keputusan

943 76 19
                                    

Hingga larut malam Imel hanya berdiri di depan pintu rumahnya. Rasanya berat sekali untuk masuk kedalam,padahal Arland telah menawarkan Imel untuk tinggal sementara di apartemennya namun Imel menolak karena ia tak ingin terus menerus merepotkan Arland.

Hidupnya kini terasa hampa,orang-orang yang di sayangnya pergi meninggalkannya,Imel di tinggal mamah,tidak diperdulikan oleh papahnya dan sekarang laki-laki yang menjadi harapan satu-satunya Imel pun menghianatinya. Kurang apalagi penderitaan Imel?
Lalu untuk apa Imel tetap hidup di dunia ini?

Imel kehilangan arah hidupnya, sedangkan Imel mempunyai tanggungjawab untuk membesarkan anaknya.
Bagaimana ini? Apakah Imel harus melanjutkan hidupnya tanpa tujuan,tanpa seorang pendamping? Tuhan tolong Imel

Ketika Imel larut dalam fikirannya sendiri,tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. Sontak saja Imel menatap siapa yang menepuk pundaknya, ternyata Fika dengan senyum manisnya.

"Lo ngapain duduk disini? Kenapa gak masuk?" Tanya Fika yang menatap Imel heran

"Lo ngapain disini?" Jawab Imel dengan suara terbata-bata

"Gue udah tau semuanya. Arland udah cerita tentang Lo" jawab Fika

Imel menatap Fika dalam,dan tiba-tiba Imel memeluk Fika begitu kuat seakan ingin memberi tahu Fika yang ia rasakan saat ini.
Imel menangis kencang dan menumpahkan segala keluh kesahnya,Imel tak tahan lagi.

Fika menenangkan Imel dengan mengelus punggung Imel
"Udah jangan nangis,gue yakin ini jalan yang terbaik buat Lo" ucap Fika lembut

"Gue udah berusaha Fik buat pertahanin rumah tangga gue,tapi gue gak ngerti kenapa jadi kaya gini Fik.." rintih Imel

"Jadi Lo tetep mau bertahan sama cowo brengsek kaya dia?" Fika mulai menggunakan nada tingginya

"Iya Fik demi anak gue" lirih Imel

"Heh Lo jangan jadi goblok gini dong,kenapa Lo sekarang lemah banget sih Mel? Gue gak kenal Imel yang sekarang! Dipake otak Lo! Jangan pake perasaan! Mikir gimana nasib Lo kedepannya kalo Lo tetep bertahan sama Alvaro ngerti gak?!"

"Terus gimana sama nasib anak gue?! Apa Lo tega liat ponakan Lo gak dapet kasih sayang dari bapaknya? Sekarang yang harus mikir Lo atau gue?!" Balas Imel dengan emosi dan isak tangisnya

"Dengerin gue sekali ini aja Mel! Lo sama anak Lo masih ada gue,masih ada Arland. Gue janji bakal selalu ada buat Lo,please Mel gue gak mau Lo ngerasain hal yang sama kaya nyokap Lo. Gue takut anak Lo jadi korban kaya Lo dulu mel" Fika terus berusaha menyakinkan Imel

Imel hanya terdiam mendengar perkataan Fika yang ia rasa benar.

"Sekarang Lo ikut gue aja,Lo tinggal sama gue." Perintah Fika

"Tapi Fik gu-gue.."

"Gak ada penolakan ya!" Dengan cepat Fika menarik Imel untuk ikut dengannya

*****

Setelah sampai di rumah Fika Imel di sambut oleh orang tua Fika. Fika termasuk beruntung karena memiliki keluarga yang harmonis dan menyenangkan

Imel tersenyum ramah ke bunda Fika dan memeluknya erat
"Tante Imel kangen" ucap Imel dengan manja

"Ish kamu ini manggil tante terus,panggil bunda dong biar sama kaya Fika"

Mata Imel berkaca-kaca mendengar ucapan bunda. Imel mengangguk senang
"Iya bunda"

Akhirnya Imel masuk ke dalam rumah Fika bersama bunda dan Fika
Imel duduk dimeja makan,sedangkan bunda sibuk menyendokan nasi dan lauk untuk Fika dan Imel

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang