendekat ke kursi Imel,sedikit menurunkannya agar Imel merasa nyaman tidurnya.
Mata mereka bertemu,karena posisinya Arland sangat dekat dengan Imel bahkan Imel dapat merasakan hembusan nafas Arland."Kenapa jantung gue selalu dugem kalo di deket Lo" batin Arland
"Sorry Ar" ucap Imel mendorong pelan tubuh Arland agar sedikit menjauh darinya
*****
"Mel bangun" ucap Arland sambil menepuk pipi Imel pelan
"Engghh.. udah sampe?" Keluh Imel
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Teen FictionAku adalah anak yang tidak pernah diinginkan. Kebahagiaan nampaknya tak ingin berpihak pada Imel,selalu saja sengsara itu datang di hidupnya. Imelda Puspitasari seorang anak haram. Akankah Imel bernasib sama seperti mamahnya? [ HANYA SEKEDAR INGIN,B...